"Eps. 17"

137 24 4
                                    

Sepulang sekolah, Sejeong Cs menunggu Doyoung menyelesaikan latihan basketnya di depan gedung olahraga. Mata Sejeong tak pernah berhenti menatap parkiran motor yang ada di seberang gedung itu. 

Matanya makin bersinar saat Jaehyun mengendarai motor melaju ke arah tempat dia dan teman-temannya berada. Sejeong langsung lompat ke  jalan untuk menghalangi motor itu, untung saja motor itu pelan. 

“Hyaa~ bagaimana bisa kau loncat ke tengah jalan seperti itu? Bahaya,” tegur Jaehyun.

“heheheh~ jika aku memanggilmu apa kau akan berhenti? Cara ini lebih efektif,” ujar Sejeong yang masih terbiasa dengan perasaan diabaikannya di masa lalu.

“kalian mau kemana?” tanya Sejeong sembari menatap ke tiga pria yang sedang mengendarai motor itu.

“kami berencana belajar bersama,” sahut Naeun mendonggakan kepalanya di atas pundak Jaehyun.

“oh? Naeun’ssi, aku tak melihatmu. Kau sejak tadi ada dibelakang” kata Sejeong sarkas.

Yeeun dan Mina kecicikan pelan dan bahkan teman-teman Jaehyun juga diam-diam tertawa. “Aisshh~ kau ini, jangan seperti itu pada pacarku” Jaehyun menekan kata pacar untuk melihat reaksi Sejeong.

“ah, apa aku juga harus memanggilnya kakak ipar?” tatapnya sinis pada Jaehyun.

"Sejeong, kau..."

“sudah-sudah, kalian itu kakak dan adik sekarang. Kurangi perdebatan seperti ini” Doyoung muncul sambil mengelus puncak kepala Sejeong dan membiarkan tangannya bertengger di sana. Membuat pria di atas motor itu meremas stir motornya keras. “kami juga berniat belajar bersama, apa kalian ingin bergabung? Teras rumah ku lumayan luas,” usul Doyoung, dia bisa menangkap jelas maksud Sejeong menghalangi motor Jaehyun.

“boleh tuh,” sahut Younghoon setuju dan mengkode Mina untuk ikut dengannya, dua sahabat Sejeong itu bersorak senang dan masing-masing menaiki motor gebetannya.

“aku sih nggak masalah, bagaimana denganmu?” tanya Naeun pada Jaehyun.

“terserah deh,” jawab Jaehyun sedikit kesal.

“Naeun akan menunjukkan arah rumahku, kalau begitu kalian bisa jalan lebih dulu” suruh Doyoung.

“lalu bagaimana denganmu?” tanya Jaehyun pada Sejeong yang malah diam itu.

“Ah, itu...”

“dia bersamaku, Sejeong-ah ayo. Sepedaku ada di sana” Doyoung tak memberi kesempatan Sejeong untuk menanggapi Jaehyun, tangannya di genggam lalu di seret pergi begitu saja.

“woaaahh~ Kim Do... Brengsek, bisa-bisanya dia menarik Sejeong seperti itu,” racau Jaehyun dalam hati dan ingin sekali turun dari motornya lalu menonjok pria itu tapi tak mungkin, tatapan Naeun yang menyiratkan bingung itu malah membuatnya tak bisa berbuat apa-apa.

***** 

Orang tua Doyoung memiliki kedai ayam goreng yang satu gedung dengan rumahnya, dia memiliki kakak laki-laki yang saat ini menjalani wajib militer. Itu sebabnya kamar kakaknya yang ada di atap dia gunakan untuk sementara waktu. Doyoung dan Naeun tumbuh dan bermain di atap gedung yang terletak tidak jauh dari pemukiman guryong, gangnam di seoul. Dia juga termasuk beruntung karena hidup di keluarga yang lengkap dan harmonis meski keluarganya termasuk golongan kelas bawah.

Sejeong turun dari sepedanya, matanya tak sengaja memandangi lingkungan itu, begitu familiar bagi Doyeon. Jalan yang sering dia lewati, walau sedikit berbeda. Doyoung menepuk pundaknya karena sedari tadi dia memanggilnya namun tak ada respon darinya.

“kau pasti baru ke tempat seperti ini yah, maaf. Harusnya kita belajar di perpustakaan kalau kau...”

“aniyo, bagi Sejeong mungkin baru ke tempat seperti ini tapi, bagi kim Doyeon. Lingkungan ini mengingatkannya dengan tempat tinggalnya dulu, sepertinya aku rindu rumah makanya melamun ehehhe” ujar Sejeong.

Suddenly, I Became a Antagonist (The End✓✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang