Pagi hari, tiara sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia menunggu di Ruang tamu rumah sahabatnya itu. Menunggu lini yang sibuk dengan berbagai alasan.
Mulai dari kaos kakinya yang hilang dan sepatunya yang hanya ada sebelah saja.
"Linn udah belum ih? Udah telattt nih kita" Teriak Tiara dari bawah, Pada sahabatnya yang masih sibuk mencari sepatunya.
"Bentar donk ti. Dari pada lo ngomel mulu, mending lo bantu cari sepatu gue" Jawab Lini,
Tiara mendengus,lalu mulai bangkit dan membantu cari sepatu sahabatnya itu.
Setelah beberapa menit insiden sepatu hilang sebelah,akhirnya lini menemukan sepatunya yang berada di kolong meja makan.
"Masa iya rumah sebagus ini ada tikusnya" Ujar Tiara, entah mencibir atau tidak percaya akan yang terjadi
"Jam berapa?" Tanya Lini,tak menanggapi ucapan tiara.
Tiara melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya lalu menepuk jidatnya keras.
"07.30 Lin" Ujar Tiara,
"What?"
Kedua Orang itu saling pandang,dan langsung lari keluar menuju mobilnya.
Melajukan mobilnya dengan di atas rata rata, hanya butuh 15 menit mereka sampai di depan gerbang yang sudah di konci oleh pak security 30 menitan yang lalu.
Ya. Seharusnya pukul tujuh mereka harus ada di Kelas,minimal di area sekolah.
Tapi ini? Lima belas menit lagi jam delapan. Tapi mereka baru sampai."Yahh gimana donk?" Tanya Tiara, menghela nafasnya.
"ya gue gak tau." Jawab Lini, terdiam menatap ke depan gerbang yang di gembok itu.
Namun detik selanjutnya ia tersenyum, dan menjulurkan tangannya ke samping."Gw pinjem Jepit rambut lo tuh"
"Buat apa?" tanya tiara,heran.
"Udah, Sini. mau masuk kelas gak?" Tanya Lini, tiara tentu saja mengangguk menjawabi pertanyaan sahabatnya itu. "Ya,makanya sini" Pinta Lini,
Tiara melepas jepit rambutnya itu,dan memberinya ke lini. Entahlah ia masih bingung dengan apa yang akan lini lakukan dengan jepit rambutnya itu.
"Tunggu di sini!" Pinta Lini,yang lalu keluar dari mobil dan menuju gerbang.
Tiara mengamati apa yang akan di lakukan lini, namun detik selanjutnya ia paham, lalu menggeleng tak percaya. Sambil bergumam kecil.
"Otak kriminalnya kumat"Lini, dengan sebisa mungkin membuka Gembok gerbang sekolahnya itu. Yang untung saja sedang tidak ada pak securitynya. Namun tetap saja ia harus clingak clinguk takut tiba tiba pak secur atau guru yang lain melihatnya bisa bisa ia masuk bk dan berujung di hukum seperti yang sering ia alami di sekolah dulunya.
"Aman" Ujarnya, Saat gembok berhasil di buka dan ia membuka gerbang selebar mungkin, dan bergegas Kembali ke mobilnya.
"Masuk..." Ujarnya, yang kembali melajukan mobilnya dengan santai masuk lewat depan.
"gilak,parah lu lin" Ujar Tiara tak habis pikir akan apa yang di lakukan lini tadi.
"Haha, Itu Salah satu Kebanggan gue ti" Jawab Lini tertawa,sambil memarkirkan mobilnya dan langsung turun di ikuti tiara.
"Yokk lah masuk" ajak lini, yang di angguki tiara.
Ia melangkah menyusuri koridor, menuju kelasnya dengan santai.
Benar benar santai. Seperti manusia tak berdosa saja mereka,padahal jelas jelas mereka sangat berdosa sekali.Tepat sampai di depan pintu tertutup itu. Tiara dan lini saling pandang.
"Gimana?" Tanya Tiara,
Lini tersenyum, lalu melangkah satu langkah dan mengetuk pintu kelasnya iti tiga kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Already love
أدب المراهقينAlready Love >Φ teenfiction of Tirez |¦ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ¦| jangan ikut campur urusan Gw!" peringat tiara, anrez tersenyum tipis " mending sekarang lo pergi , atau gw duluan yang pergi" usir tiara, hendak pergi namun "denger yah, sampai...