“Nah, ini kantinnya, Jis.”
Jisoo cuma membalasnya dengan senyuman tipis.
Kemudian Bona mengajaknya memasuki kantin yang sekarang sudah ramai diisi para murid yang sedang mengisi perut mereka karena sekarang memang sedang jam istirahat.
“Lo mau pesen apa? Biar gue yang pesenin sekalian, lo duduk duluan aja.”
Saat Jisoo ingin menjawab, sebuah teriakan yang membuat keduanya menoleh sudah lebih dulu memotong.
“Bona! Loh, Jisoo?!”
“Lo kenal Jisoo, Nay?”
Nayeon mengangguk, “Kenal, rumah kita sebelahan. Lo kok gak bilang kalo pindah sekolah kesini sih, Jis?”
“Gue udah bilang kali, tadi malem. Lo-nya pasti lupa.”
“Udah-udah, cari tempat dulu mendingan, takut gak kebagian. Gue yang pesen makanannya, lo mau apa, Nay?”
“Mie ayam sama es teh deh.”
Bona mengangguk, kemudian beralih bertanya pada Jisoo, “Jis?”
“Samain aja sama Nayeon.”
Setelahnya Bona berlalu dari sana untuk memesan makanan mereka, sementara Jisoo dan Nayeon mencari tempat duduk yang masih kosong. Karena kantin hampir penuh, cuma sisa tiga meja yang masih kosong—satu di bagian tengah, dan dua lainnya di bagian pojok. Jadi mereka memutuskan buat duduk di pojok aja.
“Lo kenapa pindah kesini? Mendadak banget.”
“Gue juga males tadinya, udah ketemu lo tiap hari di rumah, sekarang di sekolah juga ketemu lagi. Bosen.”
“Hilih, kampret!”
Jisoo tertawa. Dia mengambil hp dan memainkannya sembari menunggu Bona selesai dengan pesanan makanan mereka.
Beberapa menit kemudian, Bona menghampiri mereka dengan nampan berisi tiga mangkok mie ayam dan tiga gelas es teh. Dia meletakkan nampannya diatas meja, kemudian memberikan mangkok dan es teh satu-persatu pada Jisoo dan Nayeon.
“Makasih, Na.”
Bona tersenyum, “Hehe... Sama-sama.” Kemudian ikut mendudukkan dirinya disebelah Jisoo. “Gue seneng banget lo pindah kesini, Jis.”
“Kenapa gitu?”
“Soalnya udah satu bulan ini dia duduk sendirian, jadi seneng waktu lo pindah. Jadi punya temen sebangku dia. Temen sebangkunya yang dulu pindah sekolah,” jawab Nayeon diakhiri kekehan geli saat melihat Bona yang melotot kesal kearahnya.
Jisoo mengangguk-anggukkan kepala sambil bergumam.
Gak ada percakapan lagi diantara mereka bertiga, karena sekarang ketiganya memilih untuk fokus menghabiskan makanan masing-masing. Takutnya kalau ngobrol terus nanti gak keburu, dan yang ada waktu istirahat selesai makanan mereka belum habis. Kan mubazir kalau ditinggal gitu aja.