prolog

11.8K 609 23
                                    

warning: 17+ karena pembunuhan dan tirani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

warning: 17+ karena pembunuhan dan tirani.

prolog

***

Pedang perak bertatakan permata merah itu terus menebas tubuh bernyawa tanpa henti. Puluhan tubuh langsung tergeletak bermandikan darah merah yang terus mengalir di atas lantai putih yang dingin.

Sinar luna diam-diam menyelinap dari kisi-kisi jendela sehingga menyinari tragedi mengerikan di ruang tamu Mansion Marquis.

Iris mata yang bertatakan safir menyorot dingin ketika tangannya terus menebas tubuh para pengawal. Sorot yang menimbulkan sensasi merinding di tubuh itu akan langsung membuat seseorang langsung bertekuk lutut tanpa perlu diberi tahu.

Pakaiannya yang berwarna putih dan emas,
kotor oleh noda darah yang terciprat padanya. Pipinya yang diwarnai merah, tambah membuat dirinya yang berdarah dingin terlihat menyeramkan.

"To-Tolong ampuni saya, Yang Mulia Raja Allan! Saya bersalah!"

Satu-satunya pria paruh baya yang belum dibunuh, memohon hidupnya diampuni sambil bersujud. Dahinya benar-benar menyentuh lantai yang basah karena darah, sementara mulutnya berkomat-kamit memohon ampun.

Tidak memberikan kesempatan lagi, pedang perak langsung memenggal pria itu. Darah mengalir deras. Namun, sorot pria itu tetap sama dinginnya.

Pedang perak dimasukkan ke dalam sarung. Kemudian dia berbalik, irisnya langsung menyorot seorang gadis yang mengenakan jubah putih dengan lambang Kerajaan Teratia.

"Helia," panggil pria itu, menghampiri gadis yang dia panggil.

Gadis itu, Helia, menurunkan tudung jubah dan tersenyum hangat.

"Yang Mulia Allan," balas Helia. "Apa Anda sudah selesai?"

Pria itu, Raja Allan, mendengus. "Aku sudah membereskan pengkhianat sialan ini. Dan berhenti bicara formal padaku."

Langkah pria itu membawanya keluar dari ruangan. Mansion keluarga Marquis sudah selesai dibantai. Mereka dituduh sebagai pengkhianat yang memberikan informasi diam-diam kepada musuh Kerajaan Teratia.

Dan Yang Mulia Raja Allan sendiri yang berbaik hati untuk datang menghukum keluarga Marquis. Sekalian menjadi pelajaran bagi para bangsawan lain untuk memikirkan kembali tindakan mereka.

Helia terkekeh kecil, kemudian mengikuti langkah Allan.

"Iya, iya. Apa yang kamu mau untuk makan malam hari ini?" tanya Helia.

Allan menghentikan langkahnya, kemudian menyeringai sambil menatap Helia. "Apa pun yang kamu buat."

Allan melanjutkan langkahnya.

Sementara Helia menggigit bibir bawahnya.

Jantungnya berdegup kencang. Dia lagi-lagi merasa kalau ada kupu-kupu yang beterbangan di perutnya, membuat dia merasa geli. Perasaannya membuncah dengan rasa senang. Dan sesuatu di dalamnya berteriak untuk segera merengkuh tubuh Allan ke dalam pelukannya.

Dan hal itu jelas membuat Helia gila soal kenyataan kalau dia, Helia Scarlett Floral, jatuh cinta pada Allan Edelbert Teratia.

end, prolog

sudut penulis:

update suka-suka.

panggil aku Luna, not my real name tho, hahah.

aku adalah penulis ramah yang suka balasin komentar pembaca, kalau ga dibales berarti udah lama banget karena ntar saya disangka aneh balesin komentar lama 🙏 kemungkinan lainnya juga kalau komentar kalian ga ketahuan dan gaada di notifikasi aku

setelah sekian lama baca manhwa dan novel historical, akhirnya aku memutuskan untuk buat satu. kesamaan nama tempat, tokoh, latar, dan alur tidak disengaja karena ini karya asli.

dan tolong kasih tau aku kalau aku buat kesalahan di dalam novel ini. perkiraan panjang chapter sekitar kurang lebih 30, bisa lebih dan kurang.

13 Mar 2022

END | Look at Me, Your Majesty! [E-book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang