L

473 75 15
                                    










Suasana hati Chanyeol pagi itu sangat bagus. Dia menyapa semua pegawainya, juga Kai dengan senyuman yang merekah sempurna seperti bunga baru mekar. Membuat suasana kantor pagi itu menjadi lebih cerah. Bos tampan mereka menyapa dengan senyuman manisnya ditambah lesung pipi yang ikut menambah indah rupanya.

"Suasana hatimu sedang sangat baik ya, Hyung? Ada apa?" tanya Kai.

"Yup. Aku sangat senang karena aku akan menjadi seorang ayah."

"Wah, selamat Hyung!"

Chanyeol mengangguk senang, "Oh iya, tolong panggilkan Oh Sehun dari Strategi dan kreatif menemuiku di atap."

"Ne!?"

"Sudah panggilkan saja."

"Baiklah," Kai keluar ruangan melaksanakan permintaan bosnya.

Chanyeol juga ikut keluar pergi menuju atap.

Tak lama, pria yang ia tunggu datang dengan membawakan secangkir kopi untuknya dan satu lagi untuk dirinya sendiri.

"Aku tidak meminta ya." ujar Chanyeol.

Sehun tersenyum simpul, "lebih enak berbicara sambil minum." balasnya.

Chanyeol memperhatikan wajah pria disampingnya sambil menyeruput kopinya sebentar, "wajahmu baik-baik saja," ujarnya.

"Pukulanmu tidak seberapa dibandingkan pukulan yang kau berikan pada hatinya Wendy."

"Iya, aku tahu. Jadi, aku minta maaf karena telah memukulmu."

"Tidak masalah, aku sudah memaafkanmu. Itu juga salahku terlalu dekat dengan istri orang. Jangan salah paham lagi padanya, kita hanya sahabat."

"Hmm, baiklah. Dan hubungan kami juga sudah membaik,"

"Kau juga sudah menerima anak itu?"

"Tentu saja, dia anakku."

Sehun tertawa kecil, "senang mendengarnya."

Mereka diam sebentar menyeruput kopi mereka masing-masing.

"Kalian sangat dekat, ya?" tanya Chanyeol.

"Sebenarnya, aku pernah menyukainya."

Chanyeol melirik tajam pada lawan bicaranya, sedangkan pria itu malah terkekeh.

"Wendy adalah wanita yang sangat baik. Banyak pria menyukainya dulu dan aku termasuk. Siapa juga yang tidak akan menyukai gadis cantik nan baik hati seperti dia?" jelas Sehun.

Chanyeol kembali menatap ke depan.

"Tapi pria beruntung yang bisa memilikinya hanya kau. Bahkan tanpa kau berusaha sedikitpun." Sehun melirik pada Chanyeol yang kini tersenyum bangga pada dirinya sendiri.

"Jika para penggemar Wendy tahu tentang hal ini. Mereka pasti mengamuk." lanjut Sehun.

"Para penggemar?" Chanyeol seakan terkejut mendengar hal itu.

"Kau tidak tahu ya? Dia punya fansclub sendiri."

"Hah!? Yang benar. Seterkenal itu dia?"

Sehun mengangguk, "kita membuatnya sewaktu SMA" ia tertawa.

Chanyeol menatap tak percaya. Dia juga termasuk golongan manusia terkenal sewaktu sekolah, apalagi dia tampan dan pintar sudah begitu terlahir dengan sendok emas. Tapi tidak sampai memiliki fansclub. Atau mungkin ada tapi dia tidak tahu?

"Boleh aku cerita sesuatu?" tanya Sehun.

"Kau sudah bercerita sedari tadi," balas Chanyeol.

"Maksudku lebih banyak lagi,"

BLOOMING [Wenyeol Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang