Leonia diam mengamati para orang tua yang sedang berpesta didalam.
Mereka merayakan keberhasilan para penyihir yang membuat suatu benda. Entah apa itu.
Namun hanya ada empat keluarga yang berkumpul disini. Eperanto, Agriche, Lombardy dan Henituse.
Dan hanya laki-laki dewasa saja yang boleh berada disini.
Semuanya hadir minus para anak-anak. Lyold yang memilih ikut pesta teh ibunya, Dylan lagi jalan sama teman sekelasnya, Sky dan Benjamin yang sedang berlibur, Lucas dan Killian yang menggantikan pekerjaan Kakak mereka. Sedangkan Arendt mengurus beberapa hal dengan asisten menteri keuangan. Maklum, Cale kan menjabat sebagai menteri keuangan sekaligus duta besar Kekaisaran Eperanto.
Tentu saja Pesta ini khusus untuk para lelaki. Yang wanita mah punya urusan masing-masing. Lagian bahaya kalo yang ngumpul para bapak-bapak, bukannya pesta perayaan pasti ujung-ujungnya jadi pesta amer. Hadeh.
Yah, kecuali Leonia yang memang Ibu dan Kakaknya sedang pergi. Dia mengikuti ayah dan kakaknya pergi ke istana.
Bosan.
Ini para Ayah juga sebenernya pesta malah curhat sama Cale. Ujung-ujungnya saling curhat tentang kehidupan rumah tangga mereka.
Nama-nama istri keempat keluarga disebut-sebut hingga ratusan kali. Leonia bertanya-tanya apakah ibunya yang sedang liburan dan istri tiga orang lainnya sedang bersin saat ini.
Kakinya membawa dirinya ke tempat lain, tempat dimana kakaknya berada.
Gadis kecil manis berambut hitam itu melirik Kakaknya. Si rambut merah sibuk membicarakan berbagai permasalahan yang tidak Leonia mengerti. Terlalu banyak angka. Walaupun Leonia bisa mengerti, dia malas memahaminya.
Pandangannya beralih ke kue yang tinggal setengah piring. Saking lamanya dia sudah menghabiskan kue pie yang menumpuk.
Jalan-jalan saja deh.
Leonia berjalan keluar.
BRUK
Gadis kecil itu terkejut saat seorang anak menabraknya hingga ia terjatuh. Tapi seakan tidak bersalah anak laki-laki itu terus berjalan tidak peduli dengan Leonia.
"Hei. Kau tidak minta maaf?"
Anak laki-laki itu berbalik dan melihat Leonia. Kemudia tersenyum sinis.
"Kenapa aku harus?"
Dih, bocah prik. Batin Leonia.
"Etika harus dimiliki dalam kehidupan. Bagaimana bisa seseorang yang tidak memiliki etika masuk ke dalam istana Yang Mulia Raja. Aku hanya takut hal ini bisa membuatmu berada dalam masalah. Maka dari itu aku menyarankan belajarlah etika dulu sebelum sebuah eksekusi terjadi di Kerajaan."
"K-Kau-"
"Alangkah baiknya seorang anak kecil seperti anda tidak mengganggu rapat empat keluarga besar yang ada di ruang kerja Yang Mulia Raja. Sungguh suara bagai gonggongan anjing sangatlah membuat telinga sakit."
Anak laki-laki itu merah padam.
Leonia tersenyum kecil. "Dah."
Gadis kecil itu kembali berjalan. Dia berusaha terlihat anggun seperti yang dilakukan Ibu dan Kakaknya, namun badannya yang kecil malah membuat Leonia tampak menggemaskan.
Kaki kecil itu membawanya ke salah satu kebun milik Istana Kekaisaran, kebun favoritnya di istana.
Leonia mengerjap saat melihat sekelebat kuning-kuning mengambang di udara.
Apaan tuh?
Penasaran menguasai. Leonia bergerak menuju si kuning yang menarik perhatiannya.
Lalu penampakan seorang anak laki-laki muncul. Mata sewarna emerald, rambut pirang cerah, pakaian rapih dan pandangan bingung yang diarahkan pada Leonia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Aneh Tapi Cakep (BANGET)
FantasyKeluarga lintas Manhwa Pilihan Author Mungkin bakal lintas Manga, Manhua, Anime atau Kartun juga. Yang penting Fiksi. Warning!! OOC Bahasanya tidak jelas. Kadang baku, kadang gaul. Dilarang komen aneh-aneh. Soalnya karakter sama Authornya aja udah...