-
-"Appa..." Panggilnya
Ditengah pemakaman yang sepi dan sunyi ini, suara tangis Yoora semakin terdengar. Entah kenapa, hanya tempat inilah yang menjadi tujuannya saat ini.
Tanpa ia sadari ia berjalan sampai sini.
"Bodohnya aku. Aku bilang aku membencimu, tapi justru aku malah menemuimu, Appa" Ia tak punya tempat lain yang dituju, tak punya siapapun yang ingin ia kunjungi.
Ia pun tersenyum getir ditengah tangisnya.Sesekali Yoora menghapus air matanya yang mulai mengering.
Hanya menatap nisan appa nya itu membuatnya sedikit tenang. Ia merasakan kehadiran appa nya bisa menyembuhkan luka dihatinya.Taehyung adalah cinta pertama Min Jee, juga cinta pertama putrinya, Yoora.
Meskipun kehadirannya sudah tak bisa diharapkan lagi, namun sosoknya masih mempunyai tempat terbesar di hati Min Jee dan Yoora."Appa mianhae... mianhae..." Yoora kembali menangis. Menatap foto ayahnya itu membuatnya kembali bersedih. Ia sangat ingin merasakan pelukan hangat dari ayahnya itu.
Tatapan hangat ayahnya itu sangat menenangkan meski hanya dalam sebuah foto, ia juga ingin melihatnya secara langsung. Tapi apa daya ia tak bisa melakukannya."Mianhae.. telah mempunyai putri sepertiku. Harusnya aku tidak pernah dilahirkan. Harusnya appa disini yang menemani eomma, bukan aku. Mianhae appa. Mianhae, aku tak bisa menjadi putri yang baik untukmu"
Ucapan polos seorang gadis berusia 16 tahun itu sukses membuat Tuhan menangis. Rintihan hati kecilnya itu membuat langitpun mendung dan bersedih hingga menurunkan hujannya.
Dinginnya hujan tak terasa lagi buat Yoora. Ia masih berdiri di hadapan nisan itu. Seakan hujan pun ikut menemaninya menangis.Namun, tiba-tiba Yoora merasakan seseorang yang memayungi tubuhnya.
Ia menoleh ke belakang, melihat sosok yang melindunginya itu"Namjoon ahjussi" panggilnya lirih, suaranya tenggelam dalam derasnya hujan.
Dipeluknya Yoora saat itu juga.
Tubuhnya yang kecil dan basah kuyup itu tenggelam dalam pelukan Namjoon. Dada bidang dan tubuh jangkungnya itu dapat menghangatkan tubuh Yoora. Juga hatinya.Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Namjoon hanya memeluknya. Melihat Yoora yang semakin menangis itu membuatnya ikut menangis. Ia dapat merasakan kesedihan putri Taehyung itu, yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri.
........
......*Tak*
Suara gelas yang berisi coklat panas itu begitu berdenting.
Bukan karna suaranya yang melengking tapi karna kesunyian diruangan ini, di apartemen Namjoon. Namjoon membawa Yoora dan menyuruhnya untuk berganti pakaian.
Sweater rajut warna beige itu terlihat imut dikenakan oleh Yoora meskipun sangat kebesaran di badan kecilnya."Minumlah selagi hangat" tawarnya.
Yoora hanya mengangguk, sesekali ia tatap ahjussi tampan disampingnya itu.
Ia tak tau harus bercerita dari mana, dan kenapa ia menangis."Aku akan mengantarmu pulang jika hujan sudah reda. Aku sudah menghubungi Yoongi hyung dan eomma mu. Mereka tau kau bersamaku"
"Kamsahamnida" hanya kalimat itu yang terlontar dari bibir Yoora. Tak lebih.
Namjoon tersenyum, menunjukkan dimple menawannya.
"Kau mau cookies?" Tawarnya lagi.Yoora mengangguk setuju. Fakta bahwa perutnya mulai lapar ini tak bisa disembunyikan lagi.
"Apa kau butuh sesuatu lagi?
Kau mau mengeringkan rambutmu? Ada hair dryer dikamarku" Tawarnya lagiSedari tadi, Namjoon hanya menawarkan sesuatu yang dibutuhkan Yoora. Tapi tak bertanya pada Yoora apa yang terjadi padanya. Hal itu justru membuat Yoora bingung dengan keadaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHO ARE YOU MR.V SEASON 2
RomanceMr.V, Dia adalah ayahku. Darah psikopat itu mengalir dalam diriku