✔ [1] KOKAIN17+

BAB 14 : Forbear, Off...

Notes : Kalau terlalu panjang kalian bisa baca sedikit demi sedikit, maaf jika bosen 💋

▫▫▫

"Dav," panggil Gun pelan, Gun melihat Davikah sembari merebahkan kepalanya di atas meja.

"Apa?" sahut Davikah singkat

"Rindu ..."

"Siapa?" tanya Davikah cuek sambil berpura-pura sibuk dengan ponselnya, tanpa bertanya Davikah juga tau siapa menjadi pusat kerinduan Gun.

"Ya, Off. Siapa lagi jika bukan dia."

Gun menempelkan dagunya di atas meja, dengan menatap kearah depan papan tulis. Gun mencoba menghibur diri dari kebosanan pembelajaran yang berlangsung, ia membaca Chat kemarin yang dikirim Off. Ternyata, tidak membuat Gun merasa terhibur.

'Boleh aku mengirim Iblis itu pesan? Ah sudahlah'

"Mending kau buat dia cemburu saja."

Gun bangkit dengan semangat bagai diberi energi tambahan dari Tuhan. Gun ini unik, tadi dia seperti orang yang tidak makan selama satu minggu, kini dia terlihat mengebu-ngebu.

"Benar, tapi mencemburui dalam hal apa, Dav? "

"Seperti kau mencium seseorang."

"Mana mungkin! Davikah tidakkah itu hal yang gila."

"Iya benar, anti mainstream bukan, mau tidak?" usul Davikah pada Gun.

"Aku tidak segila itu Dav, yang ada aku bisa ditelan hidup-hidup oleh Iblis itu."

Davikah mengangguk kemungkinan Gun ada benarnya, ketika pamannya dalam mode Iblis seluruh isi Dunia akan disalahkan Off nanti salahnya tertuju pada Gun lagi, bukan! bukan neneknya salah mengandung tetapi jiwa Off yang tertukar dengan bangsa Iblis.

Gun kemudian kembali membaringkan kepalanya melirik Davikah dengan pandangan lesu. "Mungkin aku jelek."

"Mungkin aku jauh dari kata menarik."

Davikah berdecak, Gun termasuk manusia paling tak menerima fakta bahwa wajah sahabatnya ini menjadi sebuah candu yang nyata. "Stop! Tidak perlu bersedih , emangnya Uncle ku udara bagimu? Kau tidak mati jika tidak bersama dengan pamanku. Ayo semangat cari yang lain saja," kata Davikah memberi semangat.

"Gun, kau tau pepatah?" tanya Namtan tiba-tiba menolehkan kepalanya ke belakang.

Gun mengerutkan alisnya, lalu mengedikkan bahu. Sementara Davikah yang juga mendengar tampak serius ingin tau.

"Kejarlah apa yang ingin kau kejar, sekalipun kau terjatuh dan terhempas, kejar sampai titik darah penghabisan, cinta itu sama dengan kepintaran jika mau pintar haru belajar, sama kan jika ingin mendapatkan cinta ya harus dikejar." Antusias Namtan secara asal.