"Akhirnya datang juga Mark," ucap Chanwoo yang memimpin pasukan ke - 3, menelusuri rumah besar di kawasan Gangnam yang disebutkan oleh Changmin sebagai salah satu tempat meletakkan potongan tubuh korban.
"Maaf hyung, bocah itu susah ditinggal," kata Mark menatap ke ruang santai tempatnya berpijak ini. Beberapa polisi terlihat sedang memeriksa beberapa spot.
Mark menolehkan kepala, menatap kearah tangga menuju lantai dua.
"Sudah aku sebar semua, di lantai dua dan tiga," kata Chanwoo, "Tapi belum ditemukan apapun."
"Inspektur!!!"
Mark dan Chanwoo sama - sama menolehkan kepala mereka dengan cepat ketika mendengar suara teriakan dari salah seorang polisi. Mark segera melangkahkan kakinya menuju si polisi yang berteriak itu melangkah. Perasaan Mark sudah cukup tidak enak ketika si polisi masuk kedalam dapur. Dan benar saja, perasaan tidak enaknya terbukti saat ia melihat dengan sangat jelas potongan - potongan tubuh manusia dan beberapa daging berukuran cukup besar berbentuk kotak yang tersimpan di lemari pendingin.
"Manusia gila..." gumam Chanwoo.
Mark hanya bisa menarik nafas dalam - dalam, ia benar - benar tidak habis pikir karena bertemu dengan sosok yang begitu menakutkan dan mengerikan. Kejahatan diluar nalar yang baru pertama kali ia lihat.
Mark semakin khawatir dengan keselamatan Haechan. Dengan pembunuhan yang begini mengerikan dan dengan kondisi psikologis pelaku yang menyebut kejahatannya adalah seni, ia yakin Haechan tidak akan dibiarkan hidup dengan damai.
Haechan masih bermain dengan handphonenya ketika ia mendengar suara langkah mendekat menuju kamar yang ditempatinya ini. Kepala Haechan menoleh, menatap waspada pada pintu kamar yang berwarna putih itu. Tatap mata Haechan masih begitu fokus kearah pintu, tidak ada pergerakan sama sekali. Ia bangkit duduk dan terus mengamati kearah pintu ketika kemudian terdengar suara ketukan pintu.
"Haechan, aku pikir kau lapar jadi aku membawakan makanan untukmu..."
Haechan mengerutkan kening, sepertinya itu adalah salah satu polisi yang berjaga. Dia memang baru pertama kali ini menjadi saksi sebuah kasus, jadi tidak tahu sama sekali jika akan ada perhatian khusus seperti ini. Haechan tersenyum lebar, ia turun dari ranjang
Kaki Haechan melangkah menuju pintu kamar yang memang dia kunci. Tangannya terjulur, membuka pintu kamar. Ia menatap pada sosok polisi yang ada dihadapannya. Haechan menatap cukup aneh kearah si polisi yang terlihat tidak membawa makanan seperti yang dijanjikan.
Tetapi Haechan sudah sama sekali tidak peduli dengan makanan ketika si polisi dihadapannya ini tiba - tiba mengeluarkan sebuah pisau dengan ukuran cukup besar dan dihunuskan kearah Haechan. Refleks Haechan menghindari hunusan pisau dihadapannya, namun karena pergerakannya yang memang tidak begitu cepat, membuatnya pisau tetap menancap dibawah bahu sebelah kanannya.
Haechan menjerit keras kesakitan, rasa sakit ketika dinginnya pisau menusuk dagingnya dan mengoyak hingga mengeluarkan darah membuatnya tidak bisa menahan teriakannya. Haechan yang masih terkejut dengan apa yang terjadi masih dikejutkan lagi dengan sikap polisi didepannya ini yang sepertinya memang ingin membunuhnya.
Polisi dihadapan Haechan menubruk tubuh Haechan begitu saja, membekap mulut Haechan dengan telapak tangannya dan tangan yang lain bergerak memukul keras pada wajah Haechan.
Haechan benar - benar sudah tidak mungkin berfikir jernih. Pukulan - pukulan yang ia dapat di kepalanya membuatnya merasa sakit dan pening luar biasa. Dan sialnya mulutnya yang dibekap membuatnya tidak bisa untuk sekedar berteriak. Tubuh Haechan bergerak kasar berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman polisi yang masih ada diatas tubuhnya ini. Tetapi kekuatan Haechan sama sekali tidak bisa menandingi, ia justru merasa semakin kesakitan karena bergerak liar. Haechan merasakan putus asa yang semakin besar ketika si polisi mencabut pisau dari bahunya dan kembali menghunuskan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir?
FanfictionLee Haechan, seorang anak laki - laki berusia 16 tahun memberanikan diri dengan menjual dirinya sendiri di sebuah situs prostitusi untuk mendapatkan uang jajan tambahan. Mark Lee, seorang polisi muda berusia 24 tahun yang baru lulus dari akademi ke...