bagian 1

6 0 0
                                    

Kali kedua aku menulis cerita....

Awalnya ragu untuk memosting cerita yang gak jelas seperti ini...

Semoga saja ada yang menyukai cerita ini....

***

Seorang remaja berlari dilorong-lorong perumahan. Wajahnya tidak terserat rasa takut atau panik malah sebaliknya, dia tersenyum, tertawa senang. Seperti tidak ada beban. Bajunya urak-urakan, seragam yang awalnya putih bersih sekarang sudah kusut dan kotor.

Sudah lelah berlari, dia bersembunyi di balik tong sampah besar. Seperti biasa dia akan selamat, namun. Sampainya di rumah. Dia akan dimarahi, di omeli dan tentunya akan di ancam semua aset berharganya disita.

"Bangsat, kita kehilangan dia lagi." Ujar salah satu orang yang mengejar lelaki tadi. Sama dengan dia. Penampilan mereka juga tidak jauh beda dari lelaki yang sedang mereka cari tadi.

"Cabut ajalah."

Lelaki itu menyembulkan kepalanya ketika sudah tidak mendengar ocehan mereka yang tadi mengejarnya. Dia kemudian keluar dari tempat persembunyiannya. Sebelum pulang. Dia merapikan penampilannya terlebih dahulu. Seragamnya dimasukkan, dasi dirapikan dan jangan lupa ramputnya disisir kebelakang. Terlihat sempurna. Dimata kaum Gadis.

"Tawuran lagi?." Belum juga dia menyapa udah di suguhi pertanyaan saja.

Sekarang dia sudah berada dirumah, padahal sebelum balik, dirinya sudah merapikan diri, agar terlihat lebih sopan dan dianggap anak teladan, namun. Sama saja, semua sia-sia.

"Jake, kamu denger apa kata ayah. Gak!?."

Lelaki yang bernama Jake Xavier Lee tak menjawab ucapan sang ayah Lee Dozan. Dia hanya menatap sekeliling rumah dengan wajah malas. Dirumah ini. Jake menjunjung tinggi bahwa anak Bungsu adalah raja, yang harus diperlakukan sebaik mungkin.

"Besok, kedua abang kamu datang. Mereka akan menetap disini dan sekolah juga disini." Jake melihat kearah ayahnya, tidak salah dengarkan?. Abang posessifnya kembali?. Wajah Dozan juga terlihat sangat lelah mengurus satu anaknya ini.

Tamatlah riwayat Jake.

Sudah hampir 5 tahun dia tidak pernah melihat kedua abang kembaranya itu. Jangankan melihat, mendengar kabar mereka saja, Jake merasa ada hawa-hawa tidak mengenakan dari keduanya. Sifat Jake dan kedua kakaknya jauh sangat berbeda. Kalau Jake suka tawuran maka beda dengan kedua kakaknya. Mereka lebih suka kedamaian. Sifatnya memang tidak sepenuhnya sama. Ada kalahnya mereka berbeda pendapat. Apalagi terkait adik Bungsunya itu.

"Mereka pindah lagi? Kirain udah jadi warga Korea." Celetuk Jake.

Silsilah keluarga jake sedikit rumit. Ayah dan ibunya memiliki latar keluarga yang berbeda. Ayahnya Lee Dozan merupakan campuran korea-indonesia, sedangkan sang ibu Tiffany Hwang memiliki darah campuran Australia-korea.

Lee Dozan sudah tinggal dan menetap di Indonesia semenjak menikah dengan Tiffany. Perusahaan utama juga berada di indonesia. Jadi ada alasannya mereka menetap disini.

"Selamat menikmati kehidupan disangkar." Dozan menepuk pelan pundak anaknya. Dozan tau bahwa kedua Putra kembarnya sangat menyayangi adik mereka. Tapi bagi Jake. Ini adalah Neraka dunia.

Jake merasa pening kepala, kehidupan bebasnya sebentar lagi akan tinggal kenangan. Tiffany yang duduk tak jauh dari kedua ayah dan anak itu menutup mulutnya untuk meredakan tawanya.

"Bunda, ketawa aja terus. Senang lihat anaknya tersiksa." Kesal Jake, Bunda dan ayahnya itu memang ditakdirkan berjodoh. Senang sekali melihat jake disakiti. Jake terlalu mendramatis keadaan.

The Sibling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang