PART-37

34.7K 7.4K 411
                                    

Happy reading!


Alvin mendudukkan tubuhnya dibangku yang berada dibarisan belakang. Dia menatap Cecep yang duduk disebelahnya sedang menutup wajahnya sendiri.

Melihat temannya yang satu ini rada aneh dan lebih pendiam dia pun beralih menatap Panjul dan Nanan yang sedang memainkan ponsel dengan duduk menyamping.

Alvin menendang bawah kursi dua pria itu agak kencang membuat Panjul dan Nanan langsung menatap dirinya kesal.

"Cecep kenapa?" Tanyanya pelan.

Panjul melirik Cecep sebentar kemudian memajukan tubuhnya, "Tadi di gerbang sekolah dia nabrak cewek" ucap Panjul berbisik.

"Terus?" Tanya Alvin penasaran.

"Terus cewek yang dia tabrak jatoh, buku yang dipegang cewek itu ikutan jatoh" Panjul menjeda ceritanya, dia mengambil botol minum miliknya yang diletakkan diatas meja.

Alvin berdecak tidak sabar, dia menggoyangkan lengan Panjul membuat pria yang sedang minum itu melirik Alvin tajam. "Cepetan! cepetan!"

"Sabar woi!" Panjul menaruh botolnya kembali. "Ekhem, nah terus--- tadi sampe mana ceritanya?" Tanya Panjul bingung.

Nanan menyentil dahi Panjul, "Bego! Tadi sampe yang buku cewek itu jatoh" ucap Nanan memberitahu.

Panjul mengusap dahinya, "Si Cecep kan otomatis langsung jongkok buat ngebantuin cewek itu ngambil bukunya, abis itu mereka berdiri. Si Cecep ngasih buku yang dia pegang ke cewek tadi"

"Kaya sinetron njir!" Ucap Alvin menyelak.

Panjul dan Nanan mengangguk menyetujui.

"Cewek tadi bilang makasih, sebelum pergi cewek itu ngebisikkin Cecep sesuatu. Nah! Abis dibisikkin si Cecep langsung kaya gini! Dia jalan sambil nunduk, mukanya ditutup"

Alvin melirik Cecep yang masih menutup mukanya.

"Cewek itu ngebisikkin apaan dah?" Tanya Alvin bingung.

Panjul menjentikkan jarinya, " Ini masalahnya! Gue sama Nanan gatau apa yang cewek itu bilang"

Alvin berdecak.

"WOI! GIBAH! GIBAH! ASTAGFIRULLAH TIDAK BOLEH BERGIBAH!" Teriak seorang gadis sambil menggebrak meja Alvin.

Alvin mengusap dadanya, kaget karna mendengar suara gadis itu yang sangat kencang.

"Berisik anjir!" Sinis Panjul.

Audi tertawa, "Gaboleh bergibah!" Ucap Audi.

BRAK!

"Audiii!" Teriakkan melengking milik seseorang membuat mereka kecuali Cecep menengok kearah pintu kelas.

Gadis berbando masuk dengan raut wajah kesal.

"Kenapa lu?" Tanya Audi ke gadis yang ada disampingnya, Rara.

"Tau ngga si tadi gue liat kak Aldo jalan bareng Tasya! Omg, gue kesel banget" ucap Rara menggebu-gebu.

Audi menatap gadis itu tak percaya. "Sumpah? Dimana mereka sekarang?!" Tanya Audi.

Rara menarik tangan Audi menuju bangkunya sambil mengoceh.

Mereka bertiga hanya bisa melongo melihat kedua gadis tadi.

"Anjing!"

Alvin menengok kearah sampingnya ketika mendengar Cecep mengumpat.

"Lu kenapa---"

Kring! Kring! Kring!

Bunyi bel masuk membuat Alvin tidak jadi bertanya ke Cecep. Dia menatap kearah depan ketika guru masuk kedalam kelas diikuti seorang gadis dibelakangnya.

JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang