Emeralda's.

607 20 0
                                    

Rexi mengelus perutnya, ia tak tahu harus berbuat apa, ia ingin menceritakannya kepada Vando ataupun Jane, tapi ia takut mereka berdua malah menjauhinya.

Dua bulan dan ia belum memberitahu Oka, ia belum siap mendengar apa yang akan Oka putuskan tentang janin yang berada didalam kandungannya, ia takut lelaki itu menyuruhnya menggugurkan darah dagingnya sendiri. Tiba-tiba tangan Rexi mengambil Iphone-nya yang berada diatas meja.

"Oka lo dimana?"

"Kenapa emang?"

"Bisa ketemu?"

"Gue sibuk"

"Bentar aja. Penting"

"Kenapa sih Rex?"

"Tentang kita, tentang dia"

"Oke. Kedai CnC jam 4 sore"

---

Wena seorang perempuan paruh baya berdiri didepan pintu anak semata wayangnya, sudah genap satu bulan anaknya jarang keluar kamar. Gadisnya itu hanya keluar kamar untuk makan dan berangkat sekolah, ia tak tahu apa masalah yang sedang menimpa gadisnya hingga jarang keluar kamar, bahkan ia sudah tak pernah melihat keceriaan gadisnya itu.

Wena mengetuk pintu dan masuk kedalam kamar anak gadisnya, ia tersenyum sekaligus sedih melihat anaknya sedang berada diteras kamarnya, entah apa yang dipikirkannya sampai-sampai tak sadar jika Wena sudah masuk ke dalam kamarnya.

"Rexi" yang dipanggil tak menyahut dan tetap menatap lurus kedepan. "Rexi" panggilnya sekali lagi, tapi hasilnya nihil, anak gadisnya tetap tak menyahut.

"Sayang" Wena menepuk pundak anak gadisnya pelan. Rexi menoleh "Mama? Kok nggak ngetuk pintu dulu sih?".

"Mama udah ngetuk sayang, tapi kamu nggak nyahut jadi mama langsung masuk. Kamu juga mama panggilin dari tadi cuman bengong aja." Rexi hanya terdiam.

"Kamu kenapa sayang? Ada masalah? Kamu bisa cerita ke mama." Imbuhnya dan lagi-lagi Rexi hanya terdiam.

"Sayang kamu jangan gini dong, mama jadi sedih kalo kamu kayak gini."

"Rexi nggak apa-apa kok mah, lagi pusing aja, tugas disekolah juga numpuk." dustanya.

"Yaudah kalo kamu belum mau cerita, mama tunggu sampai kamu mau cerita ke mama. Mama sayang kamu Rexi." Wena memeluk tubuh Rexi erat seakan menyalurkan dukungan dan kasih sayang darinya untuk anak gadis yang sekarang sudah beranjak semakin dewasa.

---

Pukul 15.30, Rexi segera keluar rumah dan menaiki mobilnya. Ia tak ingin terlambat kali ini.

Rexi melihat jam yang melilit pergelangan tangannya. Tepat waktu 16.00, 30 menit perjalanan dengan keadaan macet dimana-mana. Rexi mengedarkan pandangannya dan menangkap sosok yang dicarinya, Oka.

"Ka?"

"Hai Rex"

"Udah lama?"

"Barusan dateng. Gue udah pesenin."

"Makasih."

"Jadi?"

"Positif ka."

"Lo nggak bercanda kan Rex?"

"Enggak Oka, gue udah test pake testpack, dan rencananya gue mau ngecek kerumah sakit."

Pesanan yang Oka pesan datang dan mereka berdua menunda sebentar apa yang sedang mereka bicarakan.

"Lo gila? Rumah sakit?"

"Gue ngerti kekhawatiran lo, ini bukan rumah sakit yang biasanya keluarga gue datengin, ini tempat lain."

The GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang