"Titik tertinggi mencintai seseorang dengan merelakannya bersama orang lain, apalagi orang itu sahabat lo sendiri" -lili
___________________________________⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️
Cerita ini terinspirasi dari kehidupan aku sendiri, aku harap kalian semua bisa nikmatin cerita yang aku buat.
_____________________________________Cast akan bertambah seiring berjalannya cerita.
Enjoy!!!!!!
Kalian pernah menyukai seseorang dengan waktu yang cukup lama? Jika pernah, mungkin kalian tau rasanya sepeti apa. Sakit? Tentu, apalagi jika mengetahui orang yang kalian sukai sudah memiliki kekasih. Itu yang sedang aku rasakan sekarang, menyukai orang yang jelas-jelas sudah menemukan cinta nya, dan orang itu adalah sahabatku.
"Woyy!, ngelamun aja lo. Kalo kesambet gimana? Gua kan gak bisa baca ayat kursi." Seseorang datang lalu mengagetkanku. Tanpa menoleh pun aku tau dia siapa. Dia sahabat ku dan dia pacar orang yang aku suka.
"Hehh!, Kebiasaan banget sihh suka ngagetin orang. Kalo gua jantungan gimana?! Kan bisa mati mendadak!. gua gak mau yaa mati muda. Kalo dateng tuh salam dulu napa, jangan langsung woy way woy. Assalamualaikum, gituuu. Lagian mana ada orang kesurupan siang bolong gini." Kata ku
"Hehehe, maaff-maaf, ngga lagi dehh janjiii." jawabb nya dengan nada yang menjengkelkan. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala dengan sikap teman ku yang satu ini. Menyebalkan? Jangan di tanya lagi. Tapi bagaimanapun juga dia adalah sahabatku. Dia yang selalu ada di sisi ku dan menemani ku.
Kita sudah temenan sejak kecil, bahkan rumah kita bersebelahan. Keluarga ku dan dia sangat dekat, dan lagi mama ku dan bunda nya juga sudah berteman dari dulu. Jika orang lain melihat kita mungkin mereka akan berpikir bahwa kita adalah sepasang saudara kembar. Bukan sahabat namanya kalo belum di bilang mirip hahaha. Bercanda. Nama ku dan dia hanya berbeda huruf vokal nya saja. Aku lili dan dia Lala.
"Btw, bawa apa Lo? Itu kantong keresek berat banget kayaknya." Aku melihat kantung keresek yang dia bawa. Baru saja aku akan membuka kantung keresek tersebut, dia langsung menepis tangan ku.
"Ahh, apaan sihh. Orang mau liat doang." Aku mengalihkan pandangan ku ke lain arah, sebenarnya aku tidak kesal ataupun marah. Aku hanya berpura-pura kesal, supaya dia mau memberi tau ku apa isi di dalam kantung tersebut hhe. Memang nya apa isi nya sih? Sampai-sampai aku tidak boleh melihatnya, aku kan pemasaran....
"Ihhhh, jangan ngambek dongg. Iya-iya deh gua kasih tau." Aku senang, lalu tersenyum dan membalikkan badan ku supaya berhadapan dengan nya.
"Ini tuh sepatu buat Akmal, kita tuh besok mau aniv ke satu bulannn. Lo lupa yaa?? Lusa kan gua minta saran ke elu buat ngasih apa ke Akmal buat aniv besok dan lu bilang beliin sepatu aja, yaudah gue beli sepatu deh." Ahh aku lupaa, besok kan hari jadi mereka hahaha.
Akmal itu pacar nya Lala dan orang yang aku suka.
Akmal dan Lala sudah menjalin hubungan sejak setahun yang lalu. Lala menyukai Akmal karna katanya Akmal itu baik, ganteng, pinter, tinggi, sempurna deh. Tanpa di sadari Akmal juga udah suka sama Lala sebelum Lala suka sama dia. Aku hanya bisa tertawa dalam dia mendengar fakta itu.
