Thirty Nine

601 67 3
                                    

Sorry for not updating in forevaaa targetnya ga tercapai banyakan sidersnya:(:( but it's fine krn mungkin this would be the last update till selesai UN.

And here's the chapter! Enjoy!

Ps: the drama will be started
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Luna Anderson's POV

Aku masih tertawa-tawa dengan Perrie saat melihat Zayn dan Niall duduk di tempat tidur, seperti sedang membicarakan hal serius. Mata Niall basah, tapi tidak terlalu. Mungkin ia habis menangis, tapi sudah ia hapus air matanya.

Melihat laki-laki yang kusayangi menangis itu adalah kelemahan terbesarku. Melihat Dad, Harry, dan Niall menangis, cukup membuat hatiku sakit. Tidakkah aku cukup membuat mereka berhenti menangis? Apalagi saat mereka berbohong tentang alasan akan mereka menangis.

"Luna?" Perrie mengagetkanku.

"Y,ya?" Jawabku refleks.

"Kau melamun?" Perrie tertawa.

"Ahaha, maaf. Tadi aku seketika ingat sesuatu. Maaf sekali, Perrie,"

"Tidak apa,"

"Hey, Sayang!" Zayn menegur Perrie. "Dan kau juga adik kecil! Sudah selesai girls' talk?" Zayn tersenyum padaku.

"Kita hanya berbicara sebentar," jawabku.

"Mana Harry? Ini sudah cukup malam," Zayn melihat jamnya. Aku menengok jam hotel. Tepat jam 12 malam.

"Ohya, dimana ia?" Aku mulai khawatir. Takut sesuatu akan terjadi padanya. Takut ia marah padaku lalu ia kabur atau...

"Aku akan mencarinya. Tunggu ya," Zayn berdiri.

"Aku ikut," Niall menarik tangan Zayn dan bangun dari tempat tidurnya. "Kalian berdua disini saja ya. Kalau Harry sudah kembali, telefon aku atau Zayn," pesan Niall. Aku mengangguk.

Zayn dan Niall keluar kamar lalu menutup pintu pelan. Aku mulai tidak enak perasaanku. Kemana ya ia? Apa Harry benar-benar marah padaku? Apa ia pergi ke club malam dan bertemu wanita lain? Apa ia....

"Hey jangan terlalu cemas. Ia akan baik-baik saja," Perrie menenangkanku.

"Aku mau memesan minum dibawah. Kau mau ikut?"

"Tidak. Aku menjaga-jaga saja siapa tahu Harry datang,"

"Okay. Kabari aku terus, ya!" Kataku sambil menutup pintu kamar pelan.

Aku turun lewat lift, suasana sepi sekali, mungkin karena sekarang jam 12 malam.

Tapi ternyata suasana lobi cukup ramai, banyak orang check in atau check out, ada juga yang menuju kafe disana. Aku menuju kafe dan rahangku terbuka lebar saat melihat seorang lelaki yang kukenal sangat sedang disana, berciuman dengan teman modelku.

Harry dan Kendall Jenner.

Rahangku terbuka dan mataku juga terbuka saat melihat Harry mengusap rambut Kendall, dengan sebotol vodka dan wine dimejanya. Harry mabuk berat. Dan ada Kendall disana.

Aku merasa air mataku mulai membasahi wajahku. Lututku lemas, aku masih melihat ke arah mereka-dimana mereka berdua berduaan layaknya sepasang kekasih. Aku merasa badanku hampir jatuh jika saja tidak ada yang menopangku.

"Luna!" Aku tahu suara itu. Niall. Ia menopangku lalu membawaku ke sofa. Zayn menghampiriku.

"Kau kenapa?!" Suara Zayn tinggi.

Aku melirik ke arah Harry dan Kendall yang masih berduaan dimeja. Zayn dan Niall melihat ke arahnya. Muka Zayn memerah lalu ia mengepalkan tangannya dan berniat menuju Harry.

"Jangan," lirihku.

"HE'S FUCKING CHEATING IN FRONT OF YOU LUNA!" Zayn setengah berteriak. Mukanya memerah karena marah.

