Sesudah makan malam bersama di kamar, kini Eca dan Jaka tiduran di atas ranjang Eca dengan posisi saling berhadapan.
Eca memejamkan matanya sementara Jaka masih asik menatap gadis di depannya sambil terus memainkan rambut pendek Eca, "rambut kamu kenapa nggak dipanjangin lagi kayak dulu? Tapi ya gapapa sih kamu cantik," ujar Jaka.
Eca tersenyum kecil.
"Aku boleh cium ya?"
"Cium apa?"
"Cium rambut kamu kalau cium ini kan nggak dibolehin," jawab Jaka sambil menaruh jari telunjuknya di bibir Eca. Pemuda itu kemudian terkekeh karna melihat semburat merah di pipi gadis itu. Sedetik kemudian, tanpa persetujuan dari Eca, Jaka sudah mencium puncak kepala Eca, menghirup aroma manis dari rambut pendek gadis itu.
Setelahnya, tangan kiri Jaka menarik Eca untuk lebih mendekat ke arahnya. Memeluk gadis itu lembut, "jadi pengen lama lama disini Ca, nggak mau balik ke kamar," ucap Jaka.
Eca terkekeh, gadis ini kemudian mendongkak menatap Jaka.
"Kasihan Juwita kalau kamu nggak balik ke kamar tau."
"Kamu nggak kasihan ke aku?"
"Lah ngapain kasihan ke kamu."
Jaka menghela napas, "kamu tau, Megan kalau tidur itu selalu ngorok mana ngoroknya keras banget. Dia juga kalau tidur nggak bisa diem, gerak sana gerak sini, nih ya tadi pagi aja bangun bangun kaki dia udah ada di wajah aku, mana kotor, bau lagi," ucap Jaka.
"Gitu gitu itu temenmu," jawab Eca.
"Ya iyasih. Udahlah aku tidur sini aja, Juwita biar tidur bareng sama Rosi sama Bintang." Jaka semakin mempererat pelukannya membuat Eca memekik pelan dan meronta untuk minta dilepaskan.
"Jaka ih, lepasin sana kamu balik ke kamar.."
"Nggak mau Ecaaa."
"Kalau besok anak anak sampe tau kita sekamar gimana? Kamu mau kena tamparan Jesya lagi?"
Jaka menghela napas, memegang pipinya yang tadi kena tamparan Jesya. Lumayan sakit dan dia juga nggak mau kalau semisal besok ketahuan tidur di kamar Eca, Jesya ngamuk dan nggak cuma tamparan aja mungkin bisa aja Jesya bakal nyekik Jaka.
Ngeri.
Tapi Jaka pengen banget tidur sama Eca hari ini.
"Besok pagi pagi banget aku bakalan keluar dari kamar kamu, sekarang kita tidur dulu ya aku capek banget tadi nyetir seharian." Jaka kembali memeluk Eca, kemudian memejamkan matanya.
Eca yang sudah berusaha membujuk tetapi Jaka tetap ingin tidur bersamanya, akhirnya menyerah. Gadis ini ikutan memejamkan mata sambil melingkarkan tangan memeluk tubuh kekar Jaka.
Rasanya hangat seperti Eca tidur memeluk kucing besar.
Ditengah tengah kehangatan mereka, ponsel Eca yang berada di saku celananya berdering dengan keras, buru buru gadis itu melepaskan pelukannya dan segera merubah posisi tidur menjadi duduk. Jaka hanya bisa diam sambil memandangi gadis itu.
"Tante Mayang ada apa ya? Nggak kok, Eca lagi tiduran aja."
"............"
"Silahkan Te, tapi Eca emang lagi liburan sih jadi nggak ada di rumah."
"..............................."
"Hah?! B–beneran? DC picture? Series?"
"......."
"Ehm, Eca diskusiin sama keluarga dulu Te secepatnya bakal Eca kabarin lagi. Terimakasih Tante Mayang, iya nggak ganggu kok hehehe siap ditunggu ya oleh olehnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Jaka! [END]
FanficEca udah naksir sama Jaka sejak SMA, tapi Jaka nggak. Dulu Eca jelek, bau, gendut, jerawatan tapi sekarang Eca udah berubah jadi cewek cantik. Akankah perubahan Eca bisa membuat Jaka jatuh cinta.