Bab 14 - Bestie

38 31 0
                                    

***

Sesampainya di rumah, Sarah menghampiri ibumya yang berada di dalam toko sedang merangkai bunga.

"Assalamualaikum Buk!"

"Wa'alaikumsalam. Gimana Ra, pertandingannya?"

Sarah kemudian membantu sang ibu membuat rangkaian bunga untuk ditancapkan di dalam vas.

"Seru Buk! Akhirnya SMA Sarah menang."

"Bagus dong. Kamu udah makan siang apa belum?"

"Belum, hehehe."

"Makan siang dulu gih, ada sayir asem sama ikan bandeng," pinta Ratna seraya tetap sibuk merangkai bunga.

"Iya nih Buk, perut Sarah udah laper. Sarah makan siang dulu yaa."

Sarah menyelesaikan satu vas bunga kemudian ditaruh di etalase. Sang ibu tersenyum mengiyakan. Sarah kemudian berjalan keluar toko.

"Nanti jam 3 sore tanamannya dipangkas ya, Raa!" teriak Ratna dari dalam toko.

"Siap Bundaaa!" jawab Sarah dari jauh.

Sarah kemudian masuk ke dalam kamar meletakkan tasnya dan melepas sepatunya. 

Sarah kemudian mengambil laptopnya di dalam laci beserta bindernya.

Sarah membuka laptopnya di atas meja belajar lalu mengecek novelnya.

"Nanti malam buat sinopsis terus dikirim deh ke penerbit Happy Media. Ya Allah, semoga novelku diterima."

Sarah kemudian menutup kembali laptopnya dan berlari ke meja makan.

Sarah sudah tidak tahan dengan aroma sayur asem yang terasa asam segar itu. Apalagi dipadukan dengan bandeng goreng yang gurih-gurih nyoe itu membuat hidung Sarah kembang kempis.

Sarah kemudian duduk menghadap makanan lezat yang sudah disajikan itu. Diambilnya satu piring dan diisi nasi lalu disiramkan kuah beserta sayuran asemnya. Sarah pun kemudian mengambil satu ikan bandeng yang sudah digoreng, kemudian ditaruh di atas nasinya. Terlihat ikan bandeng itu tampak krispy dan lembut dagingnya meski matanya masih melek.

Sarah kemudian menyantapnya dengan pelan-pelan. Kalau tidak pelan, duri ikan bandeng akan menusuk hatinya. Eh mulutnya maksud saya.

Beberapa jam kemudian, waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Di mana Sarah harus memangkas tanaman di halaman dan juga bertugas menyiramnya.

***

Di halaman, Sarah terlihat asyik memangkas daun-daun kering dan juga bunga-bunga yang sudah kering. Tanaman yang dijualnya itu memang harus terlihat rapi agar pelanggan tertarik.

"Sudah rapi. Sekarang waktunya kalian mandi, biar seger biar nggak bau asem!"

Sarah mengajak ngobrol bunga-bunganya yang super cuek itu. Sang bunga tidak pernah merespon perkataan Sarah. Jadinya Sarah terkesan diacuhkan.

Sarah kemudian mengambil gembor yang sudah berisi air. Sarah menyiram semua tanamannya dengan hati-hati agar tidak membuat bunga menjadi rontok karena menampung air.

Beberapa menit kemudian, ada sebuah mobil berwarna merah berhenti di pinggir jalan tepat di depan rumahnya.

Sarah pun menghentikan proses menyiramnya.

Sarah memperhatikan mobil itu dengan rasa penasaran. Sebelumnya ia tidak pernah melihat mobil mewah seperti itu berhenti di depan rumahnya. Dalam benak Sarah, mungkin itu mobil pembeli buket bunganya atau orang yang akan bertanya alamat rumah seseorang.

TENTANG ARISA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang