Part 40

1K 62 3
                                    

Seorang remaja laki-laki tengah berdiri tegap menatap bangunan yang terlihat gelap dari luar. Sudah terhitung lama sekali dirinya tak menginjakan kaki di sini, seseorang itu menghela nafas berpikir darimana dirinya akan memulai, hingga sebuah tangan menepuk bahunya dan membuat dirinya menoleh melihat siapa yang ada di belakangnya.

"Ka Adela!"

"Ngapain di sini?, Ayo masuk" seseorang yang di panggil Adel itu mengajak remaja itu masuk.

Remaja itu pun mengangguk dan melangkah bersama dengan orang yang di panggilnya 'ka Adela!'.

"Tempatnya gak berubah, masih sama kaya dulu waktu terakhir Zeo ke sini!" tutur remaja tadi yang menyebut namanya.

Ya Zeo adalah remaja itu, dirinya datang untuk menemui orang yang sudah ia anggap sebagai kakak nya. Dulu Zeo sering sekali datang ke sini. Tapi setelah Laula ibunya Zeo sakit, Zeo jadi jarang sekali datang bahkan papa nya sendiri melarangnya untuk pergi ke sini. Namun, hari ini Zeo kembali mengunjungi orang yang sudah di anggap nya kakak dengan beralasan izin kerja kelompok pada papa nya.

"Kita semua gak bakal merubah tempat ini. Zeo sendiri juga tau bukan siapa yang udah berjuang buat dapetin tempat ini!" balas Adela seraya merangkul Zeo.

Zeo mengangguk dan tersenyum menampakan gigi putihnya, jelas ia tahu siapa orang yang di maksud Adela.

Adela pun ikut tersenyum sebagai balasan.

*****

Di sisi lain Ayas dan Aira baru saja sampai di depan rumah setelah pulang cek up dan berbelanja. Hari ini Ayas sengaja mengambil cuti dari pekerjaannya dan memilih untuk mengantar Aira cek up dan berbelanja untuk acara nanti malam. Ya acara tasyakuran empat bulan nya baby A.

Usia janin empat bulan adalah waktu dimana masuk nya ruh terhadap janin tersebut dan juga waktu dimana takdir di tetapkan untuk janin tersebut. Ajal, rezeki, jodoh semua di tetapkan ketika umur janin empat bulan, itu mengapa kebanyakan orang mengadakan tasyakuran ketika ibu hamil memasuki empat bulan usia kandungannya.

Aira menghampiri Ayas yang sedang mengeluarkan belanjaannya dari bagasi mobil berniat ingin membantu suaminya. Namun baru saja Aira memegang ujung kantong belanjaannya Ayas sudah lebih dulu menghentikannya.

"Ingat, apa kata dokter Riri tadi!" ucap Ayas memperingati.

Aira menghela nafas "Hah!,, Iya"

"Masuk, ini semua biar aku yang bawa" perintah Ayas dan Aira pun langsung melangkah masuk, sedikit kesal terhadap suaminya.

Ayas tau istrinya kesal, tapi ini untuk kebaikannya bukan?.

Saat pemeriksaan cek up tadi, dokter Riri bilang bahwa kandungan Aira lemah dan menyarankan Aira agar tidak banyak melakukan hal-hal berat, perbanyak istirahat, makan makanan sehat dan jangan banyak pikiran. Sedangkan Aira akhir-akhir ini banyak sekali hal yang mengganggu pikirannya mungkin inilah pemicu kandungan Aira lemah.

Ayas melangkah masuk menuju dapur setelah membawa kantong terakhir belanjaannya. Ia melihat Aira yang sedang berdiri mencuci buah di wastafel. Ayas tersenyum dan menghampirinya lalu memeluk Aira dari belakang membuat Aira sedikit terlonjat kaget.

"Berdirinya jangan lama-lama" ucap Ayas dan menempelkan dagunya di pundak Aira.

"Suka banget ngagetin, nanti baby A juga ikutan kaget" balas Aira dengan berbalik menghadap Ayas.

"Ututu, maafin ayah. Sayang" ucap Ayas dan mengelus perut Aira.

"Kamu marah?" tanya Ayas.

"Nggak" jawab Aira.

Lebih Dari Seorang UstadzahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang