"Kamu bosan sama aku?"
Jeno mendadak seperti akan kehilangan seluruh harta kekayaan dan koleksi mahal robot optimus prime limited edition miliknya saat mendapati Jaemin yang mengatakan bahwa dia mulai bosan dengan hubungan mereka. Hubungan mereka memang sudah berjalan setahun lebih, ada banyak sekali kekurangan yang mereka ketahui setelah menjalin kasih.
"Ya, pasti bosan mas. Setiap hari dan bangun pagi sampai tidur lagi liatnya orang yang sama."
"Tapi kamu gak pernah tuh bosan sama Logan. Padahal Logan kan juga produksi dari aku, aku lebih ganteng."
Jaemin memutar bola matanya, malas sekali harus meladeni Jeno yang mendadak kepedean begini. Oh mereka juga sedang berkemas karena tiga hari lagi keberangkatan ke Eropa. Sebagian barang sudah mereka kirimkan jadi tak perlu membawa banyak barang lagi. Hanya ada dua koper, satu koper milik Jeno dan Jaemin dan satu lagi milik Logan.
"Mas, gak usah kepedan ya."
Jeno gemas sekali dengan Jaemin, dia mendekati pria manis yang sedang melakukan packing itu dan mengigit pipinya yang gembul sampai Jaemin mengerang kesakitan.
"Ih, sakit Mas." Jaemin masih menggosok pelan pipinya yang tampak memerah.
"Kamu gemes banget soalnya," ujar Jeno membela diri.
Hari itu Jaemin hanya diam pada Jeno, selain karena dia kesal, dia juga merasa bosan sekali dengan wajah Jeno entah kenapa.
Jeno juga memutuskan untuk pergi dulu tanpa membawa Logan. Logan masih di rumah tetangga sedang bermain. Jadi, Jaemin yang berada di rumah sendirian memilih untuk tidur saja. Tadi malam dia tidak bisa tidur nyenyak karena bermain dengan Jeno sampai pukul tiga pagi.
Kadang, dia merutuki permainan gila mereka yang awet sampai berjam-jam.
"Apa aku keterlaluan sama Mas Reno?" gumam Jaemin.
Dia memijat kepalanya sedikit karena merasa pusing sebab cuaca sangat panas. Jeno juga tidak mengabari akan pergi ke mana.
"Bosan sekali," keluhnya.
Sepertinya Jaemin itu bukan hanya bosan pada Jeno saja melainkan juga bosan dengan keadaannya saat ini. Setiap hari kegiatannya sama, mengurus keperluan Jeno dan Logan, memasak, membersihkan rumah, mengajak Logan bermain dan bermain bersama Jeno ketika malam di ranjang. Dia merasa rutinitasnya sangat membosankan, padahal ketika dia masih bekerja menjadi budak korporat, dia rindu sekali dengan hidup santai seperti ini.
"Dasar manusia tidak tahu syukur, mengeluh terus," gumam Jaemin lalu memejamkan matanya dan perlahan mulai tertidur.
Saat Jeno datang pun, Jaemin masih saja tidur di sofa. Dia mengecup bibir kekasihnya yang sedikit terbuka lalu mencari keberadaan Logan.
"Di mana anak itu?"
Jeno menyiapkan sushi dan boba yang baru saja dia beli tadi saat di jalan. Malam ini Jaemin tidak perlu memasak, sesekali dia juga ingin makan- makanan lain selain dari masakan Jaemin. Bukan karena tidak enak, tetapi memang ingin sesuatu yang baru saja. Lagipula tidak ada salahnya membuat Jaemin sedikit beristirahat sejenak.
"Maling," jerit Jaemin yang baru saja bangun dari tidur dan mendapati pria asing di rumah kekasihnya.
Bugh
"Awhh!!!"
Jeno yang tadinya terkejut karena suara Jaemin seketika semakin terkejut saat pukulan mendarat di punggungnya. Pelakunya siapa lagi kalau bukan karena Jaemin?
"Hei, sayang. Ini aku. Kenapa kamu pukul?"
Jero menahan tanga Jaemin yang hendak memukulnya lagi. Jaemin itu juga seorang lelaki dan pukulannya itu juga sakit. Walau dia bisa memukul Jaemin lebih keras, tentu saja dia tidak ingin melakukannya.
"Mas Reno? Siapa yang suruh kamu ganti warna rambut jadi blonde?"
Jaemin langsung menarik rambut Jeno.
Jeno sudah mulai mengantisipasi jika Jaemin akan menjambaknya lagi, tetapi malah Jaemin langsung menciumnya.
"Mas..." Mata Jaemin berkaca-kaca.
"Jelek ya dek?"
Plak
"Ih, kesel. Kenapa ganteng banget?"
Apa?
Jadi, keputusannya tidak berakhir sia-sia?
"Pulang-pulang malah ganti warna rambut, gak ngabarin lagi. Aku kira kan kamu maling, Mas."
"Mana ada maling blonde ganteng gini sih, dek."
"Apaan sih, udah ah. Laper."
Selama makan pun, Jaemin tidak mau megalihkan matanya dari rambut baru Jeno yang blonde. Tampan sekali, itu kata yang selalu Jaemin ucapkan.
"Makasih ya, dek."
"Buat apa, Mas?"
"Kalau kamu diem aja, aku gak bakalan tahu perasaan kamu. Maksudku, aku suka cara kamu nyampein kebosanan sama aku. Aku jadi bisa memperbaiki diri. Aku gak masalah diginiin, aku juga gak tersinggung, justru ini kesempatan yang pas buat aku memperbaiki diri entah dari segi penampilan atau perlakuan."
Cup
Jeno mengecup bibir Jaemin, sedikit memberi lumatan juga.
"Mas, sebenarnya aku yang lagi bosan aja sama rutinitas. Aku gak bermaksud menyinggung kamu. Aku justru tadi kepikiran, aku takut nyakitin kamu. Maaf ya," ujar Jaemin.
Jeno mengelus kepala Jaemin dengan sayang.
"Iya, dek. Gak apa. Mas ngerti, kok. Sebuah hubungan itu memang pasti ada pasang surut. Hanya, bertahan saat pasang menerjang dan surut mendera. Sejatinya, manusia gak ada yang sempurna. Semuanya kembali ke kita, mau tetap menerima atau meninggalkan. Pokoknya, aku gak mau kehilangan lagi, kamu cukup buat menyempurnakan hidup aku."
Jangan tanya bagaimana perasaan Jaemin lagi, dia sudah melebut karena kalimat Jeno.
"Sayang Mas Reno banyak-banyak." Jaemin memeluk Jeno dengan gemas.
"Kalau sayang mau main lagi malam ini, gak?"
"Bikin aku lemes, Mashh..."
Nah, biarkan mereka menikmati waktu berdua.
...
Hi, bye...
KAMU SEDANG MEMBACA
At My Worst 🔞 (END)
Fanfiction"Gak perlu sempurna, cukup seseorang yang nerima aku apa adanya, bukan ada apanya," Jeno Arreno. #nomin #jenjaem #au Jangan salah lapak, ini lapak nomin.