"Lo gila ya?!."
Jaemin memukul meja kerja Jeno, meskipun lelaki itu tahu bahwa orang yang tengah duduk didepannya adalah manusia yang sangat berbahaya tetapi Jaemin tidak peduli, dia hanya peduli dengan kebebasannya.
"Saya tidak akan pernah melepaskan kamu. Kalau kamu pergi dari sini, lalu kamu akan tinggal dimana? bukankah keluargamu yang gila telah menganggap kamu tiada?."
"gue gak peduli sekalipun gue jadi gelandangan diluar sana, asal gue gak tinggal sama orang kayak lo!."
Jaemin kemudian membalikkan badannya dan hendak berjalan pergi. Tetapi langkah lelaki itu tercekat saat ia mendengar suara goresan pisau.
"LEE JENO!."
Jeno mengiris pergelangan tangan kanannya menggunakan pisau dapur hingga darah mengalir begitu dahsyat tanpa berhenti.
Tanpa babibu Jaemin segera menyambar sebuah kain dan menempelkannya keluka Jeno agar darah yang keluar tidak semakin banyak.
"kamu khawatir dengan saya?." bukannya merasa kesakitan, Jeno malah tersenyum saat Jaemin dengan telaten membalut lukanya dengan kain."jika kamu tetap memaksa untuk pergi meninggalkan saya, maka hidup saya akan berakhir."
"lo tahu?! Perbuatan lo ke gue itu adalah sebuah obsesi bukan cinta!."
"tidak! Saya tahu persis mana cinta dan mana obsesi. jika saya memang terobsesi dengan kamu, maka saya tidak akan bertindak bodoh dengan melukai diri sendiri."
"tetap aja. ini Obsesi!."
"Na." suara lembut Jeno membuat Jaemin sedikit blushing , tetapi lelaki itu masih tetap dalam pendiriannya, yaitu bebas dari jeratan seorang Lee Jeno.
"saya Lee Jeno.tidak pernah berdusta jika saya mencintai kamu, Na Jaemin."
Meskipun Jaemin sangat tidak sudi berada dekat dengan Jeno tapi tidak bisa dipungkiri bahwa perkataan Jeno barusan mampu membuat hatinya menghangat. Disaat semua orang menindas Jaemin hanya Jeno lah yang mengulurkan tangan dan bersedia melindunginya, tapi Jaemin tidak pernah menduga jika Jeno menaruh rasa yang sungguh terhadapnya.
Jaemin bisa saja berusaha perlahan untuk mencintai Jeno, tetapi ada satu alasan yang membuatnya tidak bisa melakukan hal itu. Jeno adalah pimpinan Mafia dan tentunya dia adalah orang yang kelewat kejam.
"Gue udah bilang sama lo,Jen. Gue gak suka sama penjahat!."
"bukannya seorang Penjahat juga manusia?. Saya juga berhak mencintai kamu. Atau kamu menganggap cinta saya sebuah kejahatan?."
Jaemin terdiam, lelaki itu tidak tahu harus berkata apapun lagi. Berdebat dengan Jeno hanya akan membuatnya semakin susah untuk bebas.
"udahlah,Jen. Gue cuma pingin bebas, lo itu udah buat gue jadi kaya merpati yang dikurung didalam sangkar emas."
"Sssst." Jeno meletakkan telunjuknya dibibir Jaemin agar lelaki manis didepannya itu terdiam."percuma kamu terus meronta karena saya tidak akan pernah membebaskan kamu."
Dengan tenaganya yang super kuat, Jeno merangkul pinggang mungil Jaemin dan membawa lelaki itu kedalam pelukannya.
"Selama saya hidup, kamu akan terus berada disini. Berada dalam dekapan saya."
~••••●●♡♡♡●●••••~
Pagi ini Jeno tengah sibuk berkutat didapur, membuat sarapan pagi untuk Jaemin. Meskipun dia punya banyak pelayan tetapi Jeno tetap kukuh ingin membuatkan sarapan untuk Jaemin dengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad For Better [ Nomin ] ( bxb/bl )
General FictionSetelah melepaskan Jaemin untuk pergi meninggalkannya, Jeno kini semakin berutal dengan segala bentuk kekejamannya dalam dunia Mafia. Namun setelah 5 tahun berlalu mereka berdua kembali dipertemukan dengan kenyataan yang berlawanan. "Apa dimasa depa...