Chap 1

46 7 1
                                    

[ warning! cerita ini mungkin dapat membuat anda tertawa, sedih, senang, kesal, dan kelaparan ]

.
.
.

Seorang anak lelaki duduk di meja makan sederhana dengan kulit tepung dan isian pangsit. Ya, anak itu sedang membuat pangsit untuk tahun baru China 2012. Sesekali matanya tidak fokus pada calon pangsitnya, tetapi pada laptop yang menampilkan film bajakan Kiamat 2012 di sisi lain meja makan.

Tiba-tiba seorang anak perempuan keluar dari kamar dan membawa buku novel yang akhir-akhir ini sedang ia baca.

"Xing ge, aku sudah membaca bab akhir dari novel terbaruku!"

"M-hm," jawab anak lelaki yang memiliki nama Jiang Xing itu. Dia terlalu fokus dengan film dan pangsit ditangannya.

"GE!" akan tetapi anak perempuan yang tak lain sang adik, Jiang Hua, menghentikan filmnya dan menatap sang kakak lelaki dengan tatapan anak anjing.

"Aih, kamu tidak lihat aku sedang menonton dan membuat pangsit? Lihat, sudah tidak membantu, masih juga menganggu!"

Jiang Xing yang kesal menatap adiknya buruk. Sayangnya tatapan anak anjing Jiang Hua ditambahi kilauan mata seperti hendak menangis membuat Jiang Xing berhenti.

"Oke, Xiao Hua, katakan apa maumu?"

Sang kakak lelaki mengalah, menurunkan wajah kesalnya menjadi tak berdaya. Perbedaan umur mereka hanya 4 tahun tetapi Jiang Xing merasa ia sudah seperti Ayah Jiang.

"Aku ingin menceritakan isi Novelku, kau ingin berbagi seperti biasanya~"

"Dengan syarat, bantu gege menyelesaikan ini sebelum kakak perempuanmu pulang."

Jiang Hua sebenarnya tidak mau membantu hal seperti ini, akan tetapi dia memiliki hobi menceritakan isi novelnya pada sang kakak. Dia tidak tahan.

Pada akhirnya, kakak beradik itu membuat pangsit sembari mendengarkan isi cerita novel yang dibaca Jiang Hua.

"Tokoh utama pria kedua memiliki seorang adik yang namanya persis sepertimu, hahahaha, ini yang membuatku tidak tahan ingin bercerita! Dia hanya umpan meriam, dia keluar selama beberapa bab tetapi tidak terlalu berguna. Dia digambarkan tidak cantik, tapi menurutku dia lucu. Dia mengganggu tokoh utama protagonis wanita dan dikirim kakaknya keluar negri, lol."

"Kau sangat bangga kakakmu hanya umpan meriam? Jika aku jadi dia, aku hanya akan fokus pada makanan di restoran kakaknya Jiang Chen dan mencintai makanannya saja."

"Ah, ini sangat Jiang Xing Ge yang kukenal." Jiang Hua menggelengkan kepalanya. Isi kepala kakak nya hanyalah makan, makan, dan makan. Lihat pipi gembil itu, dia seperti masih memiliki pipi bayi dan terlihat seumuran dengannya.

Jiang Xing tidak gemuk, tetapi cukup berisi karena hobi makannya. Pantas saja dia tidak punya pacar di umurnya yang ke 19, dia pasti adik kecil¹ di kelas.

Setelah itu, Jiang Hua menyelesaikan ceritanya.

"Jika aku tokoh utamanya, itu akan lebih menarik," celetuk Jiang Xing

"Oh, aku yakin itu bukan menjadi novel romansa tetapi novel kuliner."

"Wow, Xiao Hua sudah sangat mengerti Xing Ge nya."

Tak lama setelah itu, seorang perempuan berbaju resmi masuk dari pintu dan menampilkan wajah lelah.

"Ahhh, Xiao Hua, bantu Jie mu memijit."

Walaupun keluarga Jiang kini hanya terdiri dari 3 bersaudara, mereka sangat rukun dan membantu satu sama lain. Ibu dan Ayah mereka sudah pergi lebih dulu, memaksa 3 bersaudara ini lebih hidup mandiri. Beruntung Jiang Yu, sang kakak pertama segera lulus dan bekerja. Jiang Xing juga mendapat beasiswa di universitas terdekat. Sedangkan si bungsu, baru saja menginjak bangku SMA.

My Favorite DishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang