1. Kebetulan. Takdir.

442 23 10
                                    

Lee Haechan, anak laki - laki berusia 16 tahun itu tengah menatap begitu serius pada layar komputer di bilik nomor 5 disalah satu warung internet di dekat sekolahnya. Dia tidak sedang bermain game dan tentu saja dia tidak sedang mendengarkan ceramah agama atau pelajaran. Mata bulat Haechan menatap serius pada sebuah situs yang menawarkan sebuah 'pekerjaan' sampingan dengan bayaran tinggi.

Haechan ragu. Dia tahu tidak seharusnya dia menjual diri seperti niatnya saat ini. Tapi... dia berbohong pada dirinya sendiri jika masih bisa bertahan di lingkungan mengerikan di sekolahnya. Tentu saja dia tidak menyalahkan diri sendiri karena mendapat beasiswa di SMA Seungri tempatnya bersekolah saat ini. Siapa memangnya yang tidak mau bersekolah di Akademi paling mahal, paling bergengsi dan paling baik di negaranya ini. Yang kemudian menjadi masalah adalah, presentase murid beasiswa yang hanya 1% dari keseluruhan siswa di Akademi Seungri membuatnya harus melihat kehidupan yang sangat berbeda dengannya. Dia tidak siap dan mungkiin akan selamanya tidak siap melihat anak berusia 16 tahun memakai jam tangan seharga ratusan juta bahkan milyaran. Sementara dirinya... Haechan menatap pada jam tangan miliknya - seharga 100 ribu won - dan sudah mulai terlihat sangat burik.

Hal yang membuat hidup Haechan semakin berat adalah, dia yatim piatu, berbeda dengan murid di Akademi Seungri yang memiliki orangtua super kaya raya, mereka meminta apapun akan langsung dituruti. Sementara Haechan, orangtua saja tidak punya mau pada siapa dia meminta.

Karena hal - hal itulah, Haechan nekat menggerakkan jari jemarinya untuk mengetik sebuah percakapan pada seorang laki - laki yang identitasnya di sembunyikan namun tertulis jelas jika ia sedang mencari seorang baby sugar untuk memuaskan hasrat. Haechan sudah tidak bisa berfikir jernih dan ia mengakuinya. Haechan memulai percakapan pada kolom chat pribadi meski dengan canggung dan perasaan takut.

Pudu : hello... aku tertarik untuk menjadi babby sugarmu.

Haechan menunggu dengan perasaan tidak menentu. Ia berharap segera dibalas tapi takut juga dengan balasan yang akan muncul. Bagaimana kalau dia ditolak? Mengingat dia yang tidak terlalu tampan, tidak seksi, agak bulat gendut begini. Haechan pusing sendiri ketika menyadari banyak kekurangan pada dirinya ini.

Haechan terkejut sendiri ketika mendengar suara dari notifikasi chat dibalas. Ia menatap kearah kolom chat dengan rasa penasaran dan jantung berdebar kencang.

Mr.Y : kirimkan aku fotomu dulu.

Haechan mengambil handphonenya, membuka galeri dan memilih - milih cukup lama pada foto dirinya sendiri yang akan ia kirimkan. Ketika ia menemukan foto yang dianggapnya paling bagus, Haechan mengirimkan ke komputer dan mengirimkan pada calon daddy sugarnya ini dengan chat singkat darinya.

Pudu : Maaf... aku tidak terlalu manis atau tampan.

Haechan cukup takut dan was - was ketika tidak segera menerima balasan. Jangan - jangan dia memang tidak semenarik itu bahkan untuk dijadikan sebagai 'teman tidur' saja. Pantas saja dia masih jomblo sampai detik ini. Menyedihkan memang hidupnya ini, tidak ada yang menginginkannya.

Suara notifikasi kembali membuatnya terkejut. Haechan menegakkan tubuhnya dan melihat kedalam kolom chat.

Mr.Y : Datang ke Hotel King besok, kamar nomor 202. Kita bicarakan uang dan hadiah untukmu disana. Deal?

Senyuman Haechan tercipta lebar, ia mengetik balasan dengan cepat.

Pudu : deal.

@@@@@

Mark Lee tahu.

Mark Lee sadar.

Dia memang ingin menjadi polisi dan dia memang ingin masuk ke divisi kriminal berat. Dia yang menolak masuk ke divisi lalu lintas atau kejahatan ringan karena dirasa kurang keren. Tapi... melihat 3 kepala manusia berjejer di lemari pendingin yang ada dihadapannya ini, perutnya terasa mual. Dia baru berusia 25 tahun, tahun ini dan sudah harus melihat hal - hal mengerikan seperti ini.

Takdir?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang