07. Jajar Tiga

19.4K 1.8K 544
                                        

Chel mengulet kecil, tubuh mungilnya meringkuk di balik selimut tebal dan juga dekapan tangan kekar yang melingkar di perutnya. Tanpa sadar ia mendusal di dada bidang seseorang yang tak tertutup helaian benang. Dengan perlahan Chel membuka mata merasakan terpaan napas panas di wajah.

"Euhggg, om Dahen?" Chel mengerjapkan mata berkali-kali, melihat Dahen tertidur pulas di sampingnya.

Baru saja ingin membangunkan Dahen dan bertanya mengapa mereka berada di sini, Chel merasakan tidak enak di bagian di perutnya.

Dengan terburu-buru Chel segera bangun untuk menuju kamar mandi, perutnya mengeluarkan alkohol semalam, Chel bukan orang yang kuat dengan alkohol, ia baru pertama kali mencoba alkohol  semalam. Jika tidak ada Dahen menemani dirinya memasuki Club mungkin Chel tidak akan pernah berani untuk menginjakkan kaki di tempat haram itu.

"Om." Chel membangunkan Dahen dengan menarik selimut yang menutupi tubuh laki-laki itu.

Tidak mendapat respon apapun dari Dahen membuat Chel kembali membaringkan tubuh, kepalanya pening.
Ia mengingat dirinya yang mabuk semalam, pakaian yang di pakai semalam masih melekat di tubuhnya, berarti Chel tidak melakukan hal aneh dan artinya aman.

Chel membalikan tubuh untuk melihat Dahen, matanya melotot melihat dada bidang Dahen yang terpajang. Pemandangan pagi sangat amat menyejukkan mata, namun tanda merah di tubuh laki-laki itu menjadi pusat perhatian Chel saat itu juga.

"OM DAHEN!!"

"Hm?" Dahen hanya merubah posisi kepalanya saja. Matanya masih tertutup rapat.

Mendengar dering ponsel Dahen yang berada di dekat pinggang laki-laki itu membuat Chel dengan segera mengambilnya. Nama Oliv tertulis di sana, Chel tanpa ragu langsung menjawab.

"Kenapa?" Tanya Chel tanpa basa-basi.

Oliv di seberang sana sedikit terkesiap mendengar suara Chel, kemana Dahen sampai-sampai ponselnya di pegang oleh gadis itu.

"Di mana?" Tak ingin kalah dari Chel, Oliv mengeluarkan nada juteknya.

"Chel sama Om Dahen masih di club semalam."

"Kalian ngeroom?!"

"Iya begitu." Jawabnya enteng

"Ngapain aja!?"

"Enak-enak, emangnya mau ngapain lagi?" Setelah mengucapkan kalimat tersebut Chel menutup mulut berusaha untuk tidak tertawa agar rencananya tak gagal

"Inget ya lo masih bocah, ga cocok sama Dahen!"

"Kepala Chel masih pusing, jangan banyak bicara, nanti siang kita balik ke hotel, mau lanjut dulu."

"Anji-"

Setelah Chel mematikan sambungan ia tertawa keras mendengar umpatan Oliv yang langsung terpotong. Seru juga mengerjai Oliv, wanita itu sangat cemburuan sekali padahal Dahen bukan miliknya.

"Ada apa, Chel?" Tanya Dahen sembari menguap kecil, ia megganti posisi menghadap ke Chel yang masih cekikan tak jelas, Dahen mengerutkan kening melihat ponselnya di tangan gadis itu.

"Gak apa om, maaf ya Chel angkat telpon dari mba Oliv." Chel mengembalikan ponsel tersebut ke Dahen yang langsung di ambil olehnya dengan mengangguk pelan, wajah bangun tidurnya ia usap kemudian bangun berniat untuk membasuh wajah sebelum kembali ke hotel.

"Semalam kita ngapain aja om?"

Dahen duduk di tepi ranjang kemudian melihat ke arah Chel. Ia baru sadar jika mereka semalam tidur satu ranjang, terlintas wajah Vodka menghantui kepalanya jika laki-laki itu tahu apa yang di lakukan dirinya dan Chel.

BABY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang