23 : Aku akan terbang!

19 2 0
                                    

Tes yang Beomgyu lakukan bersama PD-nim berjalan dengan baik. Beomgyu lolos pada tahap pertama, itu artinya ia akan menjalani tes tahap dua esok hari bersama kakaknya, Soobin. Jantung Beomgyu berdebar kencang, ia tak sanggup membayangkan jika ia sampai lolos tahap kedua ini, yaitu tahap akhir. Lalu, ia berhasil masuk sebagai trainee, line debut dan puncaknya debut resmi bersama rekan satu timnya, dan ia berharap dua diantaranya tentu adalah kedua kakaknya. Beomgyu mengigit ujung bibirnya gemas, tak bisa tertidur dengan nyenyak karena terlalu bahagia untuk menyambut esok hari.

"Tidurlah, Beomgyu, kau sudah guling-guling di kasurmu itu selama hampir tiga setengah jam, astaga, gila!" omel Soobin yang sejak tadi ada di kamar Beomgyu sambil membaca novel kesukaannya. Ia tak tahu mengapa, namun rasanya hari ini, Soobin tak mau pergi tidur sebelum sang adik terlelap lebih dulu.

Beomgyu hanya terkekeh geli melihat Soobin yang nampak mulai kesal atas kelakuannya. Ia pun bangun dan duduk diatas kasurnya, menatap wajah sang kakak.

"Mwo? Mwoya?" tanya Soobin sembari menatap jutek Beomgyu yang kini menatapnya dengan hangat.

"Gomawo, kalian pasti bekerja sangat keras untuk ini. Kalian melakukan semua untukku--hiks, gamsahamnida."

Bibir Soobin yang mengerucut gemas, hanya menjawab apa pun sekena isi kepalanya. "Ya! Jangan terlalu percaya diri, aku melakukan semua ini, karena aku juga diancam oleh Jini sunbaenim, pilihanku kini cuma ada dua, kalau tidak mau debut, ya, keluar dari MyBigHouse. Maka dari itu, aku memilih lebih baik membantumu dan kita debut bersama."

Mata Beongyu mengalihkan pandang pada Soobin dengan cepat, terlihat raut wajah khawatir terlukis di parasnya yang rupawan. Soobin yang tahu jika Beomgyu mudah sekali dibohongi, hanya bisa terkikik terus, seakan semua yang ia lihat didepan matanya kini terasa sangat lucu. Beomgyu yang kebingungan hanya bertanya dengan lugu.

"Ah, wae? Kenapa kau tertawa, aku kan khawatir tahu! Apa benar, kau akan dipecat? Jawab aku, hyung, pabo!" bentak Beomgyu. Soobin kemudian secara refleks memukul bahu Beomgyu.

"Ya! Kau simpan mana sopan santunmu, hah? Bisa-bisanya kau membentakku dengan nada yang sangat keras, bahkan mengejekku. Aigo, appa dan eomma tidak mengajarkan itu pada kita!" protes Soobin.

"Appa dan Eomma? Haha. Memang apa yang pernah mereka ajarkan pada kita, bukankah sejak kecil kita selalu berjalan dan belajar sendiri? Apa mereka pernah peduli pada kita? Apa kita pernah ... dianggap benar-benar anaknya? Atau hanya sekedar investasi murahan semacam saham yang sering mereka bangga-banggakan itu? Apa kita sejenis itu?"

Soobin sontak mematung karena mendengar jawaban Beomgyu, ia mulai merasa kering di tenggorokannya. Astaga, Soobin harusnya tahu, Beomgyu bukan lagi anak sekolah dasar yang bisa ia kelabuhi dengan kata-kata semacam itu. Dimana orang dewasa akan membuat ancaman palsu semata untuk menakuti anak kecil, seperti "nanti kalau kamu nakal, ayah akan marah!" atau "Ibu nanti akan memukulmu jika kau tidak sopan!" tidak, Soobin harusnya tahu, adiknya sudah tumbuh dewasa sebagai pemuda yang tampan.

"Jadi, kita akan menghancurkan panggung besok? Kita akan menghancurkan MyBigHouse, benar?" tanya Beomgyu dengan penuh semangat pada Soobin, berusaha mengalihkan topik. Soobin yang paham pun akhirnya hanya mengangguk setuju.

***

"Selamat Soobin Dan Beomgyu, mulai besok kalian akan resmi menjadi bagian dari keluarga ini, " ucap PD-nim. Soobin dan Beomgyu hanya bisa celingak-celinguk, belum sepenuhnya sadar dengan maksud dari ucapan PD-nim. Lalu, sepersekian detik kemudian, mereka berteriak kegirangan. PD-nim sampai dibuat terkejut oleh ulah mereka. Namun, ia hanya membalasnya dengan senyuman terhangat layaknya seorang Ayah yang melihat keberhasilan kedua anaknya memenangkan perlombaan.

"Hyung, ini bukan mimpi 'kan? Ini sungguh nyata 'kan? A-akhirnya, aku menjadi seorang trainee, huhu, hyung! Gomawo!" teriak Beomgyu, lalu memeluk tubuh Soobin erat. PD-nim yang tidak mau merusak euphoria kedua saudara ini pun memutuskan untuk keluar dari ruang tes. Diluar sana, PD-nim bertemu dengan Yeonjun dan Taehyun. PD-nim menarik tangan kanan Yeonjun.

"Selamat, kedua adikmu akan menemani perjalananmu menuju mimpi. Aku yakin, kalian bertiga, Choi bersaudara akan masuk line up debut!" ujar PD-nim. Yeonjun terenyuh, hatinya terasa lega, ia sungguh takut setengah mati saat menunggu kedua adiknya melakukan tes tadi, namun, kini semuanya sudah terjawab. Ia dan kedua adiknya, punya harapan. Mereka bisa debut bersama. Ya, sesuai seperti yang Beomgyu inginkan. Semua akan baik-baik saja, semua akan berjalan sesuai rencana.

Yeonjun kini tak mampu menahan rasa harunya lagi, ia pun terduduk lemas di salah satu dari deretan kursi tunggu yang ada didepan studio tes. Taehyun juga duduk disampingnya.

"Kau sudah melakukannya, hyung, kau sudah menebus kesalahanmu. Mereka pasti akan bahagia dan melupakan semua hal buruk yang pernah terjadi diantara kalian. Aku yakin, Choi line, aku dan Hueningkai akan menjadi final line up saat pengumuman nanti. Kita tunggu saja, ok!" hibur Taehyun pada sosok trainee tertua diantara mereka, Yeonjun sangatlah dihormati dan disegani oleh pelatih maupun trainee lain. Begitupun dengan Taehyun, baginya, Yeonjun sudah seperti role model baginya.

Loslassen [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang