Gatau knp di otakku pen aja gt lanjutin yg kemarin
Apa gegara aku bucin jake?
Happy Reading 💞
Sudah terhitung selama sebulan lebih Sasa dan Jake terus bertemu di alam bawah sadar mereka. Dan itu setiap hari!
Jika kalian bertanya apakah mereka bosan? Tentunya sebaliknya. Mereka justru sangat senang dengan hal itu, mereka selalu menunggu malam tiba hanya untuk waktu bertemu mereka di mimpi. Bagi mereka, dunia yang hanya mereka miliki itu sangat indah. Dimana mereka tak harus merasa kesepian atau sakit di dunia yang jahat namun nyata ini.
Jake dan Sasa malah merasa sangat dekat satu sama lain. Entah mungkin sifat mereka yang hampir sama, atau... Keduanya memang memerlukan healer?
Yang pasti, Jake dan Sasa memiliki rasa sakit masing-masing yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dan keduanya oun juga seperti tidak memiliki keinginan untuk saling berkeluh kesah. Justru mereka sering menghabiskan waktu di alam mimpi dengan bermain bersama, bercanda, atau menceritakan hal yang random. Seperti semalam, keduanya sempat bermain lempar-lemparan awan yang mereka bentuk bola untuk saling menembak. Sudah seperti musim salju saja.
Jika mengingat semalam Sasa jadi tersenyum sendiri. Jake adalah lelaki yang paling menyenangkan setelah ayahnya.
"Sharla?"
Lamunan gadis itu buyar ketika suara bariton sang dosen menginterupsi. "E-eh... Iya Pak?" tanyanya gugup. "Kamu sudah selesai?" tanya dosen tersebut, ia memang mengamati mahasiswi ini sejak tadi lantaran senyum tanpa sebab. Sementara Sharla sadar jika ia saat ini sedang ujian tengah semester. Bahkan soal yang ia kerjakan juga belum sampai setengahnya! Huh, dasar Jake benar-benar mengalihkan dunianya.
"B-belum Pak,"
"Terus kenapa kamu senyum-senyum sendiri?" tanyanya dan membuat beberapa mahasiswa juga menengok sejenak padanya. "Eeh... Hehe, engga kok Pak." jawab gadis itu seadanya dan akhirnya melanjutkan kegiatannya. Namun suara bisikan yang masih bisa di dengar Sasa dari sisi kiri malah membuatnya menggigit bibir dalamnya.
"Kesurupan Jay ya gitu." ucap gadis itu sembari mengerjakan soalnya. Sudah satu tahun berlalu, mengapa dia masih saja dipermasalahkan dengan hal itu? Dia pikir setelah semua masalah selesai, maka ia akan terbebas dari masalah itu. Ternyata, perkiraannya salah.
Sementara, jauh dari tempat Sasa berada, temannya yang juga sama. Sibuk dengan aktivitas sehari-harinya. Bekerja di cabang perusahaan milik keluarganya yang berada di Korea. Satu pekerjaan yang sebenarnya tidak ia minati sejak dulu.
Daripada harus berhadapan dengan laptop, membaca huruf demi huruf yang terpampang di layar. Atau membaca berbagai jenis laporan, rencana, atau apalah itu yang membuatnya lelah. Dia lebih memilih untuk berhadapan dengan tabung reaksi, gelas erlenmeyer, bandul dan kawan-kawannya yang tentunya tidak ada di kantor. Dia lebih senang menjadi scientist daripada businessman.
Jikapun tidak menjadi scientist dia ingin menjadi idol K-Pop saja. Toh wajahnya juga sangat sesuai untuk menjadi seorang publik figur. Namun nyatanya, kedua orangtuanya yang benar-benar sangat ingin anaknya mengikuti jejak mereka. Jake harus menjadi anak yang menurut dan patuh terhadap orangtua. Banyak sekali tuntutan dari orangtuanya yang harus ia turuti dan taati. Jika sedikit saja kesalahannya, maka ia akan terus dibanding-bandingkan dengan kakaknya yang telah sukses mengangkat nama baik keluarga dan perusahaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us - Enhypen Short Story
FanfictionShort story khusus untuk enhypen! Enhypen x You Genre bebas (bisa request kecuali Yaoi) Latarnya bisa lokal, bisa luar negeri tentunya bisa request;)