"Ia mabuk,"

"Tetap saja!"

"Aku mohon, jangan," aku menarik tangan Zayn. Zayn menghela napasnya.

"Oke. Kita selesaikan nanti saat ia kembali ke kamar,"

-Harry Styles' POV-

"So, apa yang membuatmu kemari dan minum?" Kendall bertanya padaku. Mata coklatnya tidak bisa membuatku berkedip darinya. "Kenapa kau melihatku seperti itu?" Ia tertawa.

"Kau cantik," pujiku. Aku mengusap rambut lurusnya yang halus itu.

"Well, mana kekasihmu?"

"I don't care about her. Well, i love her, but now she's with Niall so..."

"Kau cemburu?"

"Tidak. Tentu tidak. Aku jauuuh lebih tampan dari Niall," aku mendekatkan wajahku ke arah Kendall.

"Kau minum terlalu banyak, Harry," Kendall memundurkan wajahnya lalu menatapku dan mengusap pipiku dengan jari jentiknya.

"Aku tahu kau menginginkanku. Ya kan?" Aku mengusap tangannya.

"Kita bisa kembali bersama jika kau mau, Harry," ia menjilat bibirnya. Membuatku sangat ingin menciumnya. Lalu aku mendekatkan wajahnya dan menciumnya.

-Niall Horan's POV-

Melihat Luna menangis adalah kelemahan terbesarku. Ia wanita yang terlalu baik, polos, dan sempurna untuk dilukai oleh orang seperti Harry. Matanya basah, wajahnya merah karena menangis terus, dan kulitnya memucat. Ia menangis dalam pelukanku, membuatku semakin sakit melihatnya.

"Aku sudah bilang kau di atas saja dengan Perrie," kataku pelan. Ia menengok ke arahku.

"Aku lapar," lirihnya.

"Kau kan bisa memesan lewat telefon," kini Zayn. Ia memang sangat cemas pada Luna.

"Aku.. aku tidak tahu. Mungkin ini jalannya?"

"Kemari, Luna," Zayn memeluk Luna dan Luna kembali terhambur dalam tangisannya. Ya Tuhan, bisakah kau membuatnya berhenti menangis karena aku hancur saat melihatnya.

"Harry marah padaku.. ia.. ia minum.. dan Kendall.. Kendall..." ia sesenggukan saat memeluk Zayn.

"Shhh, lebih baik kita kembali ke atas ya. Percuma melihatnya begitu. Ia juga sedang mabuk," Zayn menenangkan Luna.

"Tapi bukankah kalau sedang mabuk berarti hal yang ia lakukan diluar sadarnya? Dan berasal dari alam bawah sadarnya? Bagaimana kalau... kalau Harry ternyata mencintai Kendall? Dan bukan aku?" Luna kembali menangis histeris.

"Ada aku yang akan siap menonjoknya jika ia melukai hatimu. Dan ada Niall yang akan menjagamu," Zayn melirik ke arahku. "Ayo kita ke atas," Zayn melepas pelukannya. Aku mengelap air mata Luna dengan tanganku lalu mata birunya sempat terpaut dengan mata biruku.

"You're prettier when you smile, Princess," bisikku. Terlihat semburat merah di pipi Luna.

"Terimakasih, Niall. Dan asal kau tahu, ku pikir ingatanku mulai membaik,"

~~~~~~~~~
WOW 3 POV IN 1 CHAPTER WOW!

Gimana gimana suka ga suka ga? Abal ya? Maaf ya. Lagi mau UN nih setres akuh.

THANKS BTW FOR THE 1.59K READERS and 144 VOTES YOU GUYS ARE THE BEST THANK YOU SO MUCH THANK YOU I CANT THANK YOU ANYMORE ILYILYILY

Btw [OneDirectionSeries] udah selesai dan bisa dicek di Reading List gue dan nanti abis UN insyaallah gue mau nulis [5SOSSeries] jadi staytune!

Vomments;)

Somebody to Love {Niall Horan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang