MATAHARI memperlihatkan cahaya terik, Ruby tampak menghalau sinar nya menggunakan tangan di atas kepala, sambil berkacak pinggang ia memegang sebotol air mineral
" Pantat lu ada masalah ye? Duduk njir, percuma kepsek nyediain bangku " Aline mencibir, matanya sakit melihat pose yang di buat oleh Ruby.
Gadis yang dicibir oleh nya sontak memutar bola mata sinis " berisik deh, kaki Aline yang du kondisikan! Ngangkang kurang ngangkang" Ruby balik mencibir, Aline sontak terbahak keras yang mana semakin terlihat menjengkelkan.
" lo ngapain nyangkut di mari? Udah sana samperin ayang mu "
Wajah Ruby seketika kusut "niat nya sih gitu key, cuma pengan aja sekali-kali ayang yang nyamperin duluan " ujarnya dengan cengiran lebar.
" Aline ya anjeng, gue gak sudi di panggil monkey! "Protes gadis itu pada Ruby yang sudah memperlihatkan wajah tak bersalah " plis deh ney, halu jangan ketinggian! Sampe taun depan juga sabian gak bakal nyamperin lo duluan " tutur nya membuat Ruby kembali murung.
"Aline beneran temen aku apa bukan sih?" tanya nya mendramatisir.
Aline yang tampak sibuk mengupas kulit kacang menatap gadis itu serius " lo temen gue kalo lagi seneng, tapi kalo susah mending pura-pura kagak kenal aja deh" jawab nya
"jahat kamu" kesal Ruby membuat aline tertawa terpingkal-pingkal.
" Lagian kalo menurut gue sabian gak cocok sama lo, dia terlalu subhanallah untuk lo yang astaghfirullah " katanya membuat telinga Ruby seketika panas.
Namun gadis itu tersenyum polos menatap Aline " bukan nya makin cocok ya kalo kita berdua di satuin? Aline tau ga sih, dalam hubungan bahtera rumah tangga suami dan istri harus lah saling melengkapi, menutupi kekurangan pasangan maka arti ' sakinah mawadah warahmah' pun terlaksana" ujar nya panjang lebar membuat Aline yang mendengarkan melongo kemudian memilih menatap kearah lain.
" Kenapa?" tanya Ruby pada Aline yang seperti tak ingin melihat kearah nya, perasaan itu bukan kalimat sindiran tapi kenapa gadis itu terlihat seperti kena mental?
Ruby celingak-celinguk kesana kemari, lalu memutar tubuh nya kebelakang hingga detik itu juga langsung terjungkal kaget "ya tuhan ayang bian!! doa anak Soleha emang de bes hiks jodoh Ruby nyamperin " pekik gadis itu girang, ia merentangkan tangan hendak memeluk Sabian yang menatap nya datar, di sebelahnya sudah ada Jake yang menatap gadis itu gemas.
Namun angan-angan nya segera pupus lantaran kerah belakang gadis itu sudah lebih dulu di tarik oleh Mentari "belum resmi bund tahan dulu hasratnya! Ya amsyong~ " ujar gadis berambut pirang itu dengan aksen Inggris namun versi lokal.
Aline yang tadinya seperti orang kehilangan gairah hidup itu pun akhirnya terbahak, Ruby mendengus, ini sebuah penghinaan baginya.
"lepasin Ruby ih, dasar bule jiplakan!" pekik gadis itu mencoba lepas dari mentari yang tampak santai, mentang-mentang tinggi jadi seenaknya.
"ya tuhan tar, lepasin! Ruby cuma mau ngasi minum doang!" Ruby menunjukkan sebotol air mineral pada gadis pirang itu.
" kalo u boong, i cepuin soal yang kemarin itu sama u punya crush " ancam nya, Ruby yang terlampau pusing mendengar bahasa alien gadis itu memilih untuk mengangguk saja.
Kemudian Ruby berlari kearah Sabian, dengan gerakan malu-malu kucing ia menyodorkan botol air mineral nya "bian pasti cape kan abis selesai latihan? Nih- diambil " usai mengatakan itu ia tercengar-cengir seraya menyelipkan rambut nya di belakang telinga, terlampau bahagia saat Sabian tak menolak pemberian nya.
" Makasih"
" iya, i love you too " jawab Ruby melantur, sadar di tertawa kan oleh jake gadis itu memukul kepalanya sendiri sambil meringis malu.
" bian gak ada niatan jadi suami aku? "
"enggak" kosong nada, Ruby manyun mendengar jawaban kelewat jujur pemuda itu.
Jake secara tiba-tiba mengusap rambut Ruby, Sabian yang sedang meneguk minum itu sontak menajamkan mata nya, dengan sekali sentakan tangan Jake sudah berpindah tempat- jatuh menjuntai kebawah.
" Cuci tangan lo dulu " Mendesis tajam, Jake meneguk ludah nya susah payah- cowok itu terlihat linglung, dia melakukan kesalahan kah?
Berbeda dengan jake, Lyoney semakin tersenyum sumringah menatap Sabian "ihh bian posesif banget, jadi makin sukaaak hehe hehe "
" ha?"
"pulang bareng? oke, nanti Ruby tunggu di parkiran ya bian! "
Untung lah Aline sudah membawa pergi mentari bersama dengannya, jika tidak mungkin mereka yang malu melihat tingkah bar-bar teman nya itu.
______
0 0 1
I l o v e y o u t o o
KAMU SEDANG MEMBACA
SABIAN
Lãng mạnBerbeda dari yang lain, saat di depan gebetan bukan nya menjaga image Ruby seringkali cosplay menjadi gadis bar-bar dan penuh ambisi. "Bian kapan terima Ruby?" "nanti" "oh, nanti itu berarti gak lama lagi ya? satu jam lagi kah?" © vbymilee, 2023