two
just the two of us
***
"Ini pekerjaanmu untuk hari ini." Helia meletakkan puluhan dokumen baru di atas meja.
Hal itu membuat Allan berdecih sinis, sebelum merebahkan kepalanya di atas meja.
"Helia, aku tidak mau mengerjakannya."
"Yang Mulia, itu tidak boleh. Kamu harus melakukan pekerjaanmu. Sebentar lagi adalah Perayaan Ulang Tahun Kerajaan."
Perayaan Ulang Tahun Kerajaan Teratia yang ke-132, selalu dicantumkan pada tanggal 23 April tahun Kerajaan Teratia. Di tanggal tersebut merupakan kemerdekaan yang diperoleh leluhur dari musuh-musuh. Dan pada tanggal 23 April, Kerajaan Teratia akan diwarnai oleh warna-warni selain putih yang merupakan simbol Kerajaan Teratia.
Di ibu kota, setiap tahunnya selalu terdapat festival meriah. Malam di sana akan diwarnai dengan tawa dan kembang api. Suasana yang sangat hangat. Festival akan berlangsung pada malam tanggal 22 April hingga malam 23 April.
Sementara di istana, terdapat pesta selama seminggu penuh yang hanya dihadiri oleh bangsawan dari berbagai daerah. Hal itu juga merupakan kesempatan dari berbagai pihak untuk berunding bersama raja mengenai bisnis. Kemudian, ada juga bangsawan muda yang melakukan debutnya di pesta tersebut.
"Lalu apa hubungannya dengan pekerjaanku?" tanya Allan, nada suaranya kesal.
Helia mengernyit. "'Apa hubungannya', kamu bilang?"
"Iya. Aku tanya, apa hubungannya dengan ulang tahun dan pekerjaanku."
Allan menghela napasnya, belum mengangkat kepalanya dari atas meja.
Helia ikut menghela napas. "Yang Mulia, pekerjaanmu akan lebih banyak ketika Perayaan Ulang Tahun Kerajaan selesai. Maka sebisa mungkin, kamu harus menyelesaikan pekerjaanmu yang sekarang. Menghindari penumpukan tugas."
"Malas, malas, malas."
Helia mengernyit kesal. Allan, meski dikenal sebagai raja yang tiran cuma seorang laki-laki berusia 25 tahun. Dia tergolong masih muda dan wajar bila dia merasa malas.
"Yang Mulia," panggil Helia. "Festival di ibu kota akan diadakan malam ini."
"Ya, lalu?"
"Kalau kamu melakukan pekerjaanmu sekarang, nanti malam ... itu, aku ... akan mengajakmu ke festival."
Allan otomatis mendongak, duduk tegak, dan menatap Helia dengan sorot terkejut.
"Kalau kamu tidak mau, tidak ap—"
"Aku mau!" potong Allan. Kedua iris safirnya berbinar senang. "Hanya saja, undangan itu seperti bukan kamu saja. Tapi aku tetap menantikannya. Dan itu ... hanya kita berdua, oke? Jangan katakan pada pengawal. Aku yang akan melindungimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
END | Look at Me, Your Majesty! [E-book]
Historical FictionAllan Edelbert Teratia adalah raja dari kerajaan Teratia. Dia dikenal sebagai tiran kejam yang mampu memukul mundur ratusan pasukan musuh sendirian dan selalu menyiksa orang dengan sadis. Belum lagi, dia mengambil tahta dengan membunuh seluruh Kelua...