Cw/ terdapat adegan kekerasan disini
Yang gak suka bisa di skip
Note : inget cerita hanya fiksi, gak ada maksud buat menjelekkan karakter satu dan yang lainnya
*
"Riri, please. Buat yang terakhir kali ya? Kakak mohon," kata Hyunjin di seberang sana.
"Ya udah. Mau ketemu di mana?"
"Apart kakak bisa? Sekalian ada jaket kamu yang ketinggalan disini."
Hening.
"Riri? Kamu masih disana kan?"
"Oh-oh okay."
Hyunjin tersenyum senang begitu sambungan telpon terputus. Dapat.
Malam ini, Hyunjin akan merealisasikan semua rencananya. Membuat Jaemin hancur. Ketidak berdayaan Jaemin akan membuatnya menyesal seumur hidup.
Itu balasan untuk dirinya yang telah menyakiti sang adik. Membuat Yeni-nya menderita beberapa waktu. Air mata Yeni yang berharga, menangisi pemuda itu tanpa lelah. Juga bagaimana Yeni begitu tulus tapi Jaemin malah membuangnya bagai sampah.
"Lo bakal liat ini. Dengan mata kepala lo sendiri gimana gue perlakuin orang yang lo cintai kayak sampah. Dan lo gak bisa ngelakuin apapun."
*
Srak!
Jaemin mengerang, menahan sakit di punggung akibat hantaman kuat benda tumpul yang sama sekali tak di sadarinya. Ia terbatuk dan saat Jaemin ingin menggerakan tangannya, sesuatu menahannya.
"Apa-apaan?!" Teriak Jaemin melihat dua tangannya di ikat kebelakang kursi. Pun dengan dua kakinya yang di ikat sama kuat di bawah sana. "Brengsek!!" Teriak Jaemin. Ia tatap nyalang satu persatu empat orang yang tengah mengelilinginya sekarang.
"Lepasin gue!!! Lepasin!! Kalian bakal terima perhitungan dari gue setelah ini!!"
Buagh!!
Satu pukulan di dapatkan Jaemin. Jinyoung langsung menahan Guanlin saat pukulan kedua hendak dilayangkannya.
"Hey, hey, bro. Sabar. Belum waktunya."
Guan mendecak. Lalu menyingkir. Jinyoung tersenyum seraya mencengkeram rahang Jaemin kuat-kuat. Ia paksa kepala Jaemin untuk mendongak, kearahnya.
"Si brengsek ini harus tetap sadar selama pertunjukannya mulai. Gak seru kalo dia sampe gak sadarkan diri," Jinyoung melepaskan cengkeramannya lalu mengeluarkan sapu tangan dari saku jaket.
Dahi Jaemin mengerut dalam. "Pertunjukan apa—hmmmffh!" Mulut Jaemin di tutup kain itu. Di ikat kuat hingga ia tidak ada yang akan mendengar suara apalagi teriakannya.
"Udah, lo diem aja hm. Nikmatin pertunjukannya," ujar Jinyoung dengan senyum lebar.
"Hmmmfftt!!! Mmmgghhh!!" Jaemin mencoba berontak sekuat tenaga, namun sia-sia.
*
"Kak, aku udah di depan."
Hyunjin tersenyum ke kamera tersembunyi di ruang tengah apartnya. "Masuk aja. Kamu tau sandinya kan."
"Okay."
Tidak lama sesosok perempuan muncul di ruang tamu. Mata Jaemin membelalak lebar. Urat leher dan di dahinya bermunculan. "Mmmmfffhtt!!!! Mmmfft!!" Kepala Jaemin menggeleng ribut. Ia berusaha melepaskan ikatan kencang pada pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin | 7 Rings [COMPLETED]
Fanfiction[PG+16] | Completed "Gimana jadinya kalo dua makhluk yang selalu terlibat percekcokan sengit tiba-tiba di jodohin?" Present : Jaemin x Riri (OC) With Hyunjin and others :: Bahasa semi baku :: Chapter sudah lengkap :: Don't be silent readers