Hai guys gimana kabar kalian? Semoga baik - baik saja yaa.
Siap meleyot bersama - sama?
Let's to reading guys!
*****
"Kepala lo masih aman kan Al, nggak bocor, atau bolong gitu?" ucap Noah mengacak - ngacak rambut Alsen.
"Gue gapapa," sahut Alsen dingin. "Singkirin tangan lo."
"Peftt," Hansa tertawa kecil.
"Tega lo ngomong gitu ya Al, gue tuh perhatian dan sayang sama lo. Sakit hati dedek bwang," ucap Noah dramatis.
"Jijik bangsat." Hansa tertawa lepas, urat dirahangnya terlihat jelas membentuk.
Agam hanya terseyum simpul memperlihatkan lesung pipitnya. Menyimak pembicaraan unfaedah mereka membuatnya sedikit terhibur. Diantara mereka berempat, Agam menjadi pendengar baik dan jarang berbicara. Sebelas, duabelas seperti Alsen. Namun, wajahnya lebih kalem di bandingkan dengan Alsen yang dingin.
"Gila ya, tuh cewek bisa - bisanya lempar sepatu tepat kena kepala lo Al," ujar Hansa mengingat kejadian koridor tadi.
"Anjing. Baru kali ini gue lihat cewek kek gitu sama lo Al," lanjut Noah.
"Namanya siapa sih?"
"Oliver Natarena," sahut Agam singkat.
"Buset Gam, bukan maen, langsung hafal nama panjangnya pula." Noah bertepuk tangan pelan hingga mulutnya menganga tak percaya.
"Anak IQ 180 nih bos, senggol dong!" ujar Hansa merangkul pundak Agam, namun malah ditepis oleh Agam.
"Btw tuh cewek cantik loh, ada manis - manisnya gitu, aduh dedek emez," puji Noah memoyongkan bibirnya.
"Cewek mulu di otak lo?!" Hansa menggeplak pelan kepala Noah.
Alsen dan Agam hanya diam menyimak. Tidak ada niatan menimbrung pembicaraan yang menurut meraka tidak penting.
"Ada guru, ayo semuanya masuk kelas!" perintah Ramzi yang menjabat sebagai ketua kelas 12 IPA 1.
"Selamat pagi anak - anak," sapa Bu Rahayu memasuki kelas.
"Pagi buukk!" sahut semua murid bersama.
"Apakah ada PR anak - anak?" tanya Bu Rahayu dengan pasang muka killernya.
"Ngg-,"
"Ada Bu, tugas fisika minggu kemarin," ujar Aren salah satu siswi yang ambisi di kelas.
"Bangsat, cepu bangat si gula Aren." Noah mencebik.
"Oke, mari kita cocokan tugas Fisika minggu kemarin," ujar Bu Rahayu.
"Saya tunjuk dan maju ke depan. Nomer 1 Hansa dan nomer 2 Agam. Ayok kalian maju ke depan dan tulis hasil kerja kalian di papan tulis. Ingat jangan mencotek hasil PR temen kalian ya, ibu bakal hukum kalo ketahuan mencontek!"
"Buset ketar - ketir, mana gue belum ngerjain tugasnya lagi," panik Hansa yang duduk dimeja belakang bersama Agam.
"Rasain lo Hans, hahaha." Noah tertawa mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSENCLY
Teen FictionSetelah kepergian Mamanya, hidup Alsen berubah 180 derajat dari sebelumnya. Alsen yang dulunya mudah bergaul, kini menjadi sosok yang dingin dan misterius di sekolahnya. Tampan, tinggi, dan badboy. Itulah gambaran seorang Alsencly Ganendra. Siapa sa...