Aku sudah menyukai akmal sebelum Lala menyukai nya. Bisa di bilang aku lebih dulu menyukai Akmal, tapi aku tidak memberitau nya kepada Lala sahabat ku. Aku berpikir kalau aku memberi tau nya, dia akan menggejek ku dan akan menggoda ku terus menerus. Jadii, aku tidak akan memberi tau nya. Tapi setelah di pikir-pikir lagi aku lebih baik memberitau nya, karna perlahan dia pasti akan tau semua ini. Tapii, sebelum aku memberitahu nya dia sudah memberitahu ku terlebih dahulu. Dan saat itu juga aku putus kan untuk tidak memberitahu nya.
Aku menghampiri Lala yang sedang berbaring dan menaikkan ponsel nya sambil senyum-senyum sendiri. Aku bingung, dia kesambet atau gimana?. Karna penasaran aku pun duduk di samping nya dan menyenderkan tubuh ku di kepala kasur.
"Buset, lu kenapa dah la. Senyum-senyum sendiri sambil liatin hp gituu. Awas kesambet lu!. Btw, laa. Gua mau cerita deh." Ku lihat Lala yang mematikan ponsel nya dan ikut menyenderkan tubuh nya di kepala kasur. Dan aku pun tersenyum.
"Lii, kayak nya gue suka sama Akmal deh."
Aku... Aku terdiam seribu bahasa. Senyum ku perlahan pudar. Aku kaget dengan pengakuan yang baru saja Lala katakan kepada ku.
Sepertinya Lala menyadari perubahan ekspresi di wajah ku.
"Lii?" Lala menggoyang tubuh ku dengan kedua tangan nya. Aku masih diam dan menghiraukan nya. Aku masih berpikir, apa yang harus aku lakukan sekarang?. Tadi nya aku menemui Lala di kamar nya karna ingin memberitau soal Akmal, orang yang aku suka. Tapi... Sebelum aku memberitahu nya dia lebih dulu memberitau ku. Apa yang harus aku lakukan?
"Li??, Lu kenapa sih??. Lii?" Lala terus memanggil ku dan menggoyangkan tubuh ku, lalu aku tersadar dari lamunan ku.
"Ahh. kenapa, la? Sorry-sorry, tadi gue kepikiran sesuatu hehehe. Gimana-gimana? Lu suka Akmal? Yang anak basket itu? GILAA, dia emng keren banget sih, lu gak pernah salah milih crush sihh hahaha." Aku mencoba bersikap se normal mungkin, walaupun itu sakit.
"Lu kenapa sih? Aneh banget deh. Kepikiran apaan lu? Jemuran? Kompor?."
"Kompor hehehe." Bohong. "Udah-udah ngga usah di bahas yang tadi, skip-skip. Btw lu udah suka dia dari kapan? Udah jadian belum? Hahahaha." Tanya ku
"Udah hehehe." Deg. Lagi-lagi aku di buat kaget oleh pengakuan yang Lala katakan.
" Wah parah lu ngga ngasih tau!. Kapan jadian nya? Kemaren?."
"Ihh, tadi tuh gue mau ngasih tau ke eluu. Tadi baru aja jadian, dia nembak gua hahaha. Jujur gua kaget banget anjirt, hahaha."
"Yahh, cemen. Masa nembak lewat chat, ketemuan langsung dongg hahaha." Aku pun ikut tertawa, meskipun sakit.
Aku tidak boleh egois, aku tidak apa kalau harus mengalah dengan nya. Lagi pula aku tidak mau persahabatan kami hancur cuman gara-gara cinta. Bagi ku sahabat lebih penting dari pada cinta. Dan juga kebahagiaan nya lebih penting dari pada kebahagiaan ku. Soal sakit hati itu soal belakangan. Asal Lala bahagia harusnya aku juga bahagia kan? Hahahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertahan atau Pergi?
Teen FictionTitik tertinggi mencintai seseorang dengan merelakannya bersama orang lain, apalagi orang itu Sabahat Lo sendiri. -Lili almasyila Ini kisah aku yang mencintaimu, aku menyukai mu lebih dari aku mencintai diriku sendiri. Kamu masih jadi alasan aku unt...