rahasia (R 17+)

6.9K 252 23
                                    

Beryl hanya bisa melihat melihat Nergal, dengan kasar menyetubuhi Leon, tuan yang dia kagumi, ada rasa tidak enak dalam hatinya, ingin sekali ia menolong Leon, tapi diantara Nergal, Mephisto dan Deus, ia adalah yang paling lemah. Deus memperhatikan Beryl yang seperti ingin membantu Leon, ia merangkul pundak si surai merah, yang dirangkul memerah.

"Ada apa hm? Kau ingin membantu tuan yang kau sayangi heh, simpan saja empati mu Beryl, kau tidak akan bisa menolongnya,"

Grrr

Beryl mengeram, ia tidak suka nada bicara Deus padanya, begitu angkuh, ingin sekali dia mencabik-cabik pria tersebut. Deus menarik tengkuk Beryl, mendekatkan wajahnya pada si surai red, wajah Berly yang sudah merah semakin merah karena betapa dekatnya wajah mereka, ia bahkan bisa merasakan napas Deus mulutnya.

"Hm, jika dilihat-lihat, kau manis juga,"

"Hentikan brengsek!"

Beryl menyingkirkan tangan Deus yang melingkar dipundaknya, mengeram marah pada pria bertubuh besar itu. Deus sendiri hanya menyeringai, entah kenapa ia suka melihat wajah Berly yang memerah.

Nergal masih asik mengenjot Leon, entah kapan akan berhenti, dengan hati-hati, Berly mendekati Nergal.

"Nergal-sama, tolong pelan-pelan, tuan Leon sepertinya sudah akan pingsan."

Lirih Berly, Nergal menghentikan genjotannya sejenak, menatap nyalang si surai merah yang berani mengusik kesenangannya. Rasanya Berly ingin menangis, melihat tatapan membunuh yang Nergal arahkan padanya, tanpa sadar ia mundur dan menabrak Mephisto dibelakangnya.

"Perhatikan kemana kau melangkah Berly, sebaiknya kau pergi, jangan menganggu Nergal"

"Tapi_"

"Kau berisik Berly, ikut aku."

Deus menarik Berly, yang ditarik hanya bisa mengikuti dalam diam, menatap sendu Leon yang hampir pingsan.

Bruk

Beryl dilempar ke kasur di kamar Deus, entah kenapa Deus malah membawa si rambut merah ke kamarnya, padahal ia tidak suka ada yang memasuki wilayahnya. Deus mengerjit, heran kenapa Berly masih tetap ada diposisi sebelumnya, tidak bergerak sama sekali. Deus mendekat, mengecek keadaan Berly yang tidak bergerak, takut jika laki-laki berambut merah itu kenapa-kenapa, bukan karena dia perduli, tapi karena kekuatan Berly masih diperlukan bagi Drak Fall.

"Oi, kau masih hidup kan?"

Deus bertanya tepat ditelinga Berly, yang ditanya menoleh, Deus tertegun, wajah merah, air mata mengalir di pipi, bibir gigit, harusnya Deus tak menganggap itu erotis.

"Hei, jangan memperhatikan ekspresi itu padaku, kau ingin aku entot ya, hm?"

Beryl cepat-cepat membenamkan kepala di bantal, menyembunyikan wajahnya yang tadi terlihat erotis dimata Deus.

"Hiks huu"

Beryl sesugukan, ia kasihan pada Leon, Nergal menginginkan pemimpin baru, yang lebih kuat dari Leon, karena sekarang Leon kehilangan kekuatannya, dengan cara menanamkan benih pada Leon, yang ternyata memiliki rahim, Berly takut, jika Nergal, Mephisto dan Deus tau ia juga bisa hamil, maka .... Beryl menggeleng, ia tidak mau, memikirkan kemungkinan yang akan terjadi, jika ada yang tau, kalau dia juga bisa hamil.

"Tidur lah Berly, kau membutuhkannya."

Entah angin apa yang membuat Deus mengusap rambut Berly, usapkan Deus terasa nyaman dirambutnya, tak membutuhkan waktu lama, Berly tertidur di kasur Deus.

"Ck, sialan, kenapa aku malah bersikap baik padanya."

Decak Deus lalu keluar dari kamar, sebelum melakukannya, ia mengecup puncak rambut Berly.

Secret Beryl🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang