Selamat pagi, wahai Bumi.
Mataku terpejam dengan sangat eratnya, mereka seperti menggenggam tanpa mau terlepas."Sei... Bangun, udah pagi. Kamu tuh harus sekolah Sei hari iniii!" -teriak Tante dari luar kamar sembari mengetuk pintu kamarku.
"Hoammm... Iyaaa Tan, ini Seilha udah bangun." -sautku dari dalam yang masih saja mencoba untuk membuka ganjalan mata ini.
Aku pun segera membuka gorden kamarku. Ternyata benar, matahari sudah terbit sedari tadi. Kaki ku yang berat ini pun akhirnya bisa melangkah perlahan-lahan menuju kamar mandi dan bergegas untuk menyegarkan tubuhku yang sangat remuk ini, karena aku sebagian dari remaja jompo yang alhamdulilah masih kuat bangun.
Setelah itu aku bergegas untuk keluar kamarku dan melihat pemandangan yang paling tidak menyenangkan di pagi hari, apa itu? Om dan Tanteku bertengkar di pagi hari ini.
Aku yang sudah biasa akan itu pun melewati mereka dan langsung bergegas pergi ke sekolah.
Aku pergi ke sekolah menaiki motor, oh iya aku sendirian lho. Gaada yang mau nemenin nih? Hahahhaa, bercanda.
Setelah sampai sekolah, aku di cegat oleh Kakak Ketua Osis yang paling terhormat atau bisa dibilang sahabatku.
"Wehhh baru dateng lu jam segini, jam berapa ini ha?" -ucapnya sambil menahan motorku
"Udahlah Dra, gua mau masuk. Lu gausah ribet, nnti gua telat lagi gara-gara lu." -sautku sembari menyingkirkan motornya dan pergi meninggalkan Andra dengan raut muka yang sangat tidak di bisa prediksi.
Setelah memarkir motor aku langsung bergegas ke kelas, aku masuk kelas dengan wajah penuh senyuman.
"Lah seil, sehat?" -ucap Ana, teman sekelas ku yang lumayan dekat denganku
"Alhamdulilah." -sautku
"Seilha mah gitu, rada-rada abis dari rumah sakit jiwa. Jadi mohon di maklumin ya ges ya" -ucap Atten teman ku yang satu dan
"Lho bukannya dia abis dari panti jompo ya? Tu buktinya males banget, hahhha" -saut Lara, yap kita berempat.
"Gua baru dateng lho, jahat banget sih kalian." -sautku sambil duduk di samping Ana dengan wajah cemberut.
"Hahaha liat deh, marah nih. Parah banget dah" -ledek Ana sambil melihat wajahku
"Udah Na kasihan, hahahah" -saut Atten sambil menoel bahuku.
"Bodo dah, serah kalian" -ucapku yang sudah marah.
tring... tring... tring...
Pelajaran di mulai.
Akhirnya 2 jam berlalu dan istirahat, seperti biasa Andra pasti langsung bergegas ke kelas ku dan mengajakku ke kantin duluan. Kenapa Andra begitu? karena dia pasti membutuhkan waktu seperti ini untuk curhat bersamaku, dia Osis jadi sangat sibuk jarang ada waktu.
"Duluan guys, biasa ni bocah" -ucapku kepada mereka berempat dan Andra hanya nyengir lalu menarik ku ke rooftop.
"Jadi kali ini cewe mana lagi Dra?" -tanyaku sambil duduk di sofa kecil yang di sediakan disini.
"Gercep banget sih Seil, itu lho cewe kelas 11 Ips 3. Gua terlelehkan sama dia, karena pesonanya" -ucap Andra dramatis.
"Lah, cewe yang dari luar sekolah itu gmna?" -ucapku padanya sembari melihatnya mondar mandir tak jelas sedari tadi.
"Emm, dia ternyata punya cowo Seil huaaaa.... Sedih banget. Broken hati gua ni Seil" -sautnya dengan wajah yang di buat seakan-akan sedang menangis dan jongkok di depanku
"Udahlah Dra, wajahlu jelek kl gitu. Btw mampus hahhahah, makanya jangan asal srepet aja lu" -ucapku padanya sambil menoel kepalanya yang berada di hadapanku ini
"Heh Seilha, sakit woiii... Argh, bantuin ke seil. Lu mah jahat banget" -ucapnya sambil mengusap jidat yang lebar itu
Tiba-tiba saat kita sedang bercanda, ada satu siswa laki-laki yang membuka pintu rooftop.
"Hai, Sheila Purja." -ucapnya sambil menaruh kedua tangannya kedalam saku blazernya dan mendekat kearah ku.
"Ha? Em maaf, Kakak siapa ya?" -sautku sambil terheran-heran melihatnya karena aku benar-benar baru pertama kali melihatnya.
"Sorry, kenalin dulu. Gua..
---
Sorry ya semua ceritanya ngegantung gini, but stay tune buat up selanjutnya! Semoga ga bosen bacanya dan jangan lupa votmen okeee. Thankssss.
KAMU SEDANG MEMBACA
BONSEI
Romance"Sejak kapan sih lu jadi sok tahu gini tentang gua?!" -seilha "Sejak gua memutuskan untuk itu." -bonsa