Part 10

10K 397 2
                                    

Kinda(?) Nsfw

___
Perasaan Yana berkecamuk, ia mau tidak mau harus menghindari asistennya sendiri. Sama saja ia tengah menghadapi monster horny. Namun Juna belum bereaksi, wajahnya terlihat masih mencerna kata-kata Yana.

Apa dia tidak tau soal obat perangsang ya?

Juna terbangun, tanpa mengungkapkan sepatah kata. Ia menuju kamar mandi lalu mengunci pintu. Yana tidak paham maksudnya.

Jangan-jangan ia hendak mengurung diri karena takut melakukan sesuatu padaku?

Yana berdiri didepan pintu kamar mandi,

"Juna? Ngapain?"

"Hiks.. kak.." isakan Juna terdengar membuat Yana panik seketika.

"Loh kamu kenapa, kok nangis??" Yana mulai mengetuk dan mencoba membuka pintu. "Buka pintunya Juna!" Bentak Yana.

"Ah.." Juna meremat kejantanannya sendiri, berusaha menghilangkan kengiluan yang berada disana.

Mendengar sebuah desahan, Yana tau bahwa asistennya mulai horny. Ia merasa bersalah karena membiarkan Juna berusaha menghilangkan hornynya sendiri.

"Juna buka.. saya bantu ya?" Tawar Yana sambil mengetuk pintu.

"Ngga.. nanti.. emh.." sejujurnya Ia tidak bisa menahannya.

"Juna! Buka atau saya minta kunci serep ke resepsionis?" Ancam Yana.

Pintu akhirnya terbuka, Juna berusaha berdiri pada kakinya yang mulai lemas menahan hornynya. Celana Juna terlihat mengembung dibagian depan walau tidak menggunakan celana ketat.

"Tunggu, saya kunci pintu kamar" kata Yana sambil berlari kecil mengunci pintu kamar mereka.

Bruk!
Juna terjatuh dilantai, badannya lemas, dan mulai berkeringat dingin. Penciuman Juna tertuju pada bau harum milik bosnya yang mendekat. Parfum dengan khas elegan namun juga menenangkan membuat bagian bawah Juna semakin sensitif. Mata Juna sudah merem melek menahan pikirannya yang semakin liar. Yana membantu Juna menopang tubuhnya menuju karpet dibawah kasur. Takut terkena banyak cairan jika diatas kasur, pikir Yana.

"Saya buka dress dulu biar leluasa" ujar Yana sambil membuka gaunnya dan tersisa tanktop.

"Saya buka dress dulu biar leluasa" ujar Yana sambil membuka gaunnya dan tersisa tanktop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juna yang melihat pemandangan itu membuat pikirannya semakin gila. Pipinya semerah kepiting rebus. Cetakan dada Yana yang tegas membuat Juna ingin menggigit tiap lekukannya. Celana Juna kian menyempit, sampai membuatnya membuka celananya dan menyisakan boxer.

Kaki Juna sudah tidak kuasa menopang tubuhnya, ia pun duduk bersimpuh di karpet sambil memegangi juniornya dari balik boxer. Yana kini hanya menggunakan tanktop dan celana pop saja. Ia mendudukkan diri dibelakang Juna, lalu menarik badan Juna kebelakang agar bersandar didadanya.

"Lepas boxernya." Suruh Yana.

Dengan susah Juna meneguk salivanya sendiri mendengar Yana berucap begitu. Lalu ia menurunkan boxernya sendiri, membuat juniornya mengacung bebas. Ini memang pertama kalinya untuk Yana maupun Juna, tapi tentu mereka belajar dari video dewasa bukan? Terutama Yana yang sering dikirimkan video dewasa oleh Jia, videonya pasti selalu tentang DS Play.

Keringat dingin yang tadi hanya membasahi wajahnya, kini sudah mulai membasahi piyamanya walau keadaan ac di kamar sudah menyala.

"Ungh.." Juna meremas paha Yana menunggu miliknya dimainkan.

Walau sedikit ragu, Yana tetap membelai lembut milik Juna.

"Ngh.. kak.." kaki Juna kesana kemari merasakan belaian tangan Yana yang lembut.

Yana mengelus junior Juna dari ujung ke pangkal dengan pelan. Rasa ngilu dan sakit yang dirasakan Juna tadi perlahan menjadi nikmat.

"Ahh.. shh.." desah Juna terdengar tertahan.

"Desah aja jangan ditahan" saran Yana sambil memainkan bola kembar dibawah junior Juna.

"Hengh.. ahh.." Juna mendongak, lalu meletakkan wajahnya di lekukan leher Yana. "Ahh.."

Telinga Yana menjadi sensitif seketika, selama ini ia hanya mendengar suara desahan uke atau babyboy yang lembut. Namun suara milik Juna seperti lelaki pada umumnya walau sedikit berat. Bulu kuduk Yana meremang membuatnya semakin meremas milik Juna.

"Ahh fuck!" Badan Juna bergelinjangan mendapati bola kembarnya diremas oleh gebetannya sendiri.

Senjata kebanggaan milik Juna meninggi, dan jauh lebih membesar. Jari lentik nan panjang milik Yana membuat junior Juna semakin terangsang.

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang