Di dalam perjalanan menaiki motor milik Taki, Niki berperan sebagai pengemudi sedangkan Taki dibonceng belakang, karena ini motor Taki dan pemuda itu yang membawakan camilan, jadi Niki iya-iya saja ketika disuruh membonceng, Taki pernah mencoba bonceng Niki, karena badan Niki lebih tinggi daripada Taki, pernah sekali motor Taki oleng karena Niki tidak mau diam ketika dibonceng.
Malam hari tidak membuat mereka kesulitan untuk menuju ke rumah Junghwan, karena pemuda itu sendiri yang menyuruh Niki dan Taki untuk datang menemaninya, di dalam sirkel mereka memang Junghwan terkenal penakut, berbeda dengan para gadis yang suka memperolok Junghwan.
Niki dan Taki sudah memasuki komplek kawasan milik Junghwan, sekarang jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, kawasan itu sangat sepi, dingin, gelap dan berkabut. Walaupun mata Niki sipit seperti orang Jepang, tetapi pemuda itu masih bisa untuk melihat jalanan di depan.
“Loh loh Nik.. Di depan ada apaan tuh,” seru Taki melihat jalanan depan terdapat sosok yang berdiri di tengah-tengah.
“Orang itu, bentar gue klakson,” ujar Niki santai.
Klakson sudah dibunyikan beberapa kali oleh Niki, tetapi sosok itu tidak mau menghindar, “Jangan-jangan setan lagi??” seru Niki lalu Taki berteriak.
Di sepanjang jalan Niki bukannya menghindar dengan melewati jalan sebelah yang lebih luas, pemuda itu malah membunyikan klakson terus menerus agar sosok di depan segera pergi, motor yang mereka lajukan ini semakin dekat dengan sosok tersebut. Terlihat sosok itu adalah seorang gadis dengan rambut hitam panjang.
“AAAAAAAA....” teriak Niki dan Taki, gadis yang hampir ditabrak itu juga berteriak kemudian motor milik Taki oleng ke pinggir jalan, untung saja mereka berdua jatuh di atas rumput dan tidak lecet sama sekali.
“Kalian kenapa sih bikin berisik komplek aja!” seru gadis itu kemudian membantu Niki mendirikan motor yang menimpa Niki dan Taki.
“Setan kok ngomel-ngomel?!” ketus Taki.
“Gue bukan setan ya!” omel gadis itu kembali.
“Loh Pharita?” seru Niki dan Taki bersamaan.
Gadis yang disebut Pharita itu melipat kedua tangannya di dada, “Udah gue bantuin malah ngatain gue setan!” ketusnya.
“Ya lo sih, udah tau ada motor dari belakang ngeklaksonin lo mulu buat minggir, malah lo nya nggak minggir-minggir, gue kira setan tadi,” ucap Niki mencari pembelaan.
“Iya maaf, gue tadi pake airpods, sama sekali nggak kedengeran,” ujar Pharita merasa bersalah.
Kemudian Niki dan Taki membersihkan pakaian mereka lalu bersiap untuk melanjutkan perjalanan, “Eh kalian mau kemana malem-malem ke komplek gue?” tanya Pharita.
“Lah lo tinggal di sini juga? Kita mau ke rumah Junghwan,” ujar Taki.
“Wih.. Ikut dong mau main,” ujar Pharita, sebenarnya Taki sudah mau melarang gadis itu untuk ikut, tetapi Niki sepertinya memiliki perasaan pada gadis di depannya ini, terlihat dari Niki yang selalu melihat ke arah Pharita secara intens.
“Yaudah, kita cenglu aja,” ucap Taki.
Kemudian Niki dengan semangat menaiki motor Taki, kemudian Pharita ada di tengah lalu belakang sendiri ada Taki. Niki menjalankan motor Taki dengan kecepatan sedang, kemudian sampailah ke rumah Junghwan.
“Waduh kok bonceng tiga,” suara mengagetkan mereka bertiga, mereka kira itu adalah suara pemilik rumah yakni Junghwan, ternyata bukan. Pemilik suara itu adalah Gunwook, teman satu angkatan mereka dan tetangga Junghwan.
“Diem lu, join nggak? Taki bawa banyak cemilan,” ucap Niki sebenarnya tidak ada maksud untuk mengajak Gunwook bermain dengan mereka di rumah Junghwan, tetapi ternyata Gunwook mengiyakan membuat Taki memukul kepala Niki dengan sebal.
Taki menekan bel rumah Junghwan, tidak lama pintu terbuka dan menampilkan Junghwan yang memakai kaos sleeveless dengan keadaan tubuh yang berkeringat dan wajah yang ketakutan.
“Abis ngapain lu?” tanya Taki.
“Aduh lama banget kalian, lah Pharita sama Gunwook ngapain?” bingung Junghwan.
“Nih diajak Niki,” jawab Taki.
Junghwan langsung mengajak mereka semua masuk ke dalam kamar Junghwan yang ada di lantai dua, “Danielle, Dahyun sama Jiwoo mana?” tanya Junghwan.
“Nyusul keknya, atau nggak mereka emang nggak mau ke sini,” jawab Niki.
Kemudian Junghwan menyalakan televisi di dalam kamarnya, sedangkan Gunwook dan Pharita sedang melihat-lihat kamar Junghwan, kemudian Gunwook yang melihat Junghwan memainkan ps nya, membuat pemuda itu ikut bergabung dengan ketiga lainnya.
Sedangkan pandangan Pharita tertuju pada sebuah buku diary gambar tokoh Alice yang terletak di meja nakas Junghwan, gadis itu mengambil buku tersebut kemudian dengan lancang membuka buku diary tersebut.
Halaman satu persatu dibuka oleh gadis itu, dirinya membaca karena merasa penasaran akibat cover yang menarik, Pharita kira buku itu adalah buku cerita milik Junghwan, ternyata isinya adalah sebuah curhatan.
Mata Pharita menelisik membaca kata perkata dalam buku diary tersebut, bahkan Junghwan saja belum sempat membaca perhalaman, Pharita malah sudah membaca setengah dari halaman.
Jantung gadis itu berdetak dengan kencang, dirinya langsung menutup buku diary itu dengan cepat, lantas Gunwook menoleh ke arah Pharita, “Rit, sini deh join main, daripada lo bengong di situ,” ajak Gunwook.
Sebenarnya mereka semua adalah seorang teman, tetapi memang Junghwan sudah memiliki sirkel sendiri. Pharita tidak menanggapi ucapan Gunwook, gadis itu malah melihat pantulan dirinya melalui cermin besar di rumah Junghwan.
Ia melihat dirinya di dalam cermin besar, tetapi lama kelamaan sosok pantulan dirinya berubah, menjadi sosok gadis cantik yang bukan bayangan Pharita, membuat gadis itu melotot kaget, kemudian bayangan di dalam cermin itu berubah menjadi menyeramkan dengan rambut berwarna putih kusut, pakaian putih menutupi kakinya dengan lusuh dan banyak bercak darah.
Wajahnya menyeramkan dan sangat hancur kemudian tertawa melihat Pharita, gadis itu sontak berteriak ketakutan.
💌 New Character 💌
Pharita (BABY MONSTER YG ENT)
Gunwook (ZB1)
KAMU SEDANG MEMBACA
night changes
TerrorMelalui buku diary yang Junghwan temukan di bangunan tua sekolahnya, setiap malam ia selalu memimpikan gadis yang meminta pertolongan padanya untuk mengungkapkan suatu fakta rahasia terlarang.