Chapter Two: Next Level

50 3 0
                                    

Seiring berjalannya waktu, manusia-manusia ini berkembang. Terutama dalam berlatih bertarung, menggunakan senjata, dan mengendap-endap. Mereka menjadi anggota militer dadakan. Semua demi keselamatan dan keberlangsungan hidup umat manusia.

Keberadaan Minjeong sebagai pemimpin juga tidak mudah. Posisinya sebagai perempuan selalu diragukan mulai dari karena dirinya perempuan, manja, dan hanya memimpin berkat privilege keluarganya. Nyatanya, kedua orangtuanya tidak tahu-menahu tentang puterinya yang beralih memimpin umat manusia di sini. Namun, pandangan manusia ini terhadapnya tetap sama sebagai anak orang kaya, manja, dan hanya akan menciptakan kepunahan manusia saja. Berita ini ia dapatkan dari Jake dan Mark Lee. Sejak dirinya menjadi pemimpin koloni manusia ini, MInjeong menjadikan mereka sebagai orang terpercayanya. Layaknya Huginn dan Muninn, dua ekor gagak yang selalu membawakan berita kepada Odin, Dewa Tertinggi pada Mitologi Nordik. Dan berita yang mereka bawa masih sama, manusia-manusia ini meragukan kepemimpinannya.

"Mereka ngeraguin lo lagi, Minjeong. Tapi, mereka tetap berlatih militer." ucap Mark Lee yang baru saja kembali dari berlatih militer juga. Minjeong melihat ke arahnya, dimana wajah dan bajunya telah bercucuran keringat.

"Baguslah kalau mereka masih tetep berlatih." ujar Minjeong sembari beranjak dari kursi kayu tempatnya duduk. Ia berdiri membelakangi Mark yang masih bertahan di posisinya. Dinding kayu itu kosong tanpa adanya lukisan atau apapun untuk hiburan, menjadikan ruangan pribadinya cocok untuk berpikir dan menyendiri. "Lo tahu kan, gue ngelakuin ini bukan karena kemauan gue?"

"Gue ngerti, Minjeong,..." balas Mark di belakangnya. Baik Jake maupun Mark Lee tahu bagaimana beratnya menempa tugas memperkaya manusia ini dengan kemampuan bela dirinya, untuk bisa melawan ancaman makhluk ungu itu dari memusnahkan keberadaan manusia. "Harusnya gue bunuh aja pimpinan gue itu. Emang dari awal udah pengennya menang sendiri."

Mendengarnya, Minjeong mengangkat bahu. Ia kembali berbalik pada Mark Lee, berjalan untuk mengambil senapan berjenis G36C dari lemari penyimpanan persenjataannya. Dari tempatnya berdiri, Minjeong sedikit meliriknya dan menepuk bahunya.

"Makasih atas kerja lo dan udah jaga kepercayaan gue. Lo rehat dulu gih." ujar Minjeong yang kemudian berjalan keluar bangunan. Bergantian shift bersama Mark Lee untuk melatih para anggota-anggota militer dadakan ini.

*****

Minjeong kebagian tugas untuk melatih dalam cara menggunakan senjata; mulai dari senapan api sampai bahan peledak. Mereka tidak mengembangkan senjata canggih, karena akan memakan waktu sebelum manusia-manusia ini berlatih untuk bisa menggunakannya. Lagipula, Minjeong masih ingat bagaimana peluru dari senapan pimpinan tentara itu mengenai makhluk ungu dulu. Peluru itu menembus bagian bahunya, sehingga bisa melumpuhkannya. Bagaikan manusia, mereka pun menyebut makhluk ungu ini, Gui-See. Gui-See dari kata guise, disguise yang berarti samaran. Manusia menyebut mereka sesamanya yang menyamar menjadi makhluk kulit ungu tersebut. Terdengar tidak masuk akal, tetapi julukan itu sudah disetujui.

"Ingat! Genggam pistolnya pada bagian pegangannya! Bidik targetmu dengan benar! Pastikan ibu jari kalian tidak menutupi bagian hammer!" teriak Minjeong sembari berjalan melalui barisan-barisan, memindai setiap posisi mereka dengan benar. "Jika sudah pas, tarik hammer ke belakang! Lalu,.... tarik pelatuknya!"

Peluru berupa kerikil-kerikil kecil terpantul ke arah target boneka jerami di hadapan mereka. Pelatihan ini bisa dibilang efektif dan tidak efektif, bagaimana cara memegang senapan sungguhan diajarkan tetapi tidak berisikan peluru. Terkadang Minjeong khawatir, apabila mereka terus berlatih begini, kalau sudah dihadapkan situasi nyata, apa mereka akan ketakutan? Mengingat bagaimana suara tembakan bisa memekikkan telinga. Kalaupun mencoba menggunakan peluru asli, persediaan bisa cepat menipis. Tiada lagi persediaan untuk berperang sesungguhnya nanti. Banyak sekali ketakutan dan kekhawatiran Minjeong, namun manusia-manusia ini tidak akan paham.

Left Behind [Sungchan x Winter/Jake x Winter]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang