. . .
Zea tengah duduk di sofa depan tv dengan sekantong snack, ia sedang menikmati hari siangnya tanpa gangguan Namjoon yang kini tengah bermain tidak jelas dengan bonekanya di kamar. Kata ibu Namjoon, Namjoon itu sangat senang sekali dengan boneka biru koalanya itu.
Namjoon tidak akan pernah mau lepas dengan boneka itu, Zea sempat bertanya kenapa Namjoon tidak berobat saja, namun ibu Namjoon hanya menjawab seadanya yang membuat Zea geleng kepala.
"Namjoon tidak sakit dia itu istimewa"
GILA! pikir Zea, mana ada Namjoon itu tidak sakit. Sudah jelas jelas anaknya itu kelainan.
"Zea..... " Zea mendengus dan merotasi kan matanya.
"Ayo bermain" Ucap Namjoon sabil tersenyum lebar hingga memperlihatkan Lesung pipinya.
"Kau saja sana, aku tidak suka bermain boneka" Namjoon memiringkan kepalanya.
"Kau pasti suka jika sudah memegang koya" Zea menatap heran Namjoon, siapa lagi itu koya.
"Kau amesia? Di rumah ini hanya ada kita" Namjoon menggeleng dengan senyumnya yang masih mengembang.
"Ini koya" Namjoon menunjukkan siapa itu koya yang ia maksud dan ternyata boneka biru koala itulah dia.
Zea menatap tak percaya, dia bukan sakit lagi tapi dia sudah gila!. Zea memalingkan wajahnya.
Kalau ia emosi lagi bisa bisa ia harus memeluk Namjoon seharian, tidak ia tidak mau.
"Memang tidak waras" Gumam Zea.
"Ya? Kau mengatakan sesuatu? " Zea menoleh dan menggeleng.
"Jangan mengganggu ku Namjoon, aku sedang menonton TV. Kau bisa bermain sendiri bukan kah kau sudah besar"
"Eoh benar!... Namu kepala keluarga sekarang dan Zea adalah istri namu. Dan...... " Namjoon menggantungkan kalimatnya.
"Dan apa? "
"Dan dimana anak kita? " Tanyanya polos
"Ana- uhuk uhuk..... " Zea yang tengah mengunyah cemilannya di buat terbatuk oleh ulah idiot gila di depannya yang tiba tiba membicarakan hasil reproduksi manusia. Namjoon panik dan langsung mengambil air di meja, ia memberikan nya kepada Zea dan menepuk pelan punggung Zea.
"Pelan pelan kalau makan, nanti tersedak. Kata ibu itu tidak baik"Zea terengah-engah usai meneguk habis air itu.
" Ini gara gara kau bodoh! Ku tinju juga wajah mu itu ya! " Zea mengusap bibirnya kasar lalu setelahnya ia memilih meninggalkan Namjoon yang masih terdiam, ia bingung apa yang salah darinya?.
"Bukankah anak itu harus ada dalam suatu keluarga seperti namu?, bagaiamana supaya bayi ada??? Namun mau 3 bayi! " Namjoon melengkungkan bibirnya sembari menaruh telunjuknya di dagu seolah berpikir keras.
. . .
Zea mengidik ngeri di kamarnya saat mengingat tutur polos Namjoon dengan mata bulatnya itu, ia tidak bodoh untuk tidak tau maksud Namjoon.
Zea mengatup kan tanganya di depan dada berharap Namjoon tidak ember ke orang tua mereka dan berakhir dengan dirinya dan Namjoon yang di paksa memiliki anak seperti di kisah kisah wp.
Iiii memikirkannya saja sudah membuat Zea merinding, masa ia harus mengurus dua bayi. Tidak itu tidak boleh terjadi.
Tok
Tok
Tok
"Zea...... Ada tamu" Ucap Namjoon di depan pintu kamar Zea.
Cklek
"Siapa? " Zea menaikan satu alisnya menatap Namjoon.
Namjoon menggeleng lucu dengan anak rambutnya yang bergoyang.
"Minggir" NamJoon menurut dan memberi jalan zea.
Zea celingak celinguk mencari siapa tamu yang namjoon maksud, sampai netranya melihat seorang wanita yang ia yakini seusia dengan Namjoon berdiri mengenakan dress dengan membawa sebuah bingkisan.
"Maaf anda siapa? " Wanita itu menatap zea dari atas sampai bawah, zea yang di tatap merasa risih.
Zea menjentikan jarinya di depan wajah wanita itu, Zea menatap datar wanita yang kini menatapnya aneh.
"Ku tanya sekali lagi nona, anda siapa? " Wanita itu tersadar dari lamunannya.
"Aku hwangsa, aku tetangga kalian. " Zea mengerutkan dahinya.
"Lalu? " Hwangsa menyodorkan bingkisan berisi buah dan snack itu, mata Zea langsung berbinar menatap begitu banyak cemilan enak.
"Oh silahkan masuk" Ucap Zea sedikit agak sopan.
"Ya, terimakasih" Hwangsa duduk di sofa dengan matanya yang terus menelisik setiap sudut ruangan. Dan sampai pada foto Namjoon yang mengenakan jas tampak gagah dan tampan.
"Ini silahkan di minum" Zea meletakkan secangkir teh di meja, Zea duduk di samping hwangsa dengan posisi tak wajar seperti di warung kopi kaki satu terangkat dan di letakkan di sofa dan kaki satunya di bawah, bisa di bilang duduknya seperti seorang pria. hwangsa menatap prilaku Zea yang tak wajar untuk seukuran gadis remaja.
"Boleh aku bertanya? " Zea mengalihkan pandangnya dari TV.
"Ya? "
"Siapa pria di foto itu? " Zea mengikuti arah telunjuk hwangsa.
Sebelum menjawab Zea berdecih terlebih dahulu, hwangsa otomatis menatap gadis dengan baju hitam oversize dan celana hitam pendek itu heran.
"Peliharaan ku" Batin Zea.
"Dia sepupuku" Ucap Zea enteng, jangan heran ia memang memiliki banyak rencana untuk si payah idiot itu saat di rasa genting seperti saat ini, wanita tak jelas datang membawa banyak makanan dan menanyakan NamJoon si manusia idiot.
"Oh, boleh aku tau dimana dia? " Zea kembali menatap hwangsa dengan rasa curiga, kenapa wanita ini terus menanyakan NamJoon? Apa ia tertarik pada si aneh itu?.
"NamJoon!!!! " Zea berteriak keras hingga menggema di seluruh ruangan dan membuat hwangsa menutup telinganya.
Brak
Brak
Brak
NamJoon berlari dari arah lantai atas menuruni tangga dengan memeluk boneka koyanya, sesampainya di depan Zea ia tersenyum manis .
"Ada apa Zea? " Zea mengangkat dagunya mengarah pada hwangsa.
NamJoon kebingungan, ia tidak paham maksud dari Zea. Zea yang jengkel dengan itu, menarik paksa tangan NamJoon dan mendudukanya di tengah-tengah dirinya dan hwangsa.
"bodoh! Malah pelanga pelango!Perkenalkan dirimu pada nya, maaf dia ini idiot" Ucap Zea dengan sarkas sementara NamJoon berkedip beberapa kali lalu mengangguk mengiyakan.
"Halo, namaku NamJoon kau bisa memanggilku namu" Hwangsa tampak kaget dengan gelagat NamJoon, sedangkan Zea yang melihatnya hanya tersenyum miring.
"Ada apa nona hwang?, bukankah sudah ku bilang dia ini i-d-i-o-t. " Zea mengeja kata itu dengan jelas di semping telinga Hwangsa membuat wanita dengan dress merah itu menggeleng dan tersenyum kikuk.
"Kau sangat tampan, tubuhmu juga seperti atlit" Zea menatap keduanya geli, NamJoon yang tersipu malu dan hwangsa yang memandang minat NamJoon.
"Kalian bicara saja dulu, NamJoon apa kau mau susu? " Zea mengatakannya karna memang ini jadwal NamJoon bayi bongsor itu minum susu.
"Tidak. NamJoon kan sudah besar, tampan pula. Mana ada minum susu. " Zea hanya merotasi kan matanya.
"Ih sok sekali dia" Batin Zea.
"Terserah padamu " Zea meninggalkan keduanya menuju dapur.
Ia harus membuat makan siang.
"Kalau dosa itu tidak ada sudah ku racuni dia sejak lama" Gumam Zea.
. . .Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
IDIOT HUSBAND √
Fantasy"dasar idiot" "maaf" ! Just fantasi ! Hate plagiat ! Vote!!!!