Chapter 5

20.9K 1.5K 9
                                    

Happy reading
.
.
"K.. katanya anda diminta untuk kembali ke ibukota untuk merayakan hari kedewasaan anda nona" menunduk karena terkejut melihat ekspresi nonanya yang seakan tidak percaya

'ini bagaimana bisa? Bukannya jika aku masuk ke cerita ini secara otomatis alurnya akan berubah?!" Batin Elena dengan bingung dan terkejut

"Nona, nona" panggil thea dengan bingung karena melihat Elena yang tengah melamun

"NONA" teriak Thea karena dari tadi jawabannya tidak dijawab "Hah" Elena pun sadar dari lamunannya dan menoleh ke Thea

"Maaf nona sedari tadi nona melamun terus jadi saya khawatir makanya saya berteriak maafkan saya nona" ucap Thea dengan sedikit takut

"Haish.. sudahlah ayo kembali kekamar langit sudah gelap" usul elena dan langsung pergi diikuti dengan Thea yang mengikutinya dari belakang

Dikamar Elena
.
.
Kini Thea tengah menyisir rambut Perak Elena dengan lembut "sudah nona" Jawab Elena yang membuyarkan lamunan Elena

"O..owh sudah ya?, Kalau begitu kau boleh keluar aku ingin istirahat" perintah elena yang langsung dilakukan oleh Thea "saya permisi nona" kata Thea sambil membungkuk dan pergi

Elena pun berjalan kearah kasur empuknya dengan gaun putih tipis khas bangsawan

Pakaian Elena

 Dan dengan rambut Perak yang bergelombang dan sengaja diurai meski memakai pakaian yang terkesan sederhana namun tidak menutupi kecantikan Elena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan dengan rambut Perak yang bergelombang dan sengaja diurai meski memakai pakaian yang terkesan sederhana namun tidak menutupi kecantikan Elena

Elena pun merebahkan dirinya ketempat tidur empuk itu lalu memejamkan matanya dan berkata
"Didalam buku itu mengatakan bahwa meskipun kecantikan Elena tidak ada bandingnya ia masih tak bisa mendapatkan hati si pangeran sialan itu"

"Aku heran apa pangeran itu buta? Aku saja terpesona dengan tubuh ini apa dia tidak melihat?, Baiklah besok kereta Akan menjemputku dan hinaan di ibukota menantuku, huh.." kata elena lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar

"Kenapa Duke Scarnion tidak memperkenalkan Elena kepad apara bangsawan, malahan dia mengirim elena ketempat bersalju ini?!" Begitu banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan namun tidak tau kepada siapa dia harus menanyakan hal ini

Kalau saja dia memiliki cukup banyak keberanian untuk bertanya kepada Duke ia pasti sudah melakukannya namun Elena masih waras dan tidak ingin mati karena hal konyol

Beberapa saat kemudian

Karena Elena lelah memikirkan pertanyaan yang tidak akan ia ketahui ia lebih memilih untuk masuk ke Alam bawah sadarnya dan menikmati mimpi indahnya

*****
Bersambung

The Duke's beautiful daughter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang