What if...
...
"Aku denger kamu ngajakin Narendra buat nikah. Itu bener?"
Jeno menganggukkan kepalanya. Dia memang sedang mengobrol dengan Karina. Tadinya Karina menjenguk keadaan Logan, setelah anak itu tidur, barulah dia bisa berbincang dengan mantan suaminya ini. Sedangkan Jaemin, dia hari ini pulang ke kampung untuk menjenguk Ibunya. Awalnya Jeno dan Logan ingin ikut, tapi Karina meminta waktu mereka berdua untuk berlibur bersama.
Setelah pertengkaran hebat tempo lalu, mereka berdua sepakat untuk lebih menurunkan ego dan meluangkna waktu untuk Logan. Alhasil, tadi siang sampai sore mereka jalan-jalan ke akuarium raksasa dan taman edukasi untuk anak-anak.
"Iya, aku memang ngajak dia buat ke jenjang yang lebih serius."
"Apa kamu mikirin perasaan Logan, Ren?" Suara Karina mulai meninggi kali ini. Jeno tidak tahu apa yang membuat wanita itu menjadi emosional.
"Kamu pasti bisa lihat sendiri kedekatan mereka berdua, Rin. Apa yang kamu khawatirkan?"
"Aku khawatir tentang masa depan dia, Ren. Sekarang dia masih belum sekolah, tapi nanti kalau dia sudah sekolah keputusan kamu menikah dengan Narendra bisa jadi bumerang. Kamu mau anak kamu dibully karena Ayahnya menikah dengan laki-laki?"
Jeno tertegun.
Kenapa hal itu bisa luput dari pemikirannya?
Jeno benar-benar hanya memikirkan tentang kenyamanan yang dia dapatkan selama ini dari Jaemin. Oh, rasa takut yang mendominasi juga menghantuinya untuk segera mengikat Jaemin di jenjang yang lebih serius.
"Aku gak mau ikut campur soal romansa kalian. Sebagai mantan istri, aku gak punya hak sama sekali buat melarang kamu menikah sama orang lain. Aku cuma gak mau keputusan kamu menikah dengan Narendra menyakiti anakku. Bagaimanapun juga, aku punya hak buat melindungi anakku sekalipun itu dari ayahnya sendiri."
Jeno menghela nafas berat. Ucapan Karina seolah menyudutkannya sebagai seorang Ayah yang tidak bertanggung jawab. Namun, sekali lagi. Dia harus mengontrol emosinya sesuai janjinya dengan Narendra jika dia harus mampu mengubah dirinya ke arah yang lebih baik.
"Aku bakalan memastikan semuanya berjalan dengan baik. Kamu gak usah khawatir tentang hal itu."
Karina patut merasa cemas dengan keputusan yang akan diambil suaminya. Sebagai seorang Ibu, tentu saja dia enggan anaknya disakiti oleh siapapun. Apalagi, tidak semua orang menerima hubungan seperti yang dijalani mantan suaminya.
"Kalau hal buruk itu sampai terjadi, aku gak akan ragu buat minta Logan tinggal sama aku lagi."
Jeno mengepalkan tangannya.
Tidak!
Dia tidak akan pernah mau dan bisa hidup tanpa putranya. Jaemin dan Logan sudah seperti matahari dan bulan dalam hidupnya yang harus selalu ada dalam hidupnya.
"Aku pulang," pamit Karina.
"Biar aku antar, ini sudah malam."
Karina tidak menolak ajakan Jeno untuk mengantarnya, lagi pula dia juga sudah lelah hari ini.
"Reno..."
"Ya?"
Reno masih fokus menghadap ke depan, melihat jalanan. Namun, dia masih bisa untuk menyahuti panggilan mantan istrinya.
"Maaf..."
Jeno terdiam. Untuk apa mantan istrinya itu meminta maaf?
"Maaf karena aku belum menjadi istri yang baik untukmu selama pernikahan kita."
"Rin..."
"Kita menikah dan memiliki anak di usia yang begitu muda. Saat kamu berusaha meraih mimpimu, aku benar-benar iri. Aku juga ingin melakukannya sama denganmu. Keegoisanku membawa keluarga kita pada kehancuran dan Logan adalah pihak yang paling merasakan efek negatifnya. Aku gagal...."
"Hei... Rina." Jeno menepikan mobilnya lalu mengusap bahu istrinya itu.
"Boleh aku meminjam bajumu?"
"Tentu," jawab Jeno.
Untuk pertama kalinya kedua mantan suami istri itu berbagi isi kepala masing-masing, mengeluarkan pendapat.
"Aku juga salah, Rin. Aku belum bisa menjadi seorang suami dan ayah yang baik buat Logan. Aku egois, kenakan dan tempramental. Maaf dan terima kasih untuk waktu yang kamu berikan selama ini. Terima kasih karena sudah melahirkan Logan yang berharga."
Kadang, perpisahan adalah sebuah jalan terbaik untuk sebagian orang.
...
Hi, bye....
KAMU SEDANG MEMBACA
At My Worst 🔞 (END)
Fanfiction"Gak perlu sempurna, cukup seseorang yang nerima aku apa adanya, bukan ada apanya," Jeno Arreno. #nomin #jenjaem #au Jangan salah lapak, ini lapak nomin.