Mengudara di Cakrawala

165 27 11
                                    

Hal pertama yang muncul di benak Katsuki saat memasuki Todocopter adalah interiornya yang luar biasa. Ini memang bukan kali pertama Katsuki naik helikopter, tapi heli--Todocopter emang beda dari jenis helikopter lain. Interiornya canggih dan berkilauan, udah mirip helikopter dari masa depan. Mau sekaya apapun Katsuki, dia sadar kalo sahabatnya ini emang udah next level. Jujur Katsuki kagum.

"Ngapain bengong disitu? Pintunya mau gue tutup nih. Lo mau gue tinggal?"

Suara sedatar triplek tapi ngeselin itu menyadarkan Katsuki yang daritadi cuma planga-plongo di pintu masuk. Dia cuma berdecak nahan emosi, tanpa banyak bicara langsung melangkah memasuki Todocopter dan ngambil posisi duduk di sebelah Shoto.

Shoto nutup pintu Todocopter dengan sekali pencet.

Didepan sana, Pilot bernama Pak Asep dan co-pilot bernama Pak Jamal sibuk berurusan dengan kemudi Todocopter. Dua pilot kepercayaan Shoto yang berasal dari sebuah negara di Asia Tenggara itu memang bisa diandalkan. Udah lama banget mereka bekerja di Agensi Enji, Papanya Shoto. Mereka juga ramah banget, makanya Shoto percaya Pak Asep sama Pak Jamal ngga bakal bocorin ke Papa Enji kalo Shoto diem-diem bawa Todocopter ke belahan bumi lain.

Katsuki denger suara samar baling-baling Todocopter yang berputar dengan perlahan. Lama kelamaan putaran baling-baling itu makin kuat sampai Katsuki sadar kalo mereka udah ngga napak tanah lagi. Todocopter udah mengudara di langit biru.

"Gile ..." gumam Katsuki sambil nempelin muka ke jendela Todocopter.

Mereka udah diatas angin. Todocopter pun bergerak menuju kota tujuan yang harus ditempuh sekitar sembilan jam lamanya, Dubai. Itupun menurut perkiraan Shoto. Semoga ngga ada awan kumulonimbus yang iseng lewat dan bikin ngaret!

"Btw, Tod-"

"Shoto."

Koreksi Shoto tanpa mengalihkan matanya dari sebuah tablet 10 inchi yang ada di tangannya. Katsuki mati-matian nahan diri untuk ngga ngelempar Shoto keluar Todocopter. Karena dia tau diri. Masa udah diajakin liburan, naik heli--Todocopter, gratis, tapi kelakuan macam setan?

"-Shotod."

Kenyataannya, sifat setan Katsuki emang udah ngga ketolong lagi.

"Kita nyampe di Dubai kira-kira jam berapa?"

Shoto diam. Dia pasang muka berpikir sambil ngeliatin layar tabletnya dengan kedua alis yang mengernyit serius. Katsuki ikutan diem, dengan tangan terkepal yang gemetar karena menahan hasrat buat ngga nonjok muka good looking Shoto.

"Menurut perkiraan gue, kita tadi berangkat jam delapan pagi. Sementara rute tercepat dari Jepang ke Dubai kalo lewat udara itu kira-kira sembilan jam. Jadi menurut perkiraan gue--"

PLAK!

"LANGSUNG KE INTINYA AJA, HANBUN-YARO!"

"Duh," Shoto meringis, ngusap pipinya yang sekarang tercetak jelas cap telapak tangan berwarna merah menyala. "Kayaknya kita nyampe sana jam lima sore."

"NJIR? LAMA BANGET. HELI CANGGIH BEGINI KOK LEMOT KEK GARY?!"

Pak Jamal yang duduk di kursi co-pilot, nengok ke belakang dengan senyum ramahnya.

"Mas Katsuki kalo mau cepet, harusnya naik roket aja."

"KALO NAIK ROKET, GUE GA KE DUBAI ANJ. SEKALIAN AJA LIBURAN KE PLUTO!"

"Ide bagus."

"MAKSUD LO?"

Katsuki nengok kilat ke Shoto yang sekarang buka tab baru di browser tabletnya. Dia lagi buka artikel yang membahas planet Pluto, dan nunjukin penampakan planet kurcaci itu ke Katsuki.

VACATION [⏳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang