Assalamualaikum reader setia Kaisya. Bismillah. Kita lanjut ceritanya ya.
Jangan lupa votmennya biar saya lebih semangat lagi. Hehe
Jujur saja saya lagi bingung banget. Lagi kurang semangat banget. Ada beberapa pihak yang melarang saya untuk menulis. Sedih? Tentu saja.
Tapi it's okey, saya akan berusaha menulis tentang hal-hal yang lebih baik lagi. Semoga bermanfaat yaa 🥰Happy Reading ❤️
Sisa aku dan kak Rayhan di angkot, beberapa penumpang lain sudah turun. Beberapa saat kemudian, angkot yang kami tumpangi. Tiba-tiba mengerem mendadak. Ada kucing lewat. Kami tidak sengaja saling menatap. Untuk saja kami tidak sampai bersentuhan. Tatapan yang membuat aku deg-degan.
"Astaghfirullah, kenapa aku ini? Kataku dalam hati.
"Aduh maaf dek. Saya tidak sengaja. Kamu nggak apa-apa?"
"Eh. Enggak apa-apa kak."
Hening perjalanan kami menuju kampus. Aku lebih memutuskan untuk kembali melanjutkan membaca Sirah Nabawiyah karena aku bingung harus bagaimana.
Menulis dan membaca adalah hobi ku. Karena dengan menulis dan membaca aku merasa lebih fresh. Satu lagi, aku juga suka menonton film-film rohani dan kemanusiaan. Ya meskipun akhir-akhir ini aku lebih suka melamun karena mikirin Bi Ira dan Bagas. Jadi aku kurang deh belajarnya.
Membacalah!
Maka kamu akan mengenal dunia.
Menulislah!
Maka, kamu akan di kenal dunia.~ Pramoedya Ananta Toer ~
Keinginanku menulis muncul ketika aku duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Berawal dari aku yang di pijami buku oleh guru sejarah ku. Beberapa novel karya penulis terkenal. Ya, dari situlah aku mulai menyukai rutinitas membaca dan menulis.
"Mbak, mas sudah sampai gerbang kampus nih." Kata supir angkot menghancurkan lamunanku.
"Oh, iya pak. Terima kasih" Kata kami barengan.
"Aduh, mbak dan mas ini kompak banget deh. Pacaran ya?"
"Ih, apaan sih pak. Kami hanya teman saja." Jawab kak Reyhan kepada supir angkot tersebut.
"Orang saya tadi lihat kalian berdua tatap-tapan kok."
"Ini pak ongkosnya. Lain kali jangan suka menyimpulkan sendiri ya pak. Takutnya jadi fitnah. Kami beneran tidak pacaran kok pak. Terima kasih sudah antar kami sampai gerbang."
Kataku menegaskan kepada supir angkot tersebut.Setelah membayar, aku berjalan menuju kampus. Sudah banyak orang yang berlalu lalang. Ada yang berlarian, karena takut telat. Ada yang asyik dengan pacarnya, ada juga yang asyik dengan buku-buku dan tugas mereka.
"Masih kurang setengah jam lagi. Ke masjid aja deh. Eh tapi aku kan masih halangan. Yaudah deh, aku langsung ke kelas aja." Kataku sambil merapikan kerudung pink yang aku kenakan pagi ini.
"Assalamualaikum Bidadari surga."
Tebak siapa yang menghampiri dan memanggilku sebagai bidadari surga?
Sahabatku yang selalu ada di sampingku. Benar sekali itu adalah Kirana Khadijah Maryam. Sahabat yang selalu memberikan semangatnya yang tulus kepada siapapun."Walaikumsalam, Sahabat bidadari surga."
"Ah, jadi malu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijab dan Masa Laluku (Tahap Revisi)
Teen FictionBismillah ❤️ Usahakan dibaca! Jangan boom vote aja ya. Terima kasih 🤗 Novel ini menceritakan tentang bodohnya seorang wanita yang selalu berharap hanya kepada manisia. Yang lupa akan besarnya kebaikan Tuhan-Nya. Hingga tiba dimana penyesalan itu da...