Bun....
Sekarang aku sendiri, apakah aku bisa hidup tanpamu?
Apakah akan ada tangan yang sehangat tanganmu?
Apakah dekapmu yang hangat itu bisa ku rasakan lagi?
Bun....
Karena engkau telah pergi, dunia ku terasa hancur, aku tidak tahu mau bersandar kepada siapa lagi bun, apakah akan ada yang datang menemaniku suatu saat nanti?
Bun...
Aku tahu kau tak mau melihatku dalam keadaan seperti ini, maaf bun...
Bun, aku harus ikhlas kan ya? Semoga aku bisa ikhlas bun.
Bun...
Aku rela, aku kuat, semoga bahagia bun, doakan aku.Ucap Nazeela gadis berambut hitam panjang yang menangis dengan kuat di sebelah makam bundanya.
Hari mulai berganti, 3 tahun pun berlalu sejak hari meninggal sang bunda.
Sekarang Nazeela adalah seorang yang sedang mencari jati dirinya sambil berkelana, selama 3 tahun terakhir dirinya tidak menetap di satu tempat saja.
Kini, dirinya berada di kota Kleus, kota yang tidak padat penduduknya yang menyuguhkan pemandangan yang tidak bosan untuk di pandang,
"Semoga saja saya bisa betah disini" ujarnya.
"Iya non, semoga non betah ya, jangan pindah-pindah terus non bibi capek, hehe" ucap sang bibi, seorang asisten rumahnya.
"Iya bi, sepertinya aku akan menetap""Bun, doakan aku agar bisa menetap disini bun, aku sudah capek berpindah-pindah, semoga kota ini mendatangkan kebahagiaan ya bun" ucapnya sambil memandangi foto sang bunda.
"Non, ini barang non yang di kotak mau di kemanain?" Teriak sang bibi dari ruang tamu.
"Biarkan disitu saja bi, nanti saya yang rapikan, bibi memasak saja" saut Nazeela dari kamarnya.Nazeela pun bergegas untuk merapikan barangnya yang masih ada di ruang tamu, ternyata itu barang-barang yang sudah lama tak terpakai, jadi Nazeela pun memindahkan barang itu ke gudang.
"Wahh, ternyata sudah banyak barang juga ya di gudang, harus kerja sama nih sama bibi" ucapnya sambil tak menyangka apa yang ia lihat di gudang yang sudah berdebu dan banyak barang.
Faktanya rumah ini memang warisan untuknya tapi jarang sekali di kunjungi, dan sebenarnya ini adalah pertama kalinya Nazeela datang ke rumah ini.
"Baiklah, ku taruh saja dulu disini, nanti setelah makan baru dirapikan bersama bibi"
~~~~
"Bi, nanti tolong bantu saya untuk merapikan gudang ya bi"
"Baik non, nahh ini di makan dulu"
"Non"
"Iya bi?"
"Non, katanya masyarakat di lingkungan ini punya sebuah kebiasaan"
"Apa itu bi?"
"Katanya untuk orang yang baru pindah ke lingkungan ini harus membagikan sebuah makanan yang bernama croissant kepada para tetangga"
"Aahhh, itu.. saya sudah membelinya tadi bi, nanti kita bagikan setelah makan, lalu setelah itu kita bersihkan gudang"
"Baik non"Setelah mereka membagikan makanan tersebut kepada para tetangga, mereka pun mulai membersihkan gudang.
Didalam gudang itu ada sebuah lemari besar yang ingin sekali Nazeela pindahkan keberadaannya namun, sepertinya itu hanya usaha yang sia-sia karena itu terlalu berat Nazeela dan bibi tidak bisa memindahkan lemari tersebut.
Nazeela dan bibi mulai mengeluarkan barang satu per satu agar mempermudahnya untuk mendapatkan ide dimana saja dia dapat menaruh barang-barang tersebut, dan memilah mana yang layak dan tidak layak."Non, ini bibi buang ke tempat sampah daur ulang ya"
"Iya bi, satu per satu saja ya bi bawanya"
"Baik non"Setelah memilihkan yang masih layak dan tidak layak Nazeela pun mulai menata barang di dalam gudang satu per satu, saat dia sedang menatanya, tiba-tiba ada suara dari dalam lemari, dia pun menghiraukannya dan melanjutkan menata barang.
Lalu, saat dia ingin masuk ke dalam gudang, dia melihat sesosok lelaki berparas rupawan, betubuh kekar dan tinggi, tetapi rupa dia terlihat agak aneh, karena lelaki tersebut mengenakan pakaian yang sangat formal dan seperti anggota kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah
ФэнтезиKisah perjalanan waktu seorang Pangeran bernama Delmaranzzo dari Kerajaan Entoria yang tiba-tiba muncul di gudang rumah milik seorang gadis bernama Nazeela, bagaimana kelajutan kisahnya? Akankah Pangeran Delmaranzzo bisa kembali ke Kerajaannnya? Apa...