Hola. Pak Dosen UPDATE Prolog. 🤭
Happy Reading. Semoga suka.
Jangan lupa share cerita ini dan ramaikan ya.••••
Playlist :
Bishop Briggs - Never Tear Us Apart
_________
Aroma vanilla tercium menyengat. Penuh disekitar ruangan. Harum. Sejam lalu, suara shower menggema. Berisik. Seakan sengaja untuk mengusik pria yang tengah bersantai menikmati sarapannya. Kini, terlihat jelas, raut wajah pria itu langsung berubah. Sorot matanya menajam. Menghujam Sengit, sambil melempar senyum, tipis. Alis tebalnya terangkat, memerhatikan gadis yang baru saja selesai meminjam ruangan berendam Villa-nya.
"Kau ada kelas hari ini, 'kan?" tanya gadis bernama Savana. Melirik dengan tatapan hijau terang, seperti zamrud. Begitu memukau.
"Ya. Hanya dua jam. Kelasmu!"
"Hadiah, lagi?" tanya Savana. Mengulum bibir. Meraih kotak berwarna biru, mungil. Berisikan berlian berwarna kontras.
"Jarimu akan terlihat cantik dengan itu, jadi aku membelikannya," serak. Suara baritone pria itu terdengar berat. Ia menarik napas cukup dalam. Ketika Savana melepas handuk yang menutupi tubuhnya. Basah. Telanjang bulat. Terlebih, gadis itu menoleh. Menatap seperti menantang.
"Aku tidak mengharapkan ini! Jangan membayar tubuhku dengan berlian. Aku bukan gadis murahan!" Savana menegaskan. Kilat memaling muka. Lekas berpakaian.
"Aku tidak membayar tubuhmu dengan berlian, Savana!"
"Vernon, please! Dua tahun, kita berhubungan. Dan kau harus tetap ingat! Kita hanya sebatas ini! Jika di luar, kau tetap dosen dan aku sebagai murid. Cukup!" tatap Savana. Menunjuk ranjang yang masih berantakan. Tempat dimana mereka bergelut dalam gairah yang begitu panas. Semalaman. Memang, kedua pasangan itu aktif berhubungan intim. Namun, tidak pernah lupa mengenakan pengaman saat masa subur Savana. Diluar itu, Vernon bebas. Savana sangat terkontrol.
Vernon menarik napas. Bergerak bangkit dari kursi rotan yang ia tempati. Mengancing suit hitam yang menutupi tubuh kekar miliknya. Lalu, tersenyum smirk, tanpa memalingkan pandangan dari Savana.
"Bersiaplah cepat. Aku akan mengantarmu!"
"Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri." Savana mengeluh. Mengancing pakaiannya kembali. Menyelesaikan aksi yang sempat tertunda.
Vernon hening. Menyelipkan salah satu tangan ke dalam saku celana kain yang ia kenakan. Sedetik, ia sempat memindahkan pandangan. Tetap ditempat tanpa bergerak hingga Savana selesai. Tidak ada lagi suara. Suasana mencekam seketika. Berbeda dengan tadi malam. Savana sangat panas. Menyerahkan seluruh tubuh pada Vernon, kecuali bibir. Mereka tidak pernah berciuman. Savana melarangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overshadow
Romance[ PART DI HAPUS, LENGKAP DI KARYAKARSA] BUKU TERSEDIA DI NAMUBOOKS 18+ [ Morgan Series • Bisa dibaca terpisah ] [ Savana & Vernon ] [ On-Going - Mature ] Cover by : @deauthenticagraphics ••••• "Jika kau berharap sesuatu yang lebih. Maaf, aku tida...