On playing
Let It All Go - Birdy + Rhodes
• selamat membaca
• bila suka boleh meninggalkan jejak yaa/tinggal 9 hari lagi
😊😊😊
Berhubung hujan cukup deras dan halte bus turut basah dibuatnya, Kevin tidak menolak tawaran Juan untuk singgah ke rumah Niko. Lagi pula, ia sudah berniat berkunjung sejak lama. Hanya saja, ongkos yang ia tabung selalu terpakai, entah buat kuota internet atau camilan kaki lima yang menggiurkan.
Hari ini ia dengan senang hati pulang terlambat--sudah izin pula tentunya. Juan mengatakan ada seseorang yang ingin menemuinya. Katakanlah narsis, tetapi radar percaya diri Kevin langsung naik drastis. Kapan lagi terlihat layaknya orang penting?
"Niko tunggu di dalem aja, ya. Kak Juan beli sesuatu dulu."
Setelah mendapat anggukan kecil, Juan menerjang hujan menuju swalayan. Berpayungkan telapak tangan, lelaki itu lekas berlari terbirit-birit. Kevin refleks menatapnya lekat-lekat. Ingin sekali tertawa, tetapi merasa tidak pantas. Meski sederhana, langkah Juan perlu banyak keikhlasan.
"Kak Juan beli apaan, Nik?" tanyanya pada Niko yang asyik memainkan permainan di ponsel Kevin.
"Niko nggak tau."
"Biasanya lo beli apaan di toko?"
"Mbak Ina biasanya pesan sayur, buah, daging ...."
"Gue tanya lo, bukan Mbak Ina."
Niko mengangguk tanpa melihat ke arah Kevin. "Niko ke toko sama Kak Juan gantiin Mbak Ina."
"Iya aja udah biar cepet," ucap Kevin akhirnya, lalu mendengkus.
Anak yang masih mengenakan seragam abu-abu itu terbelalak saat melihat Juan kesulitan membawa tiga kantong belanjaan besar. Ia buru-buru keluar mobil dan menghampiri pengasuh kawan barunya tersebut. Niko pun menoleh dan mengamati mereka berdua. Permainan yang seharusnya mendapat poin tinggi langsung gagal karena terabaikan.
"Mau bantuin Kakak, Vin?"
Kevin mengangguk. "Sini, Kak."
Dibanding mempertanyakan untuk apa anak itu repot-repot menyusulnya, Juan menghargai inisiatif tersebut dengan memberikan kantong yang paling ringan. Kevin lekas mengambil alih dan berlari lebih dulu, sedangkan Juan menikmati nikmat Tuhan yang diturunkan siang ini. Masalah mobil yang akan basah--mungkin juga kotor--akan ia bersihkan nanti setelah pulang.
"Kenapa Kak Juan dan Kevin mandi hujan?" Niko mengerucutkan bibir.
"Karena Kakak nggak punya payung. Niko punya?"
Anak itu menggeleng. Bukan karena tidak punya, melainkan tidak tahu. Ia belum mencarinya.
"Kalau begitu, besok kita beli payung, ya. Biar pas hujan nggak bingung lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk the Line ✔
Teen FictionJuan tak lagi sekadar hidup setelah bertemu Niko, pengidap autisme yang baru kehilangan sosok ibunya. Hari-hari sebagai caregiver menuntunnya untuk mengenalkan dunia lama yang sempat terlupakan oleh anak itu. Melodi piano yang senada dengan perjalan...