Love seed

588 103 1
                                    

Asahi sibuk berkutat di laptopnya. Jari - jari lentik itu menari di atas keyboard dengan lihai.

Sekarang pukul 12 siang. Jam istirahat pekerja dimulai, tetapi pria itu tetap bekerja tanpa memikirkan perutnya yang minta diisi. Ia sangat lapar tapi demi pulang cepat, ia siap melakukan apapun.

Pekerjaannya tinggal setengah lagi baru tugasnya akan selesai. Tetapi tiba - tiba muncul pria berambut merah, pria itu membawa sebungkus makanan untuk Asahi. Dan Asahi kenal pria itu. Siapa lagi kalau bukan Yoshi?

"Hey, jangan berlama-lama melihat laptop. Matamu bisa rusak" Kata Yoshi, menginterupsi Asahi bekerja.

Asahi hanya mendengus lalu bekerja lagi, tidak memedulikan pria tampan nan manis itu.

Yoshi menghela nafas lelah. Sahabatnya sangat keras kepala, berbagai cara untuk menghentikan Asahi. Namun tidak pernah berhasil.

Yoshi duduk di bangku depan meja Asahi, lalu menaruh bungkusan makanan yang ia beli di luar kantornya.

"Ayo makan Asahi~" Rengek Yoshi.

Jujur, ia khawatir Asahi akan sakit jika tidak makan, mengingat pria itu mudah sakit. Tapi ia juga tidak sudi untuk merawat Asahi.

"Aku akan makan setelah pekerjaanku sudah selesai" Kata Asahi. Memang, pria ini sangat keras kepala.

Yoshi menggerutu kesal. Yoshi ingin sekali mendorong Asahi ke jurang saking kesalnya.

"Aku akan menjual laptopmu jika kau tidak makan. Hamada Asahi!" Kata Yoshi dengan menekankan nama lengkap Asahi.

Asahi yang melihat Yoshi marah padanya hanya menghela nafas dan mengangguk singkat. Yoshi kalau dalam mode marah, bisa membuat nyali Asahi ciut seketika.

Kini tidak ada lagi suara emosi dari Yoshi. Hanya suara Asahi yang tengah memakan makanannya. Dan Yoshi yang sedang bermain HP nya.

Beberapa menit setelahnya, makanan itu habis. Yoshi yang melihat itu tersenyum manis ke arah Asahi.

"Gimana? Enak kan?" Tanya Yoshi.

"Ya, ini enak" balas Asahi singkat.

"Ya sudah karena kau sudah makan, aku akan pergi"

"Tunggu" Tetapi panggilan dari Asahi membuat pria itu berdiam ketika hampir membuka pintu. Yoshi menoleh ke arah Asahi.

"Apa?" Tanya Yoshi, keheranan.

Asahi ragu untuk berbicara tentang apa yang ia alami, dan berakhir ruangan itu tidak ada yang bersuara. Yoshi yang kesal kepada Asahi karena telah mengulur waktunya.

"Kau mau berbicara apa Mr. Hamada? Aku masih ada tugas untuk diselesaikan"

"Um.. apakah wajar seseorang sepertiku menyukai seseorang?" Tanya Asahi ragu. Ia tidak mau Yoshi meledeknya akan hal itu.

"Oh? Kau menyukai seseorang?"

Asahi mengangguk pelan, membalas pertanyaan Yoshi.

"Aku tidak menyangka kau mempunyai perasaan pada orang lain. Tapi itu wajar saja" Jawab Yoshi dengan terkekeh kecil pada Asahi.

Yoshi tidak percaya pada seorang workaholic seperti Asahi tengah menyukai seseorang.

"Kau menyukai wanita atau gadis?" Tanya Yoshi.

"Aku menyukai seorang pemuda" Balas Asahi singkat.

Yoshi yang mendengar itu hanya bisa memasang wajah terkejutnya. Ia berharap itu adalah mitos belaka.

"Kau serius??" Yoshi masih tidak percaya bahwa Asahi menyukai seorang pemuda.

Asahi mengangguk santai. Dan bertanya. "Kenapa?"

"Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya tidak menyangka kau menyukai seorang laki-laki"

"Umurnya dua puluh tahun, jadi jangan menganggap aku pria pedo"

"Terserah, tuan Asahi" Balas Yoshi diiringi tawaan.

Jika Asahi benar - benar menyukai Jaehyuk. Apakah ia harus menyatakan perasaanya? Tetapi apakah itu terlalu cepat untuk menyatakan perasaanya?
Bahkan mereka baru menjalin pertemanan beberapa hari yang lalu.

Kini pertanyaan itu menghantui kepala Asahi, membuatnya pusing. Dan tidak bisa fokus mengerjakan pekerjaannya.

___________________________

Di lain tempat, tepatnya di toko bunga. Ada dua pemuda yang sedang berbicara. Beruntung tidak ada pelanggan, mereka bisa leluasa untuk membicarakan suatu hal.

"Kak Jae suka sama kak Asahi?" Tanya Jeongwoo terkejut.

Jaehyuk mengangguk. Ia tidak tahu harus berbuat apa, jadi Jaehyuk memanggil Jeongwoo untuk meminta sarannya. Mengingat pemuda yang masih di bangku SMA itu berpacaran dengan Haruto. Pasti Jeongwoo tahu cara untuk menyatakan perasaan.

"Yah kakak tinggal bilang saja kalau kakak suka sama kak Asahi"

Mendengar jawaban Jeongwoo yang tidak sesuai ekspetasi. Jaehyuk memasang wajah lesu. Ia pikir ada cara lain selain itu.

"Tapi itu terlalu terburu-buru untuk bilang suka sama dia, aku juga ragu untuk bilang ke kak Sahi" Jawab Jaehyuk lesu, ia tidak sadar bibirnya mengerucut lucu seperti bebek.

Jeongwoo yang melihat itu hanya bisa menahan diri untuk tidak mencubit pipi berisi Jaehyuk. Bisa - bisa kekasih nya marah padanya.

Lain tempat, kejadian yang sama. Dua orang yang sedang dimabuk cinta seperti anak remaja.

Cinta monyet.




Flower Shop [SahiJae] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang