وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. Ar Rum ayat 21).
HAFSAH DELICIYA AZAHRA
Mata hazelnya terus saja menatap pantulan dirinya yang berada dicermin, dia nampak anggun dengan gaun pengantin yang dikenakannya, Hafsah masih belum menyangka kalau hari ini dia sudah menjadi milik orang lain, tanggung jawabnya sudah bukan lagi pada ayahnya melainkan pada laki-laki yang beberapa menit lagi akan mengucapkan janji suci untuknya.
Hafsah nampak gugup dan gelisah, dia senang karena akan bertemu dengan tulang rusuknya, namun dia takut kalau pernikahannya tidak sesuai dengan ekspetasinya.
Perkataan uminya terus saja menjadi boomerang dikepalanya. Nak kamu harus ingat pernikahan adalah ibadah yang panjang, dan juga tempatnya ujian yang tidak akan ada habisnya.
"Jangan gugup Hafsah, kamu harus tenang," Fatimah yang menyadari kegugupan Hafsah, dan mencoba untuk menenangkan sahabatnya itu. Dia tahu betul apa yang sedang dirasakan oleh sahabatnya sekarang.
Cklek....
"Hafsah kamu sudah siap?" Tanya umi Hanifah yang baru saja masuk kekamar hotel yang disewa untuk persiapan make up Hafsah.
"Sudah umi," Hafsah pun bangkit dari kursi yang ada didepan meja riasnya, dan mencoba untuk menghilangkan rasa gugupnya.
Umi Hanifah tersenyum melihat anak bungsunya mengenakan gaun pengantin yang sangat anggun, "anak umi cantik sekali," pujinya.
"ANKAHTUHKA WAJAWAZTUKA MAHBUBATAKA ALA MAHRI 350 JIRAM DAHAB HALAN,".
"QOBILTUNIKAHAHA WATAJWIJAHA BILMAHBUBATAKA HALAN,".
Jantung Hafsah semakin berdegup kencang ketika mendengar suara tegas Abi dan calon suaminya yang menggema digedung hotel ini.
Andai saja kedua tangannya tidak digandeng oleh Uminya dan Fatimah mungkin dia sudah tumbang dikarpet merah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Pamit Dari Syurgamu (On Going)
General FictionSaya mohon untuk saling menghargai karya sseseorang jangan asal plagiat ya, saya juga tidak memberikan izin siapapun untuk memplagiat cerita ini. Mohon untuk saling menghargai oke! ********************* Sebagian orang benar mengatakan kalau ujian ya...