DESA [2]

128 19 0
                                        

Kamar nomor 16, kamar yang diisi oleh Jisoo, Jennie, Rosè dan Lisa itu tampak sangat hening karena masing masing dari mereka sibuk dengan urusan nya sendiri.

"Kak, kalian semua pada penasaran gak sih sama tempat ini?" Tanya Rosè memulai percakapan dengan masih mengunyah camilan.

Mereka pun mulai merapat ke tempat tidur Rosè yang memang ada di tengah. Posisi kasur nya kurang lebih seperti ini. Jisoo yang paling pinggir diikuti Jennie di samping nya lalu ada Rosè  dan terakhir Lisa.

"Gue kira gue doang yang ngira tempat ini agak aneh." Sahut Lisa enteng dengan tangan yang membenarkan letak poni nya.

"Kalian nyadar gak sih, dari awal kita dateng aja tuh sepi banget tempat nya." Ujar Jennie ikut menyuarakan pikiran nya.

"Itu bukan nya wajar ya? Secara kan ini belum masuk waktu buat liburan." Bantah Jisoo

Jennie diam, "Tapi tempat ini emang agak aneh, gue gak tau apa yang mereka sembunyiin sampe kita di kasih peringatan kaya gitu." Lanjut Jisoo.

"Gimana kalo kita coba aja malem ini, Sana bilang kita gak boleh keluar dari jam 12 kan? Nah kita coba malem ini." Usul Lisa dengan seringai nya.

"Tapi gue takut." Balas Rosè yang raut wajah nya sudah pucat pasi.

"Yaelah Rosè santai aja kali lagian kita rame rame gak sendiri sendiri." Enteng Lisa seraya menaik turunkan alis nya.

"Lo pada ikut kan Kak?" Tanya Lisa menatap Jennie dan Jisoo

"Gue males tapi gue penasaran." Ujar Jennie yang di angguki Jisoo.

"Yaudah lah gass aja, gue gabut." Timpal Jisoo.

°'°'°'

Sedangakan di kamar dengan nomor 17 penuh dengan perdebatan antara Joy dan Yeri yang memperebutkan kamar mandi.

"Gue duluan yang mandi Yer, lu bocah ngalah nape." Ujar Joy yang sudah siap dengan peralatan mandi nya.

Yeri menggelengkan kepala nya tanda tak setuju, "Gak, enak aja. Gue duluan pokok nya. Kak Joy yang harus nya ngalah."

Tanpa mereka berdua sadari Wendy lebih dulu telah memasuki kamar mandi.

"Udah deh mending kalian berdua diem, kamar mandi nya juga udah di pake duluan sama Wendy." Ujar Seulgi jengah.

"HAH?!"  Kaget kedua nya.

"Mangkanya jangan debat mulu, keduluan kan." Sahut Irene yang sibuk dengan ponsel nya.

"Dia duluan yang ngajakin debat." Tunjuk Yeri pada Joy yang saat ini sedang memandangi seulgi bermain game.

"Lah, elu bocah yang ngajakin debat mulu. Pake nyalahin lagi." Joy tidak terima dengan apa yang Yeri sampaikan.

"Udah udah, berisik tau gak? Mending suit aja deh siapa yang duluan mandi." Usul Seulgi.

"Apaan sih bocah banget, tapi boleh lah."

°'°'°'

Hari sudah gelap saat matahari mulai tenggelam tergantikan dengan sinar rembulan yang samar samar.

Kesembilan gadis itu sudah duduk rapih di meja makan yang di sediakan oleh pihak penginapan.

"Silahkan mau makan apa?" Tanya pelayan

"Duh gue tiba tiba pengen nasi goreng deh." Celetuk Jisoo dengan wajah sedikit cemberut.

"Yaudah Nasi goreng 9, ikan bakar 9, puding mangga 5, puding kelapa 4, es jeruk nipis 9." Ujar Irene yang di angguki pelayan.

Setelah pelayan pergi, kini tersisa kesembilan gadis itu saja.

"Eh, kalian penasaran gak sih sama tempat ini?" Tanya Lisa memulai pembicaraan.

"Kenapa nanya begitu?" Tanya Irene dengan tatapan menyelidik.

Jennie berdehem, "Jadi gue, Lisa, Rosè sama Jisoo udah sepakat buat nyoba keluar nanti malem jam 12. Kita mau buktiin emang nya ada apa sih sama penginapan ini." Jelas nya.

Seulgi melotot dengan mata menatap tak percaya, "Lo pada gila? Kalo kalian kenapa napa gimana?"

"Itu sih jadi urusan belakangan, kalian gak pada penasaran emang nya?" Tanya Lisa sambil tersenyum miring.

"Sinting," Ujar Joy

"Tapi gue emang penasaran sih, jadi gue ikut kalian deh." Celetuk Yeri dengan enteng nya.

"Jangan gegabah. Soo, lo gak akan ikut sama mereka kan?" Tanya Wendy dengan menatap tajam pada Jisoo.

Yang di tatap hanya menampilkan senyum tipis nya, "Gue terpaksa ikut buat nemenin ni anak curut."

"Enak aja, kita bukan anak curut ya Kak." Protes Rosè tidak terima.

"Oke kalau itu mau kalian, kita bakal nyoba keluar jam 12 nanti malem tapi cuma sebentar abis itu masuk ke kamar masing masing." Ujar Irene dengan tegas.

"Gak bisa gitu dong Kak! Kalo ada apa apa sama kita gimana?" Tanya Seulgi tak terima dengan keputusan Irene.

"Trus lo mau biarin cuma mereka yang ngelakuin itu?" Tanya Irene balik.

"Ayolah Kak Seulgi, jangan bilang lo takut." Ejek Lisa dengan wajah menyebalkan nya.

Wajah Seulgi memerah, "Oke, Fine. Kita buktiin malem ini. Semua nya kumpul di kamar nomor 17."

Senyum Lisa makin lebar, "Nah gitu dong, ini baru Kak Seulgi."

"Gue gak sabar buat nanti malem." Ujar Yeri dengan senyum yang mengembang indah di wajah nya.

"Yah, berdoa aja semoga gak ada apa apa." Gumam Wendy.

Tbc

DESA | Blackvelvet [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang