01

4.1K 322 8
                                    

Typo bertebaran

.
.
.

Kosan pak Dimas, sebuah rumah berlantai dua yang dijadikan kos-kosan oleh pemiliknya karena memiliki banyak kamar kosong dan juga agar anak semata wayangnya ada teman di rumah saat beliau sibuk bekerja di luar.

Dirumah itu total ada 8 kamar, 3 kamar di lantai atas dan 5 kamar di lantai bawah. Hanya kamar-kamar bawah yang di sewakan sementara kamar di atas adalah kamar pak Dimas sendiri dan juga kamar anaknya, satu kamar lagi di jadikan kamar tamu jika ada kerabat mereka yang ingin menginap.

Dan semua kamar di lantai bawah sudah di isi oleh lima orang pemuda karena kosan pak Dimas memang hanya di peruntukan untuk laki-laki saja.

"Kus, liat charger mas engga?"

Ini Jay Ankawijaya, biasa di panggil mas Jay, penghuni paling lama kosan pak Dimas juga yang paling tua di kosan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini Jay Ankawijaya, biasa di panggil mas Jay, penghuni paling lama kosan pak Dimas juga yang paling tua di kosan tersebut. Memilih tinggal di kosan untuk belajar hidup mandiri katanya, padahal sudah memiliki rumah pribadi pemberian dari orang tuanya. Namun niat ingin hidup mandiri berubah menjadi ingin memiliki anak pak Dimas saat pertama kali melihat pemuda manis itu. Jay juga seorang fotografer lepas.

Yang di panggil Kus menoleh menatap Jay yang tengah sibuk mencari chargernya.

"Engga tau mas di ambil Haikal kali, kan dia yang paling suka ngambilin charger orang"

Kus atau Markus, nama lengkapnya Markurius Lee, Penghuni kedua kosan setelah si mas Jay, blasteran kanada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kus atau Markus, nama lengkapnya Markurius Lee, Penghuni kedua kosan setelah si mas Jay, blasteran kanada. Orangnya sedikit receh kalau kata penghuni kos yang lain, mahasiswa jurusan kedokteran dan memilih tinggal di kosan pak Dimas karena jarak dari sana ke kampusnya dekat dari pada dari rumah orang tuanya. Awalnya biasa saja dengan anak pak Dimas tapi lama-lama jadi jatuh hati apalagi ketika doi senyum kedia duhh jadi jedag jedug kokoronya.

"Terus si Haikal kemana?" tanya Jay yang masih saja sibuk mencari chargernya.

"Tadi keluar sama Nico" ucap Markus lalu kembali membaca bukunya. Dari tadi pemuda blasteran itu tengah membaca buku di ruang tamu.

Ck

Jay berdecak kesal lalu masuk kedalam kamarnya dan tak lama kemudian keluar dengan kamera yang tergantung di lehernya.

"Kalau nanti Haikal pulang, kamu tanyain charger mas ya" kata pemuda yang lahir tepat dihari kasih sayang itu sambil memakai sepatunya.

Markus mendongak menatap Jay "mas mau kemana emang?"

"ada job foto" Jay merapikan sedikit bajunya setelah memakai sepatu "nanti tanyain ya, terus kalau ada suruh taruh di kamar mas aja, mas pergi dulu" Lanjutnya pamit.

Si pemuda blasteran hanya mengangguk mendengarnya, setelah Jay pergi dia menutup bukunya kemudian beranjak kedapur mengambil setoples cemilan dan sekaleng cola lalu membawanya kedalam kamarnya.

Sepi

Ya begitulah kondisi kosan pak Dimas siang itu, hanya pemuda blasteran itu yang tersisa di sana, penghuni yang lain sedang keluar dan pemilik kosan juga sedang pergi keluar kota, anaknya? si manis sedang kerumah neneknya kalau tidak sore ini mungkin besok baru pulang. Art pun hanya akan datang di saat pagi, siang dan sore saja untuk beberes rumah.

Kosan sepi lebih baik melanjutkan bacaannya di kamar ditemani cemilan dan cola, itulah kira-kira isi pikiran Markus.

.

.

.

Sore harinya Markus baru keluar dari kamarnya dan hanya mendapati Art yang sedang memasak untuk makan malam untuknya dan yang lain. Biasanya si manis yang akan memasak tapi karena sedang pergi jadi tugas itu di berikan untuk si art.

"Masak apa bi?" tanya pemuda blasteran itu sambil mengambil segelas air dan meminumnya sampai habis.

"Ayam goreng sama sayur sup aja den" kata si bibi

Markus melirik masakan si art 'sepertinya enak' batinnya lalu berjalan keruang tamu.

Baru saja Markus duduk di sofa, pintu terbuka dan muncullah sosok mas Jay dengan wajah letihnya. Sepertinya kerjaaannya hari ini lumayan membuat pemuda valentine itu lelah.

Jay berjalan kearah Markus setelah menyimpan sepatunya di rak dan langsung menghempaskan tubuhnya di samping pemuda blasteran itu.

"Clientnya banyak mau lagi mas?"

"iya, mau ini itu padahal perjanjian awalnya mas yang bakal atur semua"

Bahu Jay di tepuk oleh Markus "sabar mas nyari duit emang susah"

Jay mengangguk "oh iya Haikal udah pulang?" Tanya Jay kemudian di jawab gelengan oleh Markus.

"Hah, mas pinjam charger kamu boleh? soalnya hape mas udah mati total"

"iya, ambil di kamar aja mas"

Pemuda valentine itu kemudian beranjak kekamar Markus mengambil charger lalu pergi kekamarnya membersihkan diri.

~~KPD~~

Ngga jadi Hiatus hpnya udah sembuh(?) 😅😅

& Tes ombak dulu kalau rame di lanjut, kalau ngga di unpub dan ganti ke book baru 😁😁

(Up setiap hari Minggu)

Kosan Pak Dimas [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang