Bagian 4

131 31 5
                                    

EMPAT hari berlalu dengan damai setelah peristiwa 'hampir berdarah' di mall itu. Bayangan Rhino Lee atau Minho  mulai surut dari kepalaku. Dia menepati janji untuk tidak menggangguku lagi.

Sebenarnya tiga hari lalu aku menghubunginya untuk memberitahu kan nomor ponselku yang baru. Aku tak mau di curigai keluargaku jika Minho nekat menelepon rumahku lagi. Kini aku lebih berhati-hati, aku hanya membagikan nomor baruku untuk orang-orang tertentu. Young Jae tidak termasuk.

Pertikaian di mall waktu itu ternyata berhasil diendus wartawan. Beruntung sekali tak ada yang memiliki rekaman pertikaian itu. Young Jae juga terus berkelit itu bukan dia. Dan aku sendiri tak sempat jadi sasaran wartawan karena aku selalu berhasil menghindar.

"Kalian berdua benar-benar berpisah ?" Tanya Seungmin saat kami tiba di kantin kampus. Seungmin tipe easy going, tidak suka ikut campur dan tak akan memaksaku jika aku tidak ingin menceritakan masalah yang membuatku bertampang masam seharian. Tubuhnya sedikit lebih tinggi dariku, matanya dan bibirnya sangat cantik, tapi terkadang perkataan yang keluar dari mulut cantiknya bisa membuatmu sakit akan kebenaran. Ha ha ha.

Seungmin sudah berpacaran dengan ketua klub Arum jeram selama dua tahun lebih. Jika Young Jae tidak berkhianat, pastinya aku sesetia itu.
Aku mengangguk santai ke arah Seungmin.

"Ya hampir satu Minggu."

Seungmin menatapku prihatin, "Apa karena gosip itu ?" Tanyanya lagi.

"Kami berpisah bukan karena Ji Hyun atau siapapun, tapi karena memang sudah tidak ada kecocokan di antara kami." Kilahku.

"Oh iya... pagi tadi aku dengar, rumah Ji Hyun di rampok, tapi anehnya tidak ada barang yang di curi. Malang sekali si perampok sepertinya dia salah tempat." Komentar Seungmin.

Aku memasang ekspresi terkejut. Jika ada waktu, akan ku lakukan lagi. Mungkin sebaiknya ku ajak Minho, wajah brewoknya yang seram cocok di jadikan bodyguardku. Empat hari tidak bertemu, pasti semakin menyeramkan.

"Young Jae Datang, Jisungie"
Aku mengikuti arah pandang Seungmin. Di belakangku, Youngjae  berjalan cepat tanpa peduli dengan tatapan memuja para mahasiswi.

"Aku ingin kita bicara," katanya dengan nada dingin sembari menarikku menjauhi Seungmin yang kebingungan.

"Apalagi sih Jae?" Kusentak tangannya kasar saat kita sampai di taman yang sepi dan sedikit tertutup rimbun pohon.

"Kamu pelakunya kan?" Sorot matanya seakan menusukku.

"Maksud kamu apa?"

"Jangan pura-pura bodoh. Kamu yang mengacak-acak rumah dosen Song, kan? Sama seperti yang kamu lakukan di Apartemenku." Senyum sinisnya meremehkan ku. Aku ingin bersorak karena dia tidak lagi memanggil ku dengan sebutan 'sayang'. Semarah itu kah? Aku sangat mengharapkannya.

Dengusan lega dan suara kekehan penuh kepuasan meluncur dari mulutku.

"Kenapa? Kamu marah? Romantis sekali?" Tanyaku dengan nada mengejek.

Sejenak wajah Young Jae seperti gabungan tomat busuk dan ekspresi orang yang akan tenggelam.

"Kamu bisa saja berurusan dengan polisi, Sungie. Aku ingin melindungi mu, aku sayang kamu Jisung."

"Memangnya kamu punya bukti? Laporkan saja dan akan ku buat kalian juga berurusan dengan polisi. Dan Vidio mesummu itu pasti akan membuat semua penggemarmu dan seisi kampus ini menjerit." Comooh ku.

"Aku tahu, kau menjalin hubungan denganku karena latar belakang keluargaku bisa mendongkrak karirmu, kan? Sayang sekali, Youngjae-ku yang manis sudah kau bunuh. Kau pecundang."

The Sweet Hostage Minsung Vers(Sandera Yang Manis) Remake Novel Nesti Mindha R. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang