"Aku pulang!" ucap seseorang dari balik pintu yang kini dibukanya. Ia menatap ke sekitar dan tidak mendapatkan atensi dari siapapun. Hanya kosong. Padahal biasanya salah satu dari kedua saudaranya akan menyambut kedatangannya. Khususnya si bungsu.
"Soobin~a? Beomgyu~ya? Kalian dimana?" Itu Yeonjun, setelah kemarin tidak pulang, pagi ini akhirnya dia ingat rumah. Yeonjun meminta ijin pada perusahaan untuk datang terlambat karena ada urusan yang mau ia selesaikan hari ini dengan kedua saudaranya. Sementara untuk SMA tempat Yeonjun mengajar, ia ijin tidak masuk hari ini.
"Soobin~a! Beomgyu~ya! Kalian dimana?"
"Beomgyu sekolah, pabo-ya! Baru ingat rumah kau? Kemana saja? Masih ingat aku, aku adalah
S-O-O-B-I-N."Yeonjun mendelik, kini dia tahu bahwa Soobin sudah benar-benar marah. Dia bahkan berani menyebutnya PABO!
"Sebegitu marahnya kau padaku hingga kau kehilangan rasa hormatmu?"
"Haha, orang sepertimu bahkan tidak pantas mendapatkan penghormatan apa pun."
"SOOBIN-A! KAU SUDAH KELEWATAN!" teriak Yeonjun. Matanya kini menatap tajam Soobin, lalu ia menghampirinya dan menarik kerahnya.
"Apa-apaan kau ini, hah? Kau yang mau aku mendaftar, bahkan sejak kau kelas 2 SMP kau yang terus memaksaku masuk, setelah aku mendaftar, kenapa kau seperti ini, hah? Kau ini kenapa? Kenapa kau terus membingungkanku dengan ulahmu?" ucap Yeonjun tegas pada Soobin. Lalu Soobin menatapnya dingin, menunjukkan smirk-nya. Lalu melepas kasar genggaman Yeonjun dari kerahnya.
"Ne, agar kau bisa mengajak Beomgyu tuk mendaftar juga, pabo-ya! Tapi apa? Kau bertindak seakan tidak peduli dan tidak ingin saat Beomgyu menggantungkan harapannya padamu. Kau tak pernah tertarik pada kehidupanku ataupun Beomgyu, kau merasa paling pantas bahagia dan mendapat semua yang kau mau. Apa kau pernah peduli dengan apa yang aku dan Beomgyu alami dan lewati? Ani! Kau menganggap tugas seorang kakak hanya sebagai takdir, apa pernah kau menganggap itu kewajibanmu dan mencoba sedikit terlibat dengan kehidupan kami? Kau tau apa tentang Beomgyu, hah? Apa yang dia rasakan, apa yang menganggunya, apa yang membuat dia depresi, tidak kan? Kau hanya kakak yang tidak berguna!"
"CHOI SOOBIN!" Yeonjun menggebrak meja, mata Yeonjun kini terbelalak. Dia juga terlihat menahan air mata.
"Wae? Kenapa kau menangis? Kau masih punya hati rupanya." Soobin juga menangis. Dia duduk di lantai sekarang, kakinya lemas, dia tertunduk. Tidak bisa berkata-kata. Sebenarnya ia tidak ingin seperti ini, tapi sikap Yeonjun yang menurutnya kelewat tidak peduli pada Beomgyu, membuatnya kesal. Soobin merasa selama ini Yeonjun hanya peduli pada dirinya sendiri. Soobin tidak akan ambil pusing jika ia yang diabaikan sang kakak, tapi Beomgyu? Ayolah, Yeonjun bahkan masih bersikap layaknya kakak kemarin pagi. Haha, padahal dengan bodohnya Beomgyu sedang dibohongi saat itu. Perhatian basi seperti itu tidak akan mengubah apa pun! Yeonjun harus segera mengatakan kebenarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loslassen [OPEN PO]
Fanfiction|| Genre : Angst, Drama || (Tersedia di Shopee Doveline Publisher) [SEBAGIAN PART DIHAPUS UNTUK PENERBITAN, PART SPESIAL DAN ENDING ASLI ADA DI NOVEL] Loslassen berasal dari bahasa Jerman yang berarti menghilang. Tak ada satupun orang yang sanggup...