Airin menatap nanar benda ditangan nya yang menampilkan dua garis, ia termenung duduk di closet kamar mandi sekolah nya
Brak brak brak
"Rin udah belum? Cepet gue mau liat!" jennie berucap sambil menggebrak bilik kamar mandi airin
cklek
Bilik itu terbuka menampilkan airin dengan bendungan air mata menatap nanar pada jennie
Jennie menghela nafas berat lalu segera membawa airin kepelukannya
"Hiks hiks J-jen gue takut sama orangtua gue" airin menangis membayangkan akan semurka apa orangtua nya saat tau kehamilannya
"Bawa gue buat ketemu si bastard itu, dia yang harus nanggung kemarahan orangtua lo karna dia yang maksa lo buat having sexs!!" ucap jennie menggebu dan dijawab gelengan keras oleh airin
Jennie terus mengelus kepala dan punggung airin berharap itu bisa meredakan tangisan pilu temannya
"B-biar gue gugurin janin ini" kata airin akhirnya saat tangisannya mereda
Jennie mengerjap ia terkejut ragu akan keputusan airin,
"Lo yakin? lo tau konsekuensi aborsi?"
Airin menggeleng sambil menunduk, ia juga ragu akan keputusannya
Jennie menghela nafas melihat jawaban airin
"Si harold kapan pulang nya?" Jennie bertanya lagi
"Dua hari lagi" jawab airin
"Gue punya rencana, lo harus temuin si brengsek itu sebelum orangtua lo pulang"
"T-tapi gue gatau dia dimana, kita gak ketemu lagi semenjak kejadian itu minggu lalu" cicit airin pelan membuat jennie naik darah
Memang benar walaupun sudah menjalin hubungan hampir 1 tahun airin tidak tau apapun tentang pria yang merangkap sebagai kekasihnya itu, pria itu datang dan pergi sesuka hatinya dan airin selalu tidak berdaya didalam dominasi pria itu,
"APA?! Gue heran ya kenapa lo mau-mau nya pacaran sama cowo gak jelas kaya gitu!" jennie menatap airin tajam sambil berkecak pinggang
"Udah gak jelas asal usul nya, kerjaannya bikin lo nangis melulu, penampilan nya kayak berandal, trus lo gak punya nomor hp nya karna dia sering ganti - ganti nomor kaya buronan!!" Lanjut jennie membuat airin tertunduk ia baru menyadari kebodohannya setelah jennie sebutkan barusan
"Lo tau tempat tinggal dia?" emosi jennie mereda tapi tetap berkacak pinggang
"Engga" airin menunduk takut, jennie menahan emosinya agar tidak meledak
"Yang bener aja lo kan sering jalan sama dia" jennie mencoba mengingat saat airin bercerita setelah menghabiskan waktu dengan si brengsek itu
"Um~ iya tapi gapernah diajak ketempat tinggalnya" kata airin
"Dimana lo having sexs sama dia?" jennie memelankan suaranya sambil memelototi airin
"I-itu kaya motel tapi ada club nya" airin menjawab dengan suara pelan takut jennie murka lagi
"Bawa gue kesana" ucap jennie dingin
Maka selanjutnya jennie menggiring airin membawanya ketempat itu untuk mencari petunjuk si brengsek yang sudah menghamili airin.
Kedua nya tampak ragu saat memasuki sebuah gang kumuh yang hanya bisa dimasuki satu mobil saja
"Lo yakin ini jalannya?" jennie menoleh kearah airin dikursi sebelahnya
"Seinget gue emang jalan ini" kata airin sambil mencoba mengingat karna waktu itu ia dibawa kesini malam hari jadi tidak bisa melihat jalan menuju motel dengan jelas
"Ini kalo mobil gue lecet bener - bener gue penggal tuh cowo lo" jennie terus menggerutu sambil menyetir dengan hati - hati karna jalan gang ini sangat mepet dengan mobilnya
"Ini apaan anjing" jennie mengumpat saat mereka keluar dari gang itu ada dua cabang jalan dari jauh mereka melihat jalan ke kiri itu tertuju ke sebuah hutan pohon pinus yang rimbun dan ke kanan ke arah rerumputan liar yang tinggi, keduanya terlihat menyeramkan
"Jen gue gak tau ini kemana" kata airin bingung ia tak ingat jalan mana yang ia lewati
"Lagian mana mungkin ada motel ditempat begini" jennie memijat pelipisnya
"Lu nunjukin jalan yang bener dong elah untung temen gue lo ya kalo bukan gue turunin disini nih" lanjut jennie sebal dan berniat memutar balik mobil nya
"Maaf.. gue lupa jalannya" airin berkata lirih merasa bersalah
Jennie yang melihat itu jadi ikut merasa bersalah ia terlalu banyak mengumpat pada airin hari ini padahal temannya itu sedang down
"Hm abis ini kita belanja apapun yang lo mau khususnya makanan sehat, gimanapun janin di perut lo gak bersalah dan terserah lo nanti mau diaborsi atau gak gue bakal tetep ada bantu lo"
Airin menatap jennie dengan berkaca - kaca ia tidak akan bisa membayangkan hidupnya tanpa orang disampingnya ini yang sudah menemaninya sejak ditaman kanak - kanak, walupun memiliki semua sifat yang tidak airin sukai yaitu kasar dan sembrono tapi airin sangat menyayangi jennie begitupun sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD || SR
Fanfiction⚠️TRIGGER WARNING⚠️ M+ #BXG Just love it or leave it 031522.