pelacur teriak pelacur

3.2K 154 3
                                    

part ini udah mulai membuat masalah. bentar lagi sesuatu akan terjadi! selamat membaca:)


Nadheeva menengok kearah Shania, dia heran melihat Shania yang dari tadi hanya diam di kursinya tanpa berkutik. Dari bel masuk, cewek itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Nadheeva sudah mencoba untuk membangun percakapan dengan gadis itu. Namun, memang pada dasarnya Shania tidak mau bicara, akhirnya percakapan yang susah payah Nadheeva bangun hancur begitu saja.

Tingkah Shania yang seperti arca itu membuat Nadheeva geram. Sebenarnya ada apa dengan sahabatnya yang satu itu? Nadheeva hanya bisa bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Karna, walaupun Nadheeva dan Shania mendapatkan julukan 'amplop dan perangko' sebenarnya Nadheeva tetap tidak mengetahui siapa Shania.

Shania jauh dari gapaiannya. Seperti dia hanya bermimpi bisa bersahabat dengan cewek se-dingin Shania. Nadheeva merasa bukan sahabat Shania, dirinya tidak tau apa-apa tentang Shania. Shania bagaikan bayangan yang nyata di hadapannya, terlihat, namun tak bisa di raba. Tak bisa dibaca siapakah bayangan itu. Tak bisa dibaca bagaimana seluk-beluk kehidupannya.

Nadheeva hanya tau kalau hubungan Shania dengan Adiknya tidak bersahabat. Hanya itu. Dan bahkan, dirinya tidak mengetahui mengapa Shania dan Adiknya bisa seperti itu. Shania terlalu misterius.

"Shan, sampe kapan lo mau merahasiakan semuanya dari gue?" tanya Nadheeva sembari menghampiri Shania

Shania hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Jangan diem aja. Ngomong kek, apa kek. Gue kan bete banget kalau gaada yang ngajak ngobrol!" ujar Nadheeva

"Maafin gue yang gapernah ngasih tau lo seluk-beluk kehidupan gue. Gue cuman merasa ga siap kalau ada orang yang tau."

"Gapapa. Gue terima. Sebagai sahabat yang baik, gue menerima privasi lo. Walaupun gue gatau kapan lo akan ngasih tau semuanya ke gue. Mungkin pas di Padang Mashar? Ah, tapi, gue ga yakin. Paling lo tetep gamau ngomong walaupun kita udah dikumpulin di Padang Mashar. Lo tetep diem bagaikan arca yang lagi nunggu amal ibadahnya ditimbang," ucap Nadheeva ngelantur. Ucapannya membuat Shania terkekeh

"Makasih ya, Nad, lo selalu ada buat gue," ujar Shania sembari tersenyum

"Lo kayak apaan aja deh. Lebay tau ga!" Nadheeva menunjukkan tampang menjijikannya yang hanya dibalas oleh tatapan sinis Shania

"Suatu saat, pas gue udah siap, gue pasti akan kasih tau lo semuanya. Semua pertanyaan lo tentang gue. Semuanya Nad. Karna, kalau ada orang pertama yang boleh mengetahui rahasia gue, itu pasti elo."

"Ah, so sweet! Coba lo cowok, udah gue pacarin kali, Shan!" ujar Nadheeva sembari mencubit pipi Shania gemas

"Dasar aneh. Eh, temenin gue ke kantin yuk! Capek juga ya, jadi arca seharian."

Nadheeva hanya memutarkan kedua bola matanya. Aneh, kenapa sampai sekarang dia masih mau sahabattan dengan Shania?

---

Shania melahap mie ayam kesukaannya. Tanpa memperdulikan reputasinya sebagai primadona angkatan, dirinya memakan mie ayam itu dengan bulepotan. Padahal, dia duduk di kursi yang berada di tengah-tengah kantin. Banyak mata yang dapat melihat tingkahnya yang konyol.

"Laper, apa doyan, Mbak?" tanya Nadheeva sembari menahan tawanya

Shania menjawab pertanyaan Nadheeva dengan tidak jelas karna mulutnya masih penuh dengan mie ayam.

"Shania! Jangan jorok kenapa, sih? Jijik tau ga! Telen dulu makanannya baru ngomong!" ucap Nadheeva sembari melempar tisu bekas kearah Shania

"Anjir! Tisu bekas apaan, nih? Bangsat lo, Nad!" omel Shania dengan volume suara yang lumayan keras

Behind The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang