18. Masuk Neraka Sendirian

2.9K 365 28
                                    

Karena hari ini hari Jum'at dan tidak ada jadwal ekskul atau nongkrong (karena Jevian dan Jovan masih terlibat perang dingin), sekarang Jevian sedang rebahan ganteng di ruang tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena hari ini hari Jum'at dan tidak ada jadwal ekskul atau nongkrong (karena Jevian dan Jovan masih terlibat perang dingin), sekarang Jevian sedang rebahan ganteng di ruang tengah. Jevian sedang rebahan di karpet yang katanya pernah dibawa Aladin terbang sama Yasmin. Iyain aja, soalnya anaknya suka ngambek. TV LED dinyalakan tetapi malah tidak ditonton. Jevian juga memutar lagu sampai satu ruangan dapat mendengar. Untung dia lagi sendiri.

Kembar dan Jaffar tidak ada di rumah, sepertinya belum pulang. Jadi Jevian hanya sendiri di rumah. Ada sih Mbak Chika yang lagi masak untuk makan siang. Omong-omong Mbak Chika ini adalah mbak-mbak yang bantu Bunda masak dan berberes rumah. Soalnya anak Bunda yang lima jantan ini tidak ada yang mau bantu. Durhaka memang.

Biasanya Jevian akan berbuat kerusuhan di sana. Tapi kali ini tidak karena badannya lagi lemas sekali.

Padahal hari ini Jevian tidak melakukan apapun. Alias nggak ngapain-ngapain. Di sekolah juga hanya numpang ngadem di mushola dari sehabis senam hingga selesai shalat Jum'at. Kepalanya seperti berputar, badannya juga hangat. Tapi tetap saja anak itu menggigit es batu bekas es kopinya tadi.

"Dek? Mau makan duluan atau nggak?" Teriak Mbak Chika dari dapur.

Karena dapur dengan ruang tengah itu sedikit agak jauh tapi tidak ada dinding yang membatasi mereka.

"Nggak!" Jevian membalas tak kalah teriak. Agak kesal dia karena diteriakin.

Mbak Chika langsung nyamperin Jevian dengan membawa sutil. "Mbak masak ayam goreng lho padahal."

"Emang Iyan Upin Ipin."

Tuhkan sewot lagi. Padahal maksud Mbak Chika tuh baik, agar Jevian makan terlebih dahulu dan meminum obat. Karena tadi Jevian sudah memberi tahu Mbak Chika terlebih dahulu bahwa dirinya sedang tidak enak badan.

Karena kesal, Mbak Chika merebut es yang sedang dipegang oleh Jevian. Heran kok anak satu ini bisa dapet es kopi. Terus dibawa ke dapur, Jevian sudah ingin teriak saja rasanya. Tapi memang sudah terlanjur lemas, jadi hanya bibirnya saja yang dibuat mengerucut seperti bebek. Tanda bahwa dia sedang marah.

Mbak Chika lembali menghampiri Jevian dengan membwa makanan sama minuman buat Jevian.

"Udah ih kenyaaang."

Nasi yang tadi dibawa Mbak Chika masih tersisa setengah. Padahal Mbak Chika hanya membawa sedikit. Kalau kata Dery, banyakan juga nasi kucing. Jevian itu tidak sakit saja makannya sedikit apalagi sakit. Tapi kalo ngemil nomor tiga. Karena yang pertama dan kedua itu si Luka dan Dery.

"Yaudah ayo ke kamar. Minum obat abis itu bobok, ya?" Jevian mengangguk dan langsung pergi ke kamarnya. Disusul oleh Mbak Chika yang membawa obat sama plester bayi.

Sebenarnya, Mbak Chika ingin mengompres saja dengan handuk, tapi Jevian itu kalau sakit tidak akan bisa tidur dengan tenang. Anak itu pasti akan berguling kesana-kemari. Seperti bayi rewel.

meilleurs amis